1.9

8.2K 678 14
                                    

Singapura 2017

Wanita cantik berbalut dres berwarna biru memilih beberapa susu hamil, Roman dengan tenang menunggu sahabatnya.

"Masih mual ga sekarang?"

"Udah gak terlalu ko, kamu mau beli stok persediaan makanan ga?" Roman mengangguk dia membawa trolly belanja menunggu Sisi memilih bahan-bahan untuk memasak. Mereka sepakat mengganti sebutan menjadi aku kamu karena Sisi yang akan menjadi seorang ibu, rasanya kurang cocok untuk menggunakan kata gue elo menurut mereka.

"Teman kuliah kamu jadi ke apartemen?"

"Iya tapi kamu gaperlu masak ya Si. Biar bibi aja yang masak" balas Roman, gadis itu tersenyum. "Ga apa-apa biar aku yang masak, kan aku udah pernah bilang. Karena bawaan bayi aku jadi suka masak" balas Sisi.

"Ya tapi jangan cape-cape juga"

"Yee kamu perhatian banget" Sisi memilih beberapa susu dengan telaten, sedangkan Roman menaikan bahunya.

"Pokoknya jangan cape-cape, aku cari sesuatu dulu disana" ucapan Roman di respon anggukan oleh Sisi, wanita itu masih memilih Susu hamil merasa bingung, akhir-akhir ini dia tidak menyukai strawberry susu itu membuatnya mual.

"Cari susu hamil ya?"

Suara berat membuat Sisi tertegun, dia menajamkan telinganya, tidak mungkin. bukan dia pasti bukan dia batinnya.

Sisi berpaling kearah samping tubuhnya terpaku, pria yang selalu dirindukanya selama berbulan-bulan kebelakang ada di sampingnya, wajahnya terlihat rapih dan bersih.

"Masih muda sudah jadi ibu muda ya? Pasti senang"

"Papapp ayo tante Chelsea sama mom udah nunggu di mobil, aku udah ko beli es klimnya" suata Intan membuat Digo terkekeh dan berpaling kearah Intan, gadis kecil itu menatap Sisi dengan senyum merekah.

"Tante Sisi?"

Sisi tersadar dan menelan ludahnya, dia menatap Intan dengan tatapan sendu, ternyata benar dia pria itu, pria yang telah merebut hatinya.

"Tante ada di Singapul juga ya? Tante papap sakit. Papap jadi ga ingat sama aku, papap juga lagi belobat sama doktel disini" beo bocah kecil itu membuat Sisi menjatuhkan air matanya.

"Intan kenal tante ini?" Tanya Digo terkejut.

"Iya itu tante Sisi, iya kan tant?" Tanya Intan tak mau kalah.

"Maaf sepertinya anak anda salah orang" ucap Sisi dengan tergesa dia berjalan meninggalkan pria dan anak kecil itu yang kebingungan.

"Ko lali pap?" Tanya Intan bingung, membuat Digo juga merasa heran, hatinya entah mengapa tiba-tiba ingin menyapa wanita anggun tadi.

"Mungkin kamu salah orang sayang" Digo mengangkat Intan kedalam gendonganya, "udah beli es krimnya?" Tanyanya.

"Udah ko, yuk bayal pap"

"Iya sayang iya" ucap Digo gemas, beruntung Intan gampang teralihkan dengan es krim.

Digo masih bingung dengan wanita tadi dia seperti pernah melihatnya tapi entahlah. Mana mungkin bukankah dirinya itu tinggal di jakarta dan beristirahat di bali, dia juga tak pernah kuliah di Singapura menurut ijazah sekolahnya. 

"Sudah selesai?" Tanya Roman, membuat wanita itu sedikit terkejut.

"Hei are you oke?" Roman mengernyit ketika melihat mata sisi yang merah.

"Kamu nangis?" Sisi dengan cepat menggelengkan kepalanya dan membereskan belanjaan.

"Aku kelilipan tadi, kamu udah beli semuanya? Kita bayar langsung aja ya?"

"Udah ko. Yaudah ayo bayar" Roman meraih bahu Sisi dan membawanya ketempat kasir, Sisi masih memperhatikan Digo dan Intan yang ikut mengantri beberapa langkah darinya, pria itu terlihat sudah sembuh sayang dia melupakan dirinya, memang harusnya begitu dimana mereka tak pernah menjadi kita.

Digo tak sengaja berpaling kearah wanita tadi lalu dia tersenyum menganggukan kepalanya, ada rasa hangat setiap dia melihat wanita mungil itu, entahlah senyumnya seperti membawa kesejukan untuk hatinya.

Sisi juga mau tak mau membalas senyum Digo, biarlah seperti ini menjadi orang lain yang saling tak mengenal, sejujurnya hatinya sakit dan rasa rindu itu kembali datang terlebih bayi dalam kandungannya terlihat merindukan ayahnya.

***

"Jadi adik saya harus kontrol dua minggu sekali dok?" Tanya kakaknya.

Digo masih memijat keningnya akhir-akhir ini dia sedikit mengingat, ternyata itu hanya shok dan mengakibatkan Digo melupakan kejadian beberapa tahun kebelakang.

"Iya pasien harus sering terapi, lagi pula beliau sedikit demi sedikit mengingat orang-orang di sekitarnya, dia shok beruntung tidak ada cacat atau hal lain yang berakibat fatal"

"Apa dia bisa mengingat semuanya?" Tanya Chelsea sedikit khawatir.

"Bisa, tapi butuh waktu, beliau ini Shok berat di tambah alkohol yang di minumnya sebelum kejadian berlangsung mempengaruhi kerja otaknya"

Digo mengernyit ketika dokter menjelaskan, "Jadi saya minum alkohol dok?" Tanya Digo penasaran.

"Menurut hasil dokter yang dulu menangani anda. Di sini tertulis Anda jatuh dari lantai dua dalam keadaan mabuk, sayangi tubuh anda pak, bagaimana kalau anda punya anak dan istri. Perasaan mereka pasti akan terpukul" Digo tertegun mendengar jawaban dokter di depannya.

Anak dan istri? Kenapa aku merasa mempunyainya? Bukankah hanya seorang tunangan? 

"Anda termasuk orang beruntung" ucap sang dokter, Chelsea dan kakaknya tersenyum canggung dan Digo masih berpikir keras, ya benar Chelsea kekasihnya hanya itu yang di ingatnya sementara ini, tak mungkin sekali dia mempunyai isteri.

"Baiklah kalau begitu terimakasih dok, kami akan datang kembali dua minggu kedepan"

"Sama-sama tuan, semoga cepat sembuh dan cepat mengingat orang-orang yang berarti untuk anda" balas dokter yang menangani Digo.

Mereka tersenyum, dan Chelsea menegang, itu tak akan pernah terjadi Digo tidak akan pernah mengingat istrinya, karena hanya dirinya yang harus di ingat.

***

Pantry milik Roman berserakan, Sisi sedang memasak tentu saja, wanita itu terlihat bersemangat membuat wafle.

"Masak lagi ya?" Roman menumpukan tangannya di dalam atas dagu melihat Sisi asik mencampurkan bahan makanan.

"Yaps"

"Rasanya pasti manis"

"Ya kali ada rasa kue asin" Sisi mendelik, dia berusaha tidak mengingat suaminya itu, entahlah sejak kejadian tadi Sisi selalu mengingat hal-hal yang di laluinya bersama Digo, entah pria itu yang selalu jahil dari semenjak menikah, atau saat membawanya bulan madu, semua seperti mimpi, tapi jika itu semua mimpi lalu bagaimana dengan anak yang di kandungnya?

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang