1.

3.1K 170 23
                                    

Ezra dan Ivan bergegas keluar kelas begitu menyelesaikan salah satu mata kuliahnya. Saat itu sudah pukul setengah dua belas siang, mereka menuju kantin untuk mengisi perut sebelum masuk ke mata kuliah lain pada pukul satu siang nanti. Sepanjang jalan menuju kantin mereka berdua mengobrol dan membalas sapaan dari teman yang mereka kenali.

"Van, di tempat lo ada kost kosong gak?" tanya Ezra sambil menutupi kepalanya dengan buku dari sengatan sinar matahari yang panas.

"Gak ada. Kenapa?" Ivan malah balik bertanya.

"Gue mau pindah."

Ivan menatap Ezra. "Bukannya lo udah betah di kost yang sekarang?"

"Ada masalah," sahut Ezra dengan suara lemah nyaris tak terdengar.

"Lo bikin masalah apa?" tanya Ivan dengan suara penuh simpati, ia memang peduli dengan sahabat kecilnya itu.

"Gue berantem sama keponakannya ibu kost. Kita adu jotos. Yang salah tuh dia, tapi karena dia keponakan ibu kost, terpaksa deh ibu kost minta gue keluar dari sana," cerita Ezra.

"Ezra, Ezra. Lo ada-ada aja." Ivan menggelengkan kepala. "Terus sekarang gimana?"

"Dia kasih gue waktu seminggu buat nyari kost. Dan sekarang waktu gue tinggal tiga hari."

Mereka sampai di area kantin, Ivan melambaikan tangan pada seseorang. Ezra mengerutkan dahi saat melihat kelakuan Ivan, ia yakin sejak tadi Ivan sama sekali tak mendengarkan ceritanya. Tiba-tiba lengan Ezra ditarik oleh Ivan menuju meja yang ditempati oleh dua orang cowok, yang satu memakai kacamata dan yang satunya ganteng imut-imut, keduanya asyik menyantap mie ayam.

"Tommy," sapa Ivan.

Tommy, cowok yang memakai kacamata mendongak ke arah Ivan dan Ezra yang duduk di depan mereka. Ia berikan senyum terbaiknya.

"Eh, Ivan," balas Tommy, ia melihat Ezra. "Ada Ezra juga."

Ezra tersenyum tipis, ia heran darimana cowok ini kenal namanya.

"Lo kenal Tommy gak?" Ivan menyikut Ezra dan cowok itu menggeleng. "Tommy Ristanto. Anak 12IPA-2, Paduan Suara di SMA."

Mata Ezra langsung berbinar, ia sepertinya ngeh dengan sosok Tommy. Kenangan masa lalu mengingatkan dirinya. "Tommy yang dulu kacamatanya mirip sama Bung Hatta, ya?"

Tommy dan Ivan tertawa. Tiba-tiba kenangan masa SMA dua tahun yang lalu muncul lagi. Wajar kalau Ezra tak kenal dengan Tommy, Ezra dulu masuk kelompok IPS di SMA. Anak IPA yang dia kenal hanya sebatas teman yang dekat seperti Ivan, atau anak-anak yang aktif di kegiatan OSIS.

Tommy pun membalas. "Kacamata gue udah ganti nih. Dan lo Ezra Yudhistira, anak basket yang udah bikin sepuluh orang masuk UKS gara-gara kena lemparan bola."

Pipi Ezra bersemu merah. Ia dulu sampai dapat julukan Drunken Player gara-gara bakat luar biasanya itu. Ivan melakukan kontak mata dengan Tommy, dan menunjuk cowok di sebelah Tommy dengan dagunya, ia tak kenal dengan sosok manis itu.

"Kenalin." Tommy merangkul cowok itu. Cowok yang hendak menyuap makanan ke dalam mulutnya itu langsung terdiam dan menatap lurus ke arah Ivan dan Ezra. Ia tampak gugup dan malu. "Namanya Widiyan.., Yudhistira."

"Wuih! Kembaran sama ini donk!" celetuk Ivan sambil menunjuk Ezra yang nama lengkapnya Ezra Yudhistira.

"H-hai." sapa cowok pemalu itu. Matanya mengerjap begitu polos.

"Panggil dia Widi," jelas Tommy.

"Gimana rasanya ketemu sama kembarannya?" tanya Ivan yang sok jadi wartawan.

His Love 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang