0.6

12.7K 853 15
                                    

Sinar mentari pagi memberi Sisi kenyamanan dia bergelung dalam pelukan suaminya, nothing tak terjadi apa-apa mereka tidur dalam konteks tidur seharusnya, mereka hanya berpelukan sepanjang malam.

Sisi mengerjapkan matanya, dia mendongak melihat Digo tidur dengan lelap, matanya menutup damai, gadis itu membawa tanganya kedalam dada bidang suaminya, meneliti wajah pria itu, senyum kecilnya terbit melihat bulu mata pria itu yang lentik.

Tidak heran jika Digo mempunyai predikat playboy Sisi akui pria itu tergolong tampan, saking tampannya Sisi menganggap suaminya itu cantik, bulu mata pria itu bergerak. Dengan cepat Sisi kembali menutup matanya, berharap Digo tidak menyadari apa yang tadi di lakukan.

Digo meyunggingkan senyumnya dan mencubit hidung mungil istrinya, "Hei bangun tukang tidur" Sisi mengintip di sebelah matanya dan menyunggingkan senyum, "Aku sudah bangun" Sisi memeletkan lidah dan beranjak duduk belum tubuhnya itu beranjak Digo kembali membawa tubuh Sisi kedalam pelukanya.

"Mandi kita bulan madu" ucapnya pelan dan mengecup pipi tembam istrinya, lalu menyingkap selimut yang membungkus tubuh mereka.

"Bulan madu?" Tanya Sisi tergagap ketika pria itu memasuki kamar mandi, senyumnya mengembang mungkin Digo bukan pria yang dicintainya tapi Sisi merasa beruntung telah menikahinya.

Paling tidak yang dijadikan suami itu menganggapnya seorang istri, bukan seperti wanita-wanita dalam novel yang menyedihkan, dia cepat membersihkan diri di kamar mandi luar dan mengikuti suaminya.

Digo ternyata sudah siap menggunakan kaos dan celana pendek pria itu terlihat lebih muda dan santai tentu saja tampan itu sudah jelas, tanganya sibuk berbicara dengan seseorang di telfon, Sisi menaikan bahunya acuh, tak ada persiapan yang mereka lakukan toh mau apapun mereka tinggal beli di tempat tujuan.

Digo berpaling kearah istrinya yang turun dari undakan tangga Sisi terlihat lebih fresh menggunakan dress berwarna biru laut. Make up yang digunakan Sisi juga tidak terlihat tebal Digo merasa istrinya itu cantik. Sangat cantik malah.

"Sudah siap?" Pria itu berjalan kearah Sisi dan mengulurkan tanganya. Sisi mengangguk dan membalas uluran tangan suaminya, mereka sampai di depan sopirnya sudah membukakan pintu mobil menunggu sang majikan.

"Kemana?"

"Nanti kamu juga tau, ayo masuk kita bisa ketinggalan pesawat sayang" balasan Digo membuat Sisi memutar bola matanya, enak saja dia tidak akan mungkin masuk kedalam perangkap seorang playboy.

"Sayang pala peyang" sungut Sisi dan memasuki mobil dengan kesal, Digo hanya meggelengkan kepalanya, benar-benar wanita aneh.

Mobil mereka sampai di bandara, kebetulan dari apartemen Digo memang tidak jauh, pria itu beralih kearah istrinya yang sibuk menatap keluar jendela mobil, syukurlah dari tadi dirinya ada pekerjaan yang harus di kerjakan jadi dia sedikit sibuk, tapi ini tidak masuk akal Sisi bukankah wanita sibuk dan mempunyai perusahaan dia terlihat santai dan tidak terlalu sibuk mungkin Digo harus tau rahasianya.

Belum pria itu meminta Sisi turun, istrinya mendapat panggilan telfon, Sisi dengan cepat mengangkatnya.

"Hallo Nick"

--------

"Biarkan saja, aku tidak ingin menemuinya"

---------

"Jangan bodoh Nick,  kamu tahu perusahaan mereka, mereka hanya perusahaan asing yang tidak jauh baik dari perusahaan kita, batalkan dan tolong simpan berkas itu di meja"

Sisi mematikan telfonnya dan tersadar melihat suaminya sudah tidak sibuk dengan laptop mereka juga terlihat sudah sampai bandara.

"Kamu gamau turun?"

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang