31.

527 49 17
                                    

"Aku bukan impoten lho, Wid."

Widi tersenyum geli mendengar pernyataan Ezra. Kini keduanya tidur dalam posisi spooning. Jemari mereka bertautan. Ezra berkali-kali mengecup bahu dan punggungnya, aroma manis tubuh Widi menggoda sekali.

"Aku tahu, Zra."

"Aku gak mau ngambil keuntungan dari kamu yang lagi sedih."

"Aku ngerti." Widi berbalik arah menghadap Ezra. Ia kecup bibir cowok itu. "Thanks, ya."

Beberapa menit yang lalu, Ezra memang hampir bercinta dengan Widi. Ia bahkan sudah siap untuk menjadi seorang top pertama kali untuk seorang pria. Tapi nuraninya berkata kalau ini bukan hal yang benar untuk dilakukan saat sahabatmu sedang sedih. Walaupun kita tahu Ezra cinta mati sama Widi, dia tak mau meniduri cowok itu sekarang.

Tapi mereka berdua tak ada yang kecewa kok. Semua baik-baik saja.

"Zra, mandi, yuk," ajak Widi.

"Barengan gitu?" tanya Ezra. "Nanti aku dilempar botol sampo lagi."

"Itu kalau kamu nakal," jawab Widi, ia mulai memaksa. "Keramasin aku."

"Keluar mani aja nggak, ngapain keramas."

"Rambutku lengket," jelas Widi sambil memegang rambutnya.

"Ok lah." Ezra duduk dan terlihat bingung. "Lebih romantis kalau aku bisa gendong kamu ke sana."

"Kakimu kan sakit." Widi memasang celana dalamnya yang penuh warna. Ezra memandang bagaimana junior Widi kembali dikandangi.

"Ngapain pake sempak lagi?"

"Bawel lo!" Ia melempar celana dalam milik Ezra. "Pake tuh!"

"Pakein!" pinta Ezra begitu manja. Widi memutar bola matanya dan menarik nafas dalam. Kemudian ia meninggalkan Ezra.

"Unyil, kok gue ditinggal?"

"Bodo! Sini jalan kalau mau ikut mandi!" Teriak Widi dari arah dapur. Terpaksa Ezra menyeret langkahnya ke sana.

Mandi bareng ala Widi dan Ezra itu sama sekali gak ada romantisnya. Mereka benar-benar mandi dan sesekali menjahili satu sama lain. Ezra sering sekali mengejek sampo  yang Widi pakai karena aroma bunganya yang cewek banget.

"Pakai ini, Widiyan!" suruh Ezra. Ia menyodorkan sampo pria aroma menthol "Biar bau kamu lebih macho."

"Gak mau! Nanti fans aku tambah banyak!" ucapnya penuh percaya diri. Ia menggosok rambutnya yang berbusa. Duh aroma bunganya luar biasa!

"PD!" ejeknya.

"Gak usah jadi macho kalo aku sukanya laki-laki," jelas Widi. "Tanpa jadi macho pun banyak cewek suka sama aku. Dua laki-laki macho pun jatuh cinta sama aku!"

Mata Ezra memicing melihat Widi tersenyum lebar mengejek dirinya. Ya, yang Widi maksud itu Ezra dan Jon. Cowok itu mengambil busa di rambut Widi dan ia gosokan ke wajah Widi.

"Ezra! Perih!" Widi menggosok wajahnya yang terkena busa, ia hilang keseimbangan dan hampir jatuh. Untung Ezra cukup sigap menangkap tubuhnya, ia menuntun Widi menuju shower. Perlahan busa di kepala dan tubuhnya turun kebawah. Ia ikut menggosok rambut cintanya dengan sayang.

"Kamu gak mandi, Zra?"

"Gantian lah. Habis ini kamu keramasin aku."

"Ok."

Setelah Widi selesai, ia gantian mengeramasi rambut Ezra. Ia menyuruh cowok itu duduk di kursi kecil dan menuangkan sampo aroma bunganya ke kepala Ezra, mukanya langsung panik.

His Love 🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang