2.0

9K 756 41
                                    

Digo menggeret koper Chelsea ke bandara, sebenarnya Chelsea tak mengizinkan kekasihnya tinggal di singapura sendiri, tapi karena citra baik yang harus di jaganya dan dia banyak urusan pula di jakarta dia tak menemaninya.

Terlebih ada kakak Digo dan Intan yang ikut menjaga Digo, jadi dia harus memberikan kesan baik pada kelurga Digo.

"Aku pasti jengukin kamu secepatnya" ucap Chelsea, pria itu tersenyum dan mengangguk.

"Iya aku tau, cepat kembali, jangan terlalu memikirkan aku ya?" Jawaban Digo membuat Chelsea mengangguk dan tersenyum, jelas saja dia mati-matian meminta keluarga Digo untuk di rawat di bali dan singapura, yang pasti tidak di jakarta dia tak ingin Digo bertemu dengan istrinya. Bisa berabe semua, kalau begini mereka itu beda negara dan Chelsea tidak khawatir jika Digo keluar ataupun pergi ke tempat ramai, tidak akan ada Sisi disini pikirnya.

"Kamu juga jangan terlalu banyak berpikir, jangan terlalu terpaksa pengen sembuh, lagian di hidup kamu itu cuman ada aku" ucapan Chelsea membuat Digo sekali lagi mengangguk seperti orang bodoh.

"Aku pergi, kalau landing nanti aku kabarin" Digo tersenyum dan kembali mengangguk melambaikan tangannya.

"Hati-hati Chel" ucapnya.

***

Roman melihat Sisi dengan raut wajah menyesal, dan di balas bermacam ekspresi oleh wanita itu.

"Maafin aku ya gabisa nemenin kamu latihan yoga hamil"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maafin aku ya gabisa nemenin kamu latihan yoga hamil"

"Aku ga apa-apa ko Roman, serius deh kamu gausah gaenak kaya gitu"

"Abis aku kan ga tega liat orang-orang sama suaminya" Roman menatap Sisi menyesal. Jika saja dia tidak memiliki urusan di kantor mungkin dia akan menemani wanita cantik di sampingnya.

"Ya tuhan... kamu itu udah kuliah, kerja juga masih aja mikirin aku, aku bisa sendiri ko, lagi pula di dalam nanti pasti banyak ibu hamil Roman"

"Tapi mereka sama suaminya"

"Siapa bilang? Banyak ko yang ga sama suaminya" begitulah selalu ada saja perdebatan-perdebatan kecil di hubungan persahabatan mereka.

"Aku turun ya? Kamu gausah terlalu khawatir deh, aku ini hamil bukan sakit" ucap Sisi kesal dia mencabikan bibirnya.

"Iya aku tahu, yaudah aku temenin masuk kedalam" ucap Roman dengan tenang membuat Sisi mengangguk dan tersenyum. sahabatnya itu selalu berlebihan untuk menjaganya.

***

Digo menelfon kakaknya dengan tampang bingung, pasalnya pria itu akan terapi tapi malah memasuki ruang senam ibu hamil terlihat sangat aneh bukan.

"Hallo ka,ini salah kayaknya. tempat terapinya ko tempat ibu hamil?"

.....

"Iya serius mana banyak yang liatin aku lagi disini"

.....

"Ya aku tanya sama penjaganya kalau gitu" ucapan Digo terhenti ketika wanita yang di temuinya kemarin sedang datang menggunakan dress merah. Wajahnya terlihat sangat cantik.

Digo dengan cepat berjalan menghampiri wanita itu lagi, "Mba orang indonesia yang kemaren ya?" Wanita itu terkejut dan menatap Digo shok.

Sisi bingung tentu saja, kenapa pria itu selalu ada dimana-mana padahal dia pergi ke singapura untuk menjauhinya. Ini malah bertemu lagi, dan apa-apaan itu baju putihnya benar-benar membuat Sisi menelan ludahnya, ini bukan hormon kehamilan kan? Pikirnya.

"Kamu?" Tanya Sisi bingung.

"Ah iya kita belum berkenalan saya lupa, saya Digo" pria itu mengulurkan tanganya. Membuat Sisi tertegun dan bingung, yatuhan apa yang ada di otak pria itu, wanita itu tersenyum dan terpaksa membalas uluran tangan pria didepanya.

"Sisi" suara wanita itu sangat merdu membuat Digo tersenyum dan ada rasa hangat di dadanya, tangan besar itu menjabat tangan mungil Sisi begitu pas dan Digo merasa wanita itu cantik dengan auranya sendiri.

"Ngomong-ngomong mau Yoga?" Tanya Digo bingung, membuat Sisi sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Ya, kamu nunggu siapa disini?" Jawab Sisi sedikit heran, apa Chelsea hamil? Tapi mana mungkin.

"Saya salah masuk ruang terapi" Digo menggaruk kepalanya yang tidak gatal membuat Sisi tersenyum merekah, oh ternyata pria itu salah masuk.

"Dan kebetulan saya ga terlalu tabuhu singapura" ucap Digo lagi dengan malu.

"Oh" Sisi mengangguk mengerti, "Kamu perlu bantuan?" Tanya wanita itu sedikit heran, semoga saja Digo tidak mengingatnya dan untuk kali ini biarlah dia mengikuti apa kata hati dan bayinya.

"Iya, tapi kalau kamu ga repot saya bisa menemani kamu yoga, setelah itu mencari terapi saya, kebetulan saya memang belum tahu terapi yang di sarankan kakak saya" ucapan Digo membuat Sisi terbengong, apa katanya menemaninya Yoga?

"Kamu serius? Eh maksud saya biar saya bantu kamu saja dulu, saya bisa yoga lain kali" jawab Sisi cepat.

"Gak apa-apa saya bisa menemanikamu Yoga dulu, biat impas ga enak kalau saya yang minta bantuan sendiri" Sisi menjadi bingung sendiri, dia menggaruk kepalanya dan komandan Yoga nya sudah memintanya masuk.

"Baiklah kalau begitu, kamu bisa menemani saya di dalam" jawab Sisi merasa tidak enak, memang apa? Digo tidak mengenalnya bukan? Tapi kenapa pria itu ingin meminta bantuanya? Berhubung dia baik jadi ya tidak masalah.

Digo mengangguk, dan Sisi masuk di ikuti pria itu, semua orang berbisik-bisik ternyata pria yang di puja mereka menemani istrinya pikirnya kecewa.

Sisi tersenyum canggung, begitupula Digo, Instruktur mereka pertama melatih ibu hamil dengan gerakan pelan selanjutnya mereka meminta suami mereka ikut bergabung membuat Sisi bingung.

"Itu suaminya kan? Ayo mas bantu istrinya" ucap salah seorang ibu hamil disana, Digo bingung tentu saja.

"Eh---" ucap Sisi bingung, ketika Digo berjalan mendekatinya.

"Eh gausah kamu bisa tunggu disana saja"

"Ga apa-apa aku bisa bantu kamu" jawab Digo pria itu meraih tangan Sisi mengikuti instruksi struktur disana membuat jantung Sisi berdebar ketika mereka berdekatan ya tuhan mana bisa move on kalau kaya gini caranya pikirnya.

Digo menangkup tangan mungil Sisi perlahan dan mengikuti instruksi dengan telaten seakan dirinya itu suami Sisi, entahlah Digo merasa bahagia melakukan semua ini, padahal dia tau mereka tidak saling mengenal tapi hatinya seperti dekat sangat dengan bahkan dengan wanita di depannya.

Sisi yang malu-malu meskipun sedang berbadan dua, Sisi yang imut membuat Digo merekahkan seyumnya, entah pikiran dari mana tapi dia sangat-sangat bahagia.

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang