THIRTY FOUR

1.1K 40 17
                                    

Karena
Daun yang jatuh tidak pernah menyalahkan angin.

****

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang akhirnya Rio dapat menginjakkan kembali kakinya di rumah sakit yang dulu sempat mempekerjakannya.

Sebelum Rio masuk ke dalam rumah sakit tersebut ponselnya berbunyi dan muncullah nama Dr. Johan.

"Rio"

"Iya dok?"

"Ku dengar sekarang kau berada di Australia untuk menemui Dr. Kim?"

"Iya dok"

"Itu mungkin tidak mudah, aku tahu sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua di masa lalu. Aku kenal Dr. Kim juga karena dia rekanku. Dia bukanlah orang jahat. Aku tidak tahu apakah dia dokter yang baik, tapi dia pasti berbakat. Sebagai wali ayahmu, memohonlah dengan sungguh-sungguh dan sopan. Maka dia akan membuat keputusan yang bijaksana sebagai dokter"

"Iya dokter, terimakasih"

"Berterimakasihlah setelah adikmu lebih baik"

"Iya dok"

Setelah sambungan terputus Rio menuju ke rumah sakit tersebut dengan langkah yang tenang dan meyakinkan diri sendiri agar semua berjalan sesuai kemauannya.

Rio menarik nafas dalam-dalam menuju ke ruangan operasi untuk menemui Dr. Kim.

Dr. Kim terkejut dengan kedatangan Rio.

"Dr. Rio" ucap rekan Rio yang berada di belakang Dr. Kim.

"Sudah lama"

"Bagaimana kabar Anda?" Tanya Rio setelah menundukkan kepala hormat.

"Aku selalu sama. Ada apa kemari?"

"Saya ingin meminta tolong kepada Anda"

"Meminta tolong?"

Dr. Kim mengajak Rio keruangannya dan Rio mengikuti Dr. Kim dari belakang.

Banyak yang membicara kedatangan Rio ke rumah sakit. Karena semenjak Rio dikeluarkab dari rumah sakit Rio tidak pernah datang kembali.

Rio menceritakan bagaimana kondisi Fauzi kepada Dr. Kim.

"Tentu saja aku akan membantumu. Hidup adikmu memanglah sangat penting meskipun perbuatanmu memang memalukan, tapi melakukan operasi itu benar"

"Terima kasih"

"Sayangnya, aku tidak bisa meluangkan jadwalku karena sudah padat. Saat aku bekerja dengan dokter berbakat sepertimu aku bisa meluangkan satu atau dua hari. Namun, tidak mungkin aku melakukan itu sekarang"

"Profesor.."

"Kau harus mencari dokter lain" lalu Dr. Kim beranjak dari tempat duduknya.

"Tolong pertimbangkan sekli lagi" ucap Rio sambil menghadang Dr. Kim pergi.

"Aku merasa tidak enak, tapi aku tidak punya pilihan" ucap Dr. Kim.

"Profesor.."

"Kau harus pergi" ucap Dr. Kim setelah itu meninggalkan Rio.

Tapi belum sampai pintu Rio berlutut di belakang Dr. Kim sambil berucap "Saya mohon pada Anda".

Dr. Kim pun berhenti tapi tidak menengkok ke arah Rio.

"Saya mohon, profesor"

"Tolong selamatkan Adik saya"

Dr. Kim memutar badannya supaya bisa menghadap ke Rio yang masih berlutut.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang