1.5

10.1K 745 19
                                    

Kalau lupa boleh baca part sebelumnya

***

"Hari ini Nona Sisi sudah boleh pulang pak Digo" ucapan dokter kandungan yang menangani istrinya itu membuat Digo tersenyum. Akhirnya istrinya bisa di bawa pulang terlebih Sisi selalu merengek karena bau rumah sakit.

"Kamu sudah boleh pulang" Digo meraih tangan Sisi dan menggemgamnya erat membuat wajah istrinya berubah memerah malu.

Suaminya itu menepati janji dan dia terus berada di samping Sisi sepulang kerja ataupun hari libur dia akan berada di dekat sang istri.

"Bagaimana dengan ayah dan bunda?" Sisi berpaling kearah Digo, pria itu tersenyum lalu mengecup puncak kepala istrinya.

"Mereka akan menjemput kita sebentar lagi"

"Apa ga ngerepotin?"

"Justru mereka yang sangat antusias mendengar kamu bisa pulang sayang"

"Benarkah?"

"Tentu saja, mereka sangat menyayangi menantu cerewetnya ini" Digo mencubit hidung mancung istrinya dengan gemas.

"Harusnya mereka tahu ada wanita lain yang ingin kamu jadikan istri selain aku" ucapan Sisi membuat Digo tersentak.

"Sudahlah kita nikmati sisa waktu kita, bukankah ini kemauan anak kita sayang?"

Wanita itu hanya tersenyum meringgis dan mengangguk "Apa boleh aku menginginkan lebih Digo? Menginginkan semua ini akan terjadi selamanya?" Batin Sisi.

***

Mobil keluarga Digo telah sampai di depan rumah mewah kediaman keluarga Syarief, suaminya itu memapahnya dengan perlahan.

Ibu mertuanya tak terhenti tersenyum senang melihat anak dan menantunya terlihat sangat bahagia, terlebih Digo. bundanya itu tak pernah melihat Digo sebahagia itu semenjak kepergian kakaknya yang hamil di luar nikah beberapa tahun lalu.

"Kamar kalian di lantai satu, kamu sedang mengandung Bunda tak ingin kamu sering naik tangga sayang" mertuanya itu membuka pintu kamar bercat putih, kamar itu luas cukup nyaman.

"Terimakasih Bunda, Sisi suka" jawaban Sisi membuat Digo tersenyum kearah bundanya, dia memapah Sisi masuk dan merebahkan tubuh mungilnya di dalam tempat tidur.

"Masih mual sayang?"

"Engga ko bunda, sekarang sudah normal"

"Kamu ngidam apa? Mau bunda belikan sesuatu?"

Sisi tersenyum dan kembali menggeleng, ya tuhan dia sangat menyukai orang tua Digo, mertuanya itu sangat perduli kepadanya.

"Kalau begitu kamu istirahat, nanti panggil bunda kalau ada apa-apa, Asih juga untuk sementara berada disini untuk menjaga kamu khusus" ucap mertuanya.

"Terimakasih bunda"

"Apapun untuk kamu sayang, jaga kesehatanmu" mertuanya itu tersenyum lalu berjalan keluar meninggalkanya berdua bersama Digo yang sudah melepas dasinya.

Pria itu terlihat lelah. Seperti orang kurang tidur, dan Sisi merasa bersalah karena dirinya Digo menjadi seperti sekarang.

"Digo" ucap Sisi pelan.

"Hmm" ucapnya pelan ketika membawa handuk di pundaknya.

"Kenapa Si? Kamu butuh sesuatu?" Digo berjalan menghampiri istrinya dengan raut wajah lelah.

Sisi tersenyum lalu menggeleng, membuat Digo mengerenyit dan mendekati Sisi yang sedang duduk dengan dua bantal di belakangnya.

"Kenapa?" Digo ikut duduk di depan Sisi membuat wajah mereka sangat dekat.

NONA CEREWET (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang