Dua Kota Yang Hancur

6.2K 638 27
                                    

Suara dentuman menggema di berbagai penjuru. Langit temaram yang indah kini di penuhi kilatan-kilatan cahaya yang terpantul dari jarak jauh layaknya petir. Aku hanya menatapnya dari hutan gelap ini tanpa bisa berbuat apa-apa. Bukan hanya Felix yang ku khawatirkan melainkan semuanya termasuk Axcel dan Tuan Za'.

Tanganku menyentuh tanah untuk membaca apa yang terjadi saat ini. Pikiranku terasa melesat jauh dengan kecepatan tinggi dan aku melihat aura-aura hitam berkelebat di udara dan sebuah gerbang dimensi yang menganga lebar. Para Qlue benar-benar datang dan mereka menyerang kota Harazh. Aku jadi ingat satu hal bahwa sasaran utama mereka adalah keluarga Reyneer dan kebetulan sekali tiga dari keluarga Reyneer berada di satu tempat. Meskipun Felix berasal dari keluarga Adalbrectha tapi sejarah di Loizh mencatat bahwa ia juga bagian dari keluarga Reyneer.

Aku melihat Dendez mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan para Qlue dan dia memakai Ulqi berwarna putih di tangannya. Aku tidak percaya ia bisa menggunakannya dan ini mengakibatkan kerusakan yang besar dalam sekali serang. Para Qlue yang terkena serangan itu perlahan mulai memudar dan hilang bersama angin. Kulihat para Una yang lenyap satu persatu meninggalkan jejak embun hitamnya di rerumputan. Perang ini kembali tertulis di sejarah Loizh dan itu terjadi pada detik ini.

Dendez masih bertahan dengan kemampuannya namun aku tahu itu tidak akan bertahan lama. Ulqi di tangannya menyerap energinya, persis sekali dengan yang kulihat saat Ulqi itu menyerap energi Alex di masa lalu. Semakin lama Ulqi yang ia gunakan semakin liar dan ia tidak bisa mengendalikannya. Dendez mengerang dan di saat itu pula para Qlue menyerbunya namun ia masih bisa melesatkan serangannya dengan apik meskipun tanpa kendali. Semakin lama Ulqi di tangannya semakin membesar seiring dengan energi yang di serapnya bertambah.

"Apa boleh buat! Ternyata Ulqi ini sangat merepotkan, semua ini gara-gara gadis Bumi itu!" Dendez memadamkan Ulqi di tangannya secara paksa dan menekan kekuatannya. "Enyahlah kalian bersamaku para Qlue terkutuk!"

Aku ingat Lyra pernah mengatakan jika Ulqi itu di padamkan dengan paksa maka ia akan meledak dan itu benar-benar terjadi. Dendez membuat Ulqinya meledak tanpa memikirkan jarak kota Harazh yang berada satu kilometer darinya beserta para Una di sekitarnya sedangkan ledakan itu mencapai raidus tiga puluh kilometer.

Tanah yang kusentuh bergetar dan langit temaram Loizh kini semakin menghitam akibat ledakan itu. Para pohon hitam di sekitarku mulai bergerak gelisah dengan bunyi berkeretak bahkan sampai dahan mereka patah, berbeda sekali dengan pohon hijau di dekatku yang masih kokoh dan tenang.

Pikiranku kembali melesat menuju lokasi kejadian. Dendez telah lenyap bersama dengan Una dan Qlue yang ada di sekitarnya. Kota Harazh yang terlindung kubah kini hancur dengan kelopak bunga yang berserakan bahkan sebagian dari mereka menghitam dan layu. Kota yang indah itu porak poranda dalam sekejap dan tampak kosong tanpa penghuni. Aku tidak meihat siapapun termasuk Felix dan Axcel dan itu membuatku semakin khawatir. Aku berusaha mencari jejak mereka dengan mengamati embun-embun yang ada dan aku sedikit merasa lega karena mereka tidak ada di sana.

Kini pikiranku melesat ke kota Zarakh yang sudah dalam posisi siaga. Para Qlue terus berdatangan dari gerbang dimensi, entah berapa jumlah mereka yang jelas sangat banyak sekali. Kota Zarakh tampak sepi dan hanya beberapa Una yang masih di sana. Pikiranku langsung melesat ke kota Lignum dan benar saja, mereka berkumpul di sana. Bukan hanya dari kota Zarakh tapi sebagian besar Una dari kota Harazh juga berada di tempat itu dan mereka sedang membentuk kekuatan di pimpin Tuan Za' dan juga Tuan Erick, mereka bekerjasama. Namun aku belum benar-benar merasa lega karena aku belum melihat keadaan Felix dan Axcel.

Pikiranku mengitari seluruh kota Lignum dan akhirnya aku melihat mereka berdiri berhadapan di dekat danau Sacris. Kini barulah aku benar-benar merasa lega.

Loizh III : ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang