9

14.6K 917 35
                                    

.

.

"Naruto kau di panggil Asuma sensei" ucap Gaara.

"Hah? Ada apa?" tanya Naruto heran. Sepertinya ia tak punya masalah dengan sekolahnya.

"Entahlah,sebaiknya kau kesana saja. Mau kutemani?" tanya Gaara.

Naruto menggeleng."Aku bisa sendiri" Naruto beranjak berdiri.

.

"Sensei sudah tahu apa yang terjadi padamu dan Sasuke,jadi sensei akan meminta mertuamu yang datang" ucap Asuma.

"Dalam hal apa sensei memanggil mereka?" tanya Naruto.

"Jenjang pendidikanmu selanjutnya" jawab Asuma.

.
.
.

"Memangnya kau ingin kuliah di jurusan apa,Naru?" tanya Fugaku. Setelah mengatakan jika mereka di panggil untuk hal itu.

Seharusnya itu ditanyakan saat kelas dua. Tapi karena Naruto baru pindah saat kelas tiga jadi mereka tak tahu tujuan Naruto.

Naruto terdiam."Saat dulu aku mengisi angket itu jadi polisi" jawab Naruto mengingat angket kejuruannya dulu.

"Polisi..?" Mikoto,Sasuke dan Itachi menatap heran Naruto.

"Aku hanya asal mengisi"

Semuanya geleng-geleng.

"Jadi kau tak punya tujuan pasti?" tanya Fugaku. Bagaimanapun tinggi Naruto tak mumpuni untuk menjadi polisi.

Naruto mengangguk.

"Baiklah kau cari saja dulu apa keinginanmu,setelah itu baru kita temui gurumu"

.
.
.

"Memangnya saat kecil kamu tak ingin jadi sesuatu?" tanya Sasuke.

Mereka mengerjakan pr bersama dengan Itachi yang mengerjakan tugas kantornya di perpustakaan mansion Uchiha.

"Tak ada, aku tak pernah berpikir akan jadi apa nanti"

"Jadi lebih baik kau cari apa keahlianmu? Bukankah batas waktu pertemuan dengan wali kelasmu akhir bulan ini"

"Aku punya banyak keahlian" ucap Naruto semangat.

"Apa?" Itachi dan Sasuke bertanya bersamaan.

"Aku pintar,apa yang bisa dilakukan oleh orang pintar?"

"Kalau begitu jadi dokter saja" sahut Itachi.

"Arsitek?" usul Sasuke.

"Dokter kurang berminat,aku tak pernah ke rumah sakit. Kecuali disini" ucap Naruto."Kalau arsitek aku tidak pandai menggambar"

"Kau tak pernah ke rumah sakit?" seru Itachi. Dan sekalinya ke rumah sakit ia langsung menikah dengan pemilik rumah sakit.

Naruto mengangguk.

Sasuke dan Itachi speechless.

"Lalu kamu mau jadi apa? Direktur seperti Sasuke? Atau desainer? Biasanya wanita kan suka dengan baju"

"Aku tak suka menggambar Nii-san"

"Bagaimana dengan guru?"

"Aku tak suka berbicara di depan orang banyak"

"Ya sudah jadi ilmuwan saja"

"Malas,nii-san"

Itachi menatap datar Naruto."Aku kerjakan di kamar saja" Itachi membereskan berkas-berkasnya dan laptopnya lalu pergi dari perpustakaan. Mood Itachi mengerjakan tugas kantornya rasanya minus. Semua yang diusulkannya tak ditanggapi serius oleh Naruto.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang