Prolog

94 13 0
                                    

Di minggu pagi yang cerah namun tidak secerah hidup ketiga orang kakak beradik ini, seperti minggu-minggu pagi biasanya mereka bertiga hanya sibuk menonton acara pagi kesenangan mereka, yaitu menonton kartun Doraemon di ruang keluarga. Sebenarnya tidak ada hal yang menarik untuk dibahas di kehidupan mereka, semua berjalan dengan datar. Oleh karna itu mereka berharap ada seseorang yang dapat mengubah kehidupan mereka menjadi menyenangkan dan berkesan untuk di ceritakan kepada anak dan cucu mereka nantinya. Semoga saja.

"Zee, Vio, Anna! Cepat kemari!" teriak seorang wanita paruh baya dari dapur.

"Iya, ma!" sahut mereka serempak dan segera berlari menuju dapur untuk menemui ibu mereka.

"Ada apa, ma?" tanya Zee ketika sudah berada di hadapan ibunya yang sedang sibuk menyiapkan sesuatu.

"Aduh sayang, masa kalian lupa sih? Mama kan hari ini mau bikin kue, masa kalian nggak mau bantuin mama sih?" jelas ibu mereka sembari bersedekap.

Vio menaikkan sebelah alisnya, "Yakin, ma? Emangnya mama bisa?"

Ibu mereka menatap Vio sinis, "Udah deh ga usah banyak tanya, nih buruan kalian beli bahan-bahan ini di supermarket-" sembari memberikan catatan kepada Vio. "Semuanya sudah mama catat, jadi kalian tinggal cari aja tuh" sambungnya.

"Sekarang, ma?" tanya Anna polos.

"Kaga! Nanti tunggu lebaran monyet" seru ibunya.

"Oooh" jawab mereka serempak dengan polosnya. Seketika ibu mereka menepuk jidatnya kesal.

"Yaa sekarang lah, pake di tanya lagi" ucapnya.

"Yaudah kalo gitu tunggu kami habis mandi" kata Zee hendak pergi.

"Eitts... ga perlu, percuma aja kalian mandi toh tetep ga ada yang ngelirik kok. Lagian udah hampir jam 10 begini kalian kok belum ada yang mandi, gadis-gadis macam apa kalian -,-"

"Hih! Mama sepele sama kita, sekali kedip Justin Bieber langsung klepek-klepek" ucap Anna dengan percaya diri seraya mengibaskan manja rambutnya.

"Dasar sok cantik -_-" cibir ibu mereka, "Yaudah deh sana cepetan mandi"

"iyee" balas mereka.

***

Di sinilah mereka sekarang, di dalam supermarket sedang mencari bahan-bahan yang tertera didalam catatan tersebut. Seraya mengelilingi rak, terlihat Anna sedang sibuknya mencari sesuatu.

"Lo cari apa, Na?" tanya Zee yang dari tadi bingung melihat Anna yang sedang sibuk sendiri.

"Gue nyari susu, kak" sahut Anna santai tanpa melihat ke lawan bicaranya. Tiba-tiba Zee menepuk jidatnya sendiri.

"Yaelah, lo nyari susu di bagian pembalut, sampe hari raya kuda juga kaga bakalan ketemu" kata Zee kesal. Anna yang menyadari kebodohannya pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya cengar-cengir.

Tiba-tiba Vio membuka suara, "Anna, Zee bagaimana kalau kita berpencar aja biar lebih cepat dapet bahannya" saran Vio.

"Ide bagus tuh!" sahut Zee. Dengan begitu mereka bertiga pun membagi tugas untuk mengambil bahan-bahannya. Zee ditugaskan untuk mengambil tepung dan mentega, Anna di tugaskan untuk mengambil keju dan susu, sedangkan Vio bertugas untuk mengambil sisanya karna ia yang membawa catatannya. Dan merekapun akhirnya berpencar.

Anna yang ditugaskan untuk mencari keju dan susu pun langsung berjalan ke salah-satu rak. Bukannya rak susu ataupun rak keju yang ia datangi melainkan rak bagian makanan ringan.

Disaat ia ingin mengambil salah satu makanan ringan tersebut, tanpa di duga ada sebuah tangan yang menjulur dan ingin mengambil makanan itu juga. Dengan spontan Anna menoleh ke pemilik tangan tersebut ternyata seorang laki-laki sejenis dia juga a.k.a bule yang sedang melihat ke arahnya. Anna terpesona dengan ketampanan laki-laki tersebut. Begitu pula dengannya, ia juga terpesona dengan kecantikkan yang Anna miliki. Cieelah kaya di film-film telenovela :v

Laki-laki itupun tersadar dan mulai membuka suara, "Sorry, this is for you" ucap laki-laki itu kepada Anna seraya tersenyum ramah sambil memberikan makanan ringan yang hanya bersisa satu itu kepada Anna.

"Thank's" jawab Anna agak malu-malu.

"Can you speak Bahasa?" tanya laki-laki tersebut.

"Ya, gue bisa" jawab Anna.

"Kalo boleh tau nama lo siapa?" tanyanya. Di dalam hati, Anna sudah ingin loncat-loncat kegirangan karna laki-laki itu menanyakan namanya.

"Nama gue Livianna, lo bisa panggil gue Anna" jawabnya, "Kalo nama lo?"

Seraya menjulurkan tangan, "Kenalin nama gue Rama" Anna pun menjabat tangan Rama.

Di lain tempat tetapi dalam waktu yang bersamaan, Zee yang ditugaskan untuk mencari tepung pun akhirnya menemukannya. Namun, yang jadi permasalahannya tepung itu berada di rak paling atas dan tubuh Zee tidak memadai untuk mengambil tepung itu mengingat tubuhnya yang lebih pendek dari adiknya Anna padahal umur mereka beda 2 tahun. Ia pun mencoba meraih tepung itu namun nihil, selanjutnya ia mencoba mengambil ancang-ancang untuk melompat agar bisa meraih tepung itu, akan tetapi waktu ia melompat ia juga tidak berhasil meraih tepung itu. Ia mencobanya berulang-ulang namun hasilnya juga sama, sampai pada akhirnya...

"Nih! Makanya punya badan itu tinggi dikit" ucap seseorang.

"Eh, nga.. ngapain lo di sini? Lo buntutin gue ya?!" seru Zee ga nyante.

"Ngapain juga gue buntutin elo? Kurang kerjaan banget gue" Jawabnya jutek.

"Yee terus ngapain lo di sini? Jangan-jangan lo nemenin emak lo belanja yee?" tanya Zee sambil nunjuk-nunjuk.

"Sembarangan aja lo! Gue di sini lagi nyari parfum, bukannya nemenin emak gue belanja"

"Lah, nyari parfum kok di sini? Ini kan bagian untuk masak. Sarap lu ye?!" ledek Zee.

"Terserah gue dong! Nih tepung lo! Nyusahin aja!" katanya jutek dan langsung pergi dari hadapan Zee.

"Yaah.. dia main pergi aja, padahal gue kan pengen ngobrol lagi sama dia" gumam Zee sembari melihat punggung lelaki itu yang mulai menjauh.

Di waktu yang bersamaan pula, Vio hanya termenung di depan rak coklat berfikir coklat mana yang harus dia beli.

'Duh, aku bingung milih coklat yang mana. Apa aku harus minta saran Zee sama Anna aja ya? Yap! ide bagus' pikir Vio. Ketika Vio ingin balik badan, tiba-tiba ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh! Maaf ya aku ga sengaja" ucap Vio merasa bersalah pada orang yang di tabraknya.

"Eh iya ga pa- elo?!" seru orang tersebut kepada Vio. "Lo kan anak kelas XII Ipa-1 itu, kan?" tanyanya.

"I.. iya, kamu Arvin kapten basket di sekolah Harapan Bangsa, kan?" tanya Vio pada Arvin.

"Hehe, iya. Btw nama lo siapa kalo boleh tau?"

"Na.. nama aku Vionna" ucap Vio seraya menunduk malu.

"Ooh.. kalau begitu salam kenal Vio" Arvin pun mengulurkan tangannya dan Vio pun menjabatnya.

3 Girls 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang