2.5

11.4K 895 39
                                    

Kakak dan keponakan Digo berlari di rumah sakit, pria itu masih menutup wajahnya menggunakan tangan, lelah sekaligus khawatir tiga puluh menit yang lalu dia mendatangani berkas untuk mengeluarkan janin dalam kandungan istrinya.

Rasa bersalah menggerogoti hatinya, "Papap" suara Intan membuat Digo tersadar dan melihat kakak dan keponakanya itu menghampirinya.

"Bagaimana keadaan Sisi?"

"Masih di dalam ka. Dia kekurangan darah" Digo berucap pasrah. Dia memang tidak menangis tapi kakaknya tau hati adiknya itu sangat ketakutan.

"Semoga ada ke ajaiban, kamu mengingatnya?"

Pertanyaan kakaknya itu membuat Digo mengangguk, "Aku mengingat semuanya kak, Chelsea.."

"Dia dirumah sakit bahunya tertembak, tapi polisi mengawasinya"

"Apa yang terjadi sebenarnya dengan dia?" Pria itu menghembuskan nafasnya, mengapa Chelsea yang di sangkanya orang baik menjadi mosnter.

"Dia mengancam istri kamu, dia juga telah menipu keluarga kita, terlebih dia sangat tergila-gila padamu" ucapan kakaknya membuat Digo menghembuskan nafasnya.

"Aku gak menyangka dia sepicik itu"

"Semua orang bisa berubah Digo, apalagi karena uang dan cinta, dua kata itu sangat berbahaya bagi orang yang tidak mempunyai iman yang kuat, kali ini Chelsea menyakiti Sisi, entah apa yang akan dia lakukan jika dia masih saja di ampuni, jadi kakak minta bertindaklah tegas untuk urusan ini, meskipun wanita itu telah menolongmu dulu" terang sang kakak.

Digo hanya bisa mengangguk, dia mengingat bagaimana seorang wanita menolongnya ketika dia pingsan karena orang-orang tak bertanggung jawab.

10 tahun yang lalu

Digo yang berumur 16 tahun berlari karena kejaran preman. Cowok berseragam SMA itu terengah.

"Lewat sini kak" bisik gadis mungil imut di belakangnya. membuat Digo dengan cepat memasuki satu gang kecil dengan gadis beruasi 10 tahun dia memakai baju SD.

"Kamu sedang apa disini?" Tanya Digo heran suasana disana sangat sepi.

"Sssuuuutt aku juga di kejar-kejar preman itu" ucap gadis mungil di samping Digo.

"Mereka sudah pergi sepertinya" ucap Digo. Dari sejak itu dia seperti pedofil yang menyukai gadis SD.

Gadis itu tak pernah menghilang dari kepalanya bahkan dia berpikir gadis itu jodohnya.

"Ini topi buat kamu" ucap Digo begitu saja membuat gadis itu melongo.

"Hah?"

"Iya buat tanda kalau kakak berterimakasih sama kamu, jangan sampai hilang kakak pasti akan menemui kamu kelak" ucapan Digo membuat gadis mungil itu mengangguk.

"Kalau begitu" dia membuka jepitan berwarna pink dari rambutnya yang terkuncir. "Ini juga buat kakak, biar aku tau kalau kita pernah bertemu" ucapnya dengan lucu.

Gadis mungil itu selalu berharap jika cowok berseragam SMA itu kelak mendatanginya.

Mereka saling melambaikan tangan ketika berpisah, tapi sayang topi yang di gemgam gadis mungil itu terjatuh begitu saja ketika dia menaiki mobilnya.

Chelsea tidak tau itu kesialan atau bukan menemukan topi bergambar power ranger merah ketika dia berjalan, dan tiba-tiba seorang anak SMA mendatanginya menggunakan motor besar khas cowok-cowok keren.

"Kamu belum pulang? Aku lupa nama kamu siapa?" Tanya Digo dengan penasaran. Chelsea yang bingung hanya bisa melongo.

"Hei adik kecil nama kamu siapa?" Tanya Digo dengan sedikit menyadarkan bocah kecil itu yang terpesona kearahnya.

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang