THIRTEEN

1.7K 61 0
                                    

Aku selalu suka caramu mematahkan hati.
Kemudian pergi, seolah-olah tak ada apapun yang harus kau obati.

***

Saat ini Melody sedang berada di mobil milik Fauzi dan memakai jaket milik Fauzi.

Melody maupun Fauzi sama-sama diam hingga mobil yang dikendarai Fauzi sampai di depan rumah Melody.

Baru saja Melody ingin keluar tangannya dicekal oleh Fauzi. Melody menengok ke arah Fauzi dengan wajah datarnya.

Fauzi langsung menarik Melody dalam pelukannya.

Fauzi's POV

"Maaf Mel, kasih aku kesempatan untuk terakhir kali. Aku janji gak bakal yia-nyiain kesempatan ini" ucapku.

Untuk saat ini.

Cepat atau lambat Melody akan tau semuanya dan dia pasti akan meninggalkanku.

Maafkan aku Mel, aku selama ini cukup bodoh. Ku pikir dengan jauh dariku membuatmu bisa melupakanku. Tapi ternyata itu hanya menyakitimu.

Melihat Melody seperti ini hanya membuat rasa bersalahku semakin menjadi-jadi.

Aku melepaskan pelukanku dan menatap Melody dalam diam.

"Ku mohon, tetap disampingku apapun yang terjadi" ucapku memohon.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu"

Meskipun takdirku tak mungkin bersamamu.

Author's POV

Melody tak menjawab tapi dia mengangguk. Semoga keputusan yang diambil oleh Melody kali ini merupakan keputusan yang tepat.

"Masuk lah dan cepat ganti bajumu. Aku tak ingin kamu sakit" ucap Fauzi khawatir.

Melody menjawab ucapan Fauzi dengan anggukan dan senyuman.

Setelah melihat Melody sudah masuk ke dalam rumah Fauzi kemudian pergi menuju ke rumahnya.

"Astaga, Dek kamu kenapa?" Tanya Austin khawatir.

Austin menghampiri Melody yang sedang basah kuyup dan merangkul Melody untuk membantu menuju ke kamarnya.

Belum sempat menaiki tangga Austin merasakan Melody yang pingsan dan hampir saja jatuh kalau tidak ada tangan Austin yang menyangganya.

Austin menggendong Melody yang pingsan dan membawanya ke kamar Melody.

"MBOK!!" Teriak Austin.

Tak lama kemudian datanglah si mbok.

"Ada apa to den?" Tanya si mbok.

"Gantiin baju Melody saya mau keluar beli obat" ucap Austin menyuruh.

"Astaga, kenapa non Melody?" Tanya si mbok setelah melihat Melody yang sedang memejamkan mata dengan keadaan basah kuyup dan bibir yang sudah memucat.

"Udah mbok jangan banyak tanya" ucap Austin dan setelah itu pergi.

Setelah si mbok menggantikan baju Melody yang basah dengan baju yang baru. Si mbok mengambil air dingin dan waslap untuk mengompres Melody yang sedang demam.

"Eh aden" ucap mbok saat melihat Austin datang.

"Mbok mendingan istirahat biar aku aja yang jagain adek" perintah Austin.

Si mbok pun menuruti perintah Austin dan segera keluar dari kamar Melody.

"Dek" panggil Austin pelan sambil menepuk pipi Melody.

Melody tidak bangun tapi dia hanya meringis memegangi kepalanya.

Austin tidak tinggal diam dia membantu Melody bangun dari tidurnya dan menyodorkan obat yang sudah dibelinya tadi ke arah Melody. Setelah Melody meminum obat Austin membaringkan Melody lagi supaya bisa beristirahat.

Austin memandang melody khawatir. Austin telah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga Melody sewaktu orang tuannya pergi karena ada urusan mendadak tadi.

"Dek cepet sembuh ya? Jangan sakit lagi ya? Katanya kamu gak mau Kakak, Mamah, Papah, Eyang, sama Oppa sedih?" Ucap Austin kepada Melody yang sedang terlelap.

Melody memang anak sekaligus cucu kesayangan di keluarganya, maka dari itu jika hal buruk terjadi kepadanya semua orang akan khawatir.

Mamah calling 📞

Bagaimana adikmu?

Badannya masih panas mah.

Bawa saja ke rumah sakit.

Tapi mah, adek gak suka di rumah sakit.

Gak ada tapi-tapian kamu ingin adikmu sakitnya kambuh lagi?

Tidak mah.

Baru saja ditinggal beberapa jam kamu tidak becus menjaga adikmu.

Maaf mah.

Apa dengan maaf adikmu.bisa sembuh?

Tidak mah.

Kamu ingin adikmu di pindahkan ke Korea bersama oppa dan eyang?

Tidak maah.

Bawa dia ke rumah sakit biasanya. Mamah dan Papah sedang memesan tiket pesawat untuk kembali ke Jakarta.

Iya mah hati-hati.

Telfon pun dimatikan sepihak oleh orang tua Melody dan Austin.

Austin akan menerima apapun kemarahan kedua orang tuanya nanti jika di rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit banyak suster yang menghampiri Austin dengan membawa troli.

Setelah Melody masuk ke dalam UGD Austin menunggu Melody dengan cemas.

Tak beberapa lama kemudian pintu pun terbuka dan munculah dokter muda tampan.

"Bukannya gue udah bilang jangan buat dia tertekan, kesehatannya bisa menurun kapanpun, apa kalian tidak becus menjaga Melody saja? Kalau kalian tidak becus biarkan dia tinggal bersamaku" ucap Rio si dokter tampan tetapi setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti pisau yang sangat tajam.

Rio adalah dokter sekaligus anak dari Kakak Ibunya Melody. Melody memang sangat disukai dengan Rio. Jika ada yang berani menyakiti Melody siap-siap saja hidupnya tidak tenang.

"Maafkan aku Kak" ucap Austin menyesal.

BUG

"Brengsek, lebih kau membunuhnya dari pada menyiksanya seperti ini" omel Rio.

Austin hanya diam karna dia tau dia salah.

"Maaf dok, pasien terus memanggil nama 'Kak Austin'" ucap suster tiba.

"Permisi Kak" pamit Austin langsung masuk ruangan dimana Melody berada.

"Kak Austin" panggil Melody.

Austin yang dipanggil pun mendekat dengan senyuman lembut di wajahnya.

Melody langsung menarik Austin dan memeluknya erat. Sedangkan Austin membalas pelukan Melody sambil mengusap-usap kepala Melody dengan sayang.

***

Jangan lupa tinggalkan Vote, Commet, & Follow.

Makasihhh💕

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang