Dinda asik dengan laptop sementara kelasnya sudah mulai ramai memutar musik DJ. Jika sudah di temani laptop dan wifi, Dinda bisa lupa diri dan tidak peduli dengan sekitarnya. Asik nonton video performance idolanya di Youtube, melanjutkan unduhan drama korea yang sedang dia tonton, atau sekedar scrolling twitter dan pinterest mencari foto-foto terbaru idolanya. Pokoknya asik sendiri.
Karena sekolah sudah masa bebas, jadi hanya segelintir teman sekelasnya yang datang pagi ini. Itu pun di kurangi dengan beberapa anak yang sudah sibuk dengan organisasinya masing-masing. Meskipun begitu, kelas tetap saja ramai padahal tidak sampai setengah murid yang berada di kelas.
"Tumben lo diem, joget sana."
Dinda bahkan baru sadar jika kelasnya benar-benar sudah kacau dengan di backsoundni oleh music dj snake. Dan bukannya menanggapi celotehan temannya tadi, dia malah menarik lengan temannya tadi, memintanya duduk di sampingnya sambil melihatkan layar laptopnya yang menayangkan music video terbaru milik girlband dari negeri gingseng itu.
"Liat nih Red Velvet comeback."
Dan mulai-lah percakapan panjang keduanya tentang Girlband korea yang satu itu. Padahal, Dinda dan Vanisa tidak termasuk dekat, tapi jika sudah membicarakan hal-hal berbau K-pop mereka sudah seperti berteman sejak lama.
"Dinda."
Dinda mengalihkan fokusnya dari laptop ketika seseorang memanggilnya. Di pintu masuk sana Samantha berdiri dengan seragam futsalnya, handuknya tersampir pada bahu dan tangannya memegang sebuah botol air mineral. Kali ini rambutnya dia gulung membentuk bulatan dengan beberapa anak rambut yang berjatuhan tidak ikut terikat.
"Kenapa, Sa?"
"Aku latihan dulu ya, jangan pulang duluan, kita latihan buat pensi."
Dinda hanya mengangguk saja karena Samantha sudah ditarik lebih dulu oleh Ghea menuju lapangan. Sepertinya Ghea masih ngambek soal kemarin, biarlah Dinda bisa minta maaf sambil membawa satu kotak donat J.co, Ghea pasti langsung memaafkannya.
Setelah itu dia kembali sibuk dengan laptopnya bersama Vanisa. Beberapa temannya yang melihat kedatangan Samantha tadi batuk-batuk tidak jelas.
"Aku latihan dulu, jangan kangen yah." Itu Yusuf.
"Jangan pulang duluan ya, aku gak bisa kalo tanpa kamu." Itu Amel, dia berbicara dengan suara dibuat centil.
"Kita latihan buat pensi sekalian latihan menjalani hidup bersama." Dilanjutkan oleh Thea sambil memukul manja bahu Amel.
"Si Akbar cemen lah, masa kalah sama cewek." Yusuf lagi.
Dinda mendengus, dia tidak suka jika nama Akbar sudah di bawa-bawa seperti ini. Tidak masalah jika mereka menggoda tentang Dinda dan Samantha, dia sudah kebal. Tapi tidak dengan Akbar, laki-laki itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Samantha atau pun Dinda. Meskipun sempat tendengar rumor soal Akbar menyukai Dinda, tapi tetap saja.
Karena beberapa kali Dinda sempat melihat wajah kesal Akbar saat anak-anak kelas menyebut namanya di setiap candaan soal Dinda Samantha pacaran. Jika sudah seperti itu, Dinda yang akan merasa bersalah. Padahal mereka yang menggodanya acuh tak acuh seolah tidak punya dosa.
Takut-takut Dinda melirik ke sudut kelas, dimana Akbar bersarang dekat colokan, men-charge ponselnya sambil memainkan game. Wajah kesal itu tidak terlihat di wajah Akbar kali ini, dia terlalu sibuk memainkan gamenya sampai tidak sempat menanggapi celetukkan yusuf tadi. Baiklah untuk kali ini Dinda tidak perlu merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST FRIEND
Teen FictionTentang aku dan dia yang wanita. Tentang aku dan dia yang katanya sepasang sahabat. Tentang aku dan dia yang saling menepis perasaan. Ini semua tentang aku dan dia.