0.7

11.3K 823 14
                                    

Digo tersenyum melihat Sisi bermain air laut yang luas, bulan madu mereka tentu saja sangat menyenangkan, melihat Sisi tersenyum setidaknya Digo tidak akan semakin merasa bersalah pada wanita cantik yang di nikahinya itu.

Digo berjalan menghampiri istrinya dan memeluknya dari arah belakang, tubuh istrinya itu menegang, "Kita lanjutkan perjalanannya sayang" Sisi menghembuskan nafasnya pelan. harusnya dia tidak memberi celah untuk Digo dia seperti sedang bermimpi indah.

Mempunyai suami yang tampan, dan penuh perhatian, memujanya dengan sepenuh hati, Sisi mencoba menangkup tangan suaminya dan berpaling kearah Digo.

Suaminya itu menjadikan pundak Sisi tumpuan dagunya, Sisi tak sengaja mengecup pipi suaminya, membuat Digo menyeringai melihat wajah istrinya yang berubah merah.

"Kamu malu?" Istrinya itu dengan cepat melepaskan pelukan Digo dan memakai kaca mata hitamnya, "Ayo berangkat" dia berjalan mendahului Digo yang masih memasang senyum menawan, "Kamu lucu kalau malu-malu meong gitu" Digo ikut berjalan di belakang menghampiri mobilnya.

"Kamu pikir aku kucing?" Sisi berpaling dan menatap sebal kearah Digo.

"Emang--- kamu kan kucing persia. cuman aku yang punya" Sisi memutar bola mata matanya, dan mencubit Digo dengan keras.

"Aw--- ini KDRT ya" pria itu cepat melihat cubitan Sisi.

"Sakit? Sorry-sorry aku ga sengaja" Sisi melihat ulahnya dengan cepat, Digo tersenyum hatinya menghangat pandanganya terjatuh kearah Sisi rambutnya berjatuhan ke arah depan karena angin pantai yang sejuk, perlahan tangan Digo meraih rambut istrinya membawa rambut itu ke arah belakang menatap seluruh wajah Sisi yang cantik.

"Kenapa sih liatin aku?" Sisi mengangkat wajahnya dan ikut memandang pria didepanya, Digo tersenyum "Kamu cantik" ucapnya replek, Sisi menaikan alisnya dan membalas senyum Digo.

"Suaminya ko jelek ya?" Kekeh Sisi, Digo tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Kamu orang pertama yang mengucapkan kata-kata seperti itu" wajahnya menunjukan raut terluka dengan nada sedih.

"O---ya? Terus kamu mau ngapain?" Sisi semakin mendekatkan wajahnya tepat di depan suaminya sampai hembusan nafas mint Digo terhirup.

"Terus sekarang kita harus pergi" Digo menarik wajahnya dan mencubit pipi Sisi dengan gemas, seolah membalas apa yang di lakukan istrinya tadi.

"Aw--- ini sakit" sungut Sisi sebal, tapi tak urung memasuki mobil sport milik suaminya, mereka saling melempar senyum ketika di dalam mobil merasa apa yang di lakukan mereka itu hal konyol.

***

"Papah kapan sampainya si nek" Intan menatap neneknya dengan wajah tak sabar.

"Kamu makan dulu nanti papah bawa boneka buat Intan" balas wanita paruh baya yang menyiapkan makanan, Neneknya itu tersenyum melihat keponakan Digo yang sangat menggemaskan.

"Intan nanti Panggil papah om ya"

"Ko gitu? Intan gaboleh panggil papah lagi?" Tanya gadis kecil itu dengan wajah kecewa.

"Nanti papah bawa istrinya, gaenak kalau kamu panggil papah" balas ibunya dengan tenang memberi pengertian. 

"Gamau, itukan papah Intan satu-satunya gaboleh ada yang ambil papah Digo dari Intan" ucapan Intan membuat wanita tua disana tersenyum kembali.

"Nina tak apa-apa nenek yakin Sisi gadis yang baik tidak mungkin Istri Digo itu wanita jahat, lagipula dia pasti mengerti"

"Tapi mom nanti---"

"Sudahlah lebih baik kamu siapkan makanan sebelum mereka sampai" ucap Neneknya.

"Baiklah kalau begitu" Nina mengangguk dan menatap nanar kearah Intan gadis kecil itu selalu menginginkan seorang ayah.

Digo membawa Sisi masuk gerbang rumah sederhana, tidak di bilang sederhana juga karena rumah ini cukup luas.

"Kita sudah sampai" ucap Digo ketika Sisi masih menatap keluar jendela, "Udah nyampe?" gadis itu meregangkan ototnya setelah beberapa jam di perjalanan akhirnya sampai juga, jauh juga ternyata.

Digo tersenyum melihat istrinya, dia keluar dan membuka pintu mobil diarah Sisi mempersilahkan istrinya keluar.

"Rumah si--"

"Papaaaaahhhh" teriakan anak kecil membuat Digo berpaling cepat kearah Intan. Sisi mematung apa tadi anak itu bilang papah? Jadi Digo sudah mempunyai anak? Pria itu sudah pernah menikah?

"Intan come on sayang, papah kenalin kamu sama istri papah" ucapan Digo membuat Sisi menganga pria itu akan mengenalkan anak kecil itu padanya? Apa dia sudah gila, ternyata selain playboy Digo juga seorang Duda.

"Apa yang kamu pikirkan di kepala cantik kamu itu? Ini keponakanku Intan namanya, ayo Intan kasih salam ke mamah Sisi" ucap Digo santai.

"Jadi intan punya mamah dua ya pap?" Sisi dengan cepat menelan ludahnya lalu mengucapkan kata O dengan pelan, keponakan ternyata Sisi kira gadis kecil itu anak Digo mereka sangat mirip soalnya.

"Iya sayang" Intan mengulurkan tanganya ke arah Sisi, yang di balas dengan uluran tangan oleh Sisi, Digo membawa Intan kedalam pelukanya dan mengecup pipinya.

Sisi tersenyum lembut ternyata Digo lelaki penyayang dan suka anak kecil buktinya dia sangat akrab dengan keponakannya. Setelah menggendong intan pria itu berbalik kebelakang melihat Sisi yang masih menunjukkan rasa heran, Digo berjalan kearah istrinya lalu menggemgam tangan mungil Sisi perlakuan Digo membuat Sisi tersadar dan merasa malu ketika melihat pria itu menggendong anak kecil dan tanpa repot menggemgam tangannya masuk.

"Masuk sayang" itulah kata-kata yang diucapkan Digo, untuk kali ini bolehkah Sisi merasa diinginkan?

***

Saya bakal hiatus, tapi gak lama ada tugas kuliah banyak banget semacam pkl lagi gitu, jadi maaf sepertinya cerita ini ga akan lanjut untuk waktu yang sebentar. Miss you. Mohon maaf ya :)

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang