22

17K 1K 279
                                    

Sakura menatap Naruto dengan wajah aneh. Tentu saja bukan karena Sakura yang aneh. Tapi siapa pun yang melihat Naruto pasti berpikir seperti itu. Sejak tadi pagi ia bertemu di kelas wajah Naruto terus seperti itu. Naruto terus tersenyum bahkan saat ditegur oleh dosen.

"Apa temanmu baik-baik saja?"

Sakura menoleh,ternyata bukan hanya dirinya yang menganggap jika Naruto aneh hari ini. Sasori senpai dan Dei senpai yang sedang makan di kantin bersama mereka juga menatap Naruto yang masih cengar-cengir sendiri.

"Entahlah..." jawab Sakura lemas."Naruto,kau baik?" tanya Sakura.

Naruto menjawab dengan anggukan beberapa kali dengan cepat. Mulutnya sedang mengunyah ramen. Tapi senyum dan mata berbinar itu tak lepas dari bibirnya."Memangnya kenapa?" tanya Naruto saat sudah menelan kunyahannya.

"Entahlah,mungkin karena kekacauan kemarin kau jadi gila" jawab Sakura dengan ringannya.

Naruto mendengus."Aku tidak gila,mana mungkin aku gila sedangkan aku mau pergi bulan madu..." ucap Naruto dan senyuman lebar kembali di bibirnya.

Sakura speechless.

"Kalian belum bulan madu?" tanya Dei.

Naruto menggeleng."Kan kami menikah besoknya masih sekolah,jadi tak berpikir kesana" jelas Naruto.

"Tapi sudah iya-iya kan?" tanya Sakura.

"Tentu saja" jawab Naruto cepat. Tapi detik berikutnya Naruto langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya. Wajahnya langsung memerah karena malu. Baru sadar ia mengatakan sesuatu yang sangat pribadi.

Sakura tertawa keras diikuti Dei. Hanya Sasori yang tersenyum kecil. Ternyata Naruto mudah dipancing.

"Awas kau!" Naruto mendelik pada Sakura. Wajahnya bersemu merah.

Sakura menyengir lebar.

"Naruto!"

Keempat orang itu langsung menoleh ke suara yang cukup keras di kantin yang cukup luas. Bahkan semua orang pun menatap ke suara itu. Ia berdiri di pintu kantin.

Naruto langsung berdiri.

"Kau mengenalnya?" tanya Dei.

Naruto terdiam. Ia ingin lari. Hanya saja pintu kantin hanya ada satu dan pintu lainnya untuk dapur. Ada pintu darurat. Jadi hanya dipakai saat darurat. Walau bagi Naruto ini darurat ia tak bisa memakai itu,pintunya terbuka jika memang darurat.

Orang itu segera mendekati Naruto dengan langkah cepat.

Naruto merutuki dirinya karena seharusnya ia sembunyi. Tapi ia justru berdiri dan membuat dapat mudah ditemukan.

Sai langsung berlutut di depan Naruto.

Tentu saja selain nama Naruto yang cukup terkenal karena salah satu mahasiswa unggulan,juga menyandang nama Uchiha. Naruto cukup terkenal di fakultasnya. Dan sekarang ada seorang pria berlutut di depan Naruto. Kantin langsung heboh. Apalagi dengan status pernikahan Naruto,bisik-bisik langsung terdengar.

"Naruto! Kumohon maafkan aku!" seru Sai sambil menunduk.

Naruto sendiri diam. Wajahnya pucat. Tak tahu harus berbuat apa.

Sai langsung bersujud di kaki Naruto. Membuat Naruto langsung mundur,tapi dibelakangnya ada meja.

"Sa.. Sai..." panggilnya pelan. Naruto memaksakan memanggil nama orang yang bersujud di depannya."Bangunlah..." pintanya. Sungguh ia tak suka menjadi pusat perhatian. Sudah cukup dengan status pernikahannya dengan Sasuke. Tapi kenapa sekarang ada lagi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang