4.

1.1K 114 2
                                    

Siang ini Widi sedang mengerjakan tugas di perpustakaan. Ia terlihat kelelahan. Beberapa kali ia turun ke bawah meja untuk minum secara sembunyi-sembunyi. Saat ia tengah minum, seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh dan meletakkan tangannya di dada kiri. Cuma Tommy.

"Hampir aja aku jantungan," desisnya.

"Ngapain di sana?" Tommy memicingkan mata dan lihat sebotol air dipegang oleh Widi. "Oh..."

Widi kembali duduk ditemani oleh Tommy. Tommy membaca selembar kertas folio yang sudah ditulis oleh Widi.

"Bagus nih temanya," puji Tommy.

"Thanks." Widi mengambil kertasnya dari tangan Tommy. "Tapi belum selesai."

"Di, sekarang lo beda ya."

Baru saja hendak menulis, Widi kembali menoleh pada Tommy. "Beda?"

"Iya. Sejak ada Ezra di rumah, lo jadi lebih kelihatan bahagia."

"Aku senang punya teman di rumah. Rumah gak sepi lagi. Dia orangnya menyenangkan buat diajak ngobrol."

"Bagus kalo gitu. Lo punya teman buat berbagi cerita. Tapi, lo gak share semua hidup lo ke dia, kan?" Kali ini Tommy menatap Widi dengan serius.

"Nggak. Aku tahu batasnya."

"Aman deh. Lo harus ingat, gimanapun dia masih orang asing buat lo."

"Makasih buat sarannya."

Tommy tersenyum, ia mengeluarkan kertas folio dan alat tulisnya. Sesekali dia memandang wajah Widi yang manis, rasa bahagia masuk ke dalam hatinya. Dia teringat dulu Widi sering curhat sampai menangis karena dia kesepian.

"Aku harap Ezra secara gak langsung bisa jagain lo," katanya.

"Ya. Dan makasih karena kamu udah kirim dia ke rumahku," balas Widi.

"Sama-sama."

Keduanya saling bertukar senyum dan melanjutkan tugas masing-masing.

*****

Minggu ujian ini lumayan membuat Ezra dan Widi jadi sibuk sendiri-sendiri. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar di dalam kamar dan jadi jarang bertegur sapa. Waktu ujian yang berbeda pun menjadikan mereka jarang bisa berangkat atau pulang bersama.

Untungnya hal itu gak berlangsung lama. Setelah semua ujian mereka selesai mereka bisa kembali dekat.

Sore ini, Widi sudah dua jam menunggu Ezra di parkiran. Dia agak bete menunggu selama itu. Kemudian ia merasakan getaran di saku celananya. Begitu dilihat ada sebuah pesan dari Ezra.

Aku pulang duluan ya. Ada acara sama Ivan.

-Ezra-

Widi pun terkejut begitu melihat Ezra mengirimkan pesan itu tiga jam yang lalu. Ia mengusap wajahnya yang lelah dan mendengus kesal.

"Gara-gara sinyal nih."

Karena tak mau lama-lama menggerutu Widi segera masuk ke dalam mobilnya.

"Widi!"

Widi berhenti membuka pintu. Arin berlari tergesa-gesa ke arahnya. Hari itu Arin berpenampilan lebih manis, tapi tetap saja perasaan Widi langsung tak enak.

"Widi, aku boleh nebeng? Kita kan searah."

"Oh..." Widi terdiam, dia sudah punya acara hari ini. Ia menghela nafas panjang. "Ok. Tapi nanti aku mau mampir dulu ke toko kue. Mau ambil pesanan kue ulang tahun."

"Makasih."

Dalam perjalanan Arin selalu mencuri pandang pada Widi. Ia harap Widi menyadari ada perubahan dalam dirinya.

His Love 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang