DELAPAN

5.1K 552 37
                                    

Kakak perempuannya itu memang kekanakan, tapi Nugi tidak pernah tahu jika Dinda bisa mogok makan hanya karena ditinggal pulang Samantha. Sudah tiga kali balikan Nugi menyuruh kakaknya itu makan, tapi tidak juga di gubris. Sampai sekarang ke-empat kalinya Dewi menyuruh Nugi menyusul Dinda ke kamarnya.

Nugi sudah mau meledak meladeni dua perempuan beda usia ini.

Dewi yang keukeuh menyuruh anak gadis itu untuk makan dan Dinda yang keras kepala tidak mau makan. Korbannya adalah Nugi yang sejak tadi bolak-balik meja makan dan kamar Dinda.

"Biarin aja mah, nanti juga kalo laper makan sendiri."

"Dia gak bakal makan kalau gak di paksa."

"Yaudah berarti Kak Dinda emang gak laper."

"Kamu itu gak sayang Kakak sendiri ya."

Akhirnya Dewi yang beranjak sendiri. Kali ini mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk, lalu membawanya ke kamar Dinda, biar dia makan di kamarnya.

Nugi mendengus.

Kenapa gak dari tadi aja sih. Omelnya dalam hati.

Padahal dia yang bungsu tapi yang kelewat maja malah si sulung. Mungkin jiwa mereka yang terbalik, harusnya Nugi yang lahir duluan baru Dinda.




"Dinda, Makan ya?"

Dewi mengetuk kamar anak gadisnya, tapi tidak ada sautan dari dalam sana. Pada akhirnya dia buka sendiri pintunya dengan pelan takut mengganggu si empu. Kamarnya sudah gelap, hanya di terangi lampu rambat di dinding. Padahal masih pukul 8 malam, bukan jam tidurnya Dinda.

Langkahnya mengendap-endap memasuki kamar, Dewi menyimpan nampan berisi sepiring nasi dan segelas air di atas meja belajar. Lalu melihat Dinda yang merengkol di dalam selimut. Matanya terlihat sembab jelas habis menangis.

Pulang kerja tadi Dewi melihat motor Samantha terparkir tanpa ada pemiliknya, kata Nugi Dinda membawa sendiri motor itu sambil menangis lalu langsung mengunci diri di kamar sampai sekarang. Dewi akui jika anaknya itu kadang keterlaluan, dia takut jika Samantha akan merasa tertekan berteman dengan Dinda. Karena anak gadisnya terlalu berlebihan menyayanginya. Apalagi hubungan mereka hanya sekedar pertemanan.


Dinda anak yang supel, dia punya banyak teman. Dan terlihat akur dengan teman sekelasnya. Beberapa dari mereka sempat berkunjung ke rumah Dinda untuk sekedar kerja kelompok. Tapi tidak ada satu pun yang sedekat Dinda dengan Samantha. Mereka hanya sebatas teman sekelas, itu saja.

Kemudian ada Ghea teman sekelasnya di SMP yang sekarang satu kelas dengan Samantha, mereka bertiga cukup dekat. Tapi hubungan pertemanan Dinda-Samantha dengan Dinda-Ghea jelas sangat berbeda.

Mungkin bagi Dinda, Samantha lebih dan paling special di antara teman-temannya yang lain.

Tapi ada sesuatu yang mengganjal bagi Dewi.

Waktu itu, saat Hilman, Ayahnya Dinda mengalami kecelakaan parah, Samantha yang mengantarkan Dinda kerumah sakit. Samantha yang pertama memeluknya saat dokter memberitahukan kematian Hilman. Tidak sampai itu, Samantha juga yang menemani Dinda selama prosesi pemakanaman. Gadis itu tidak lepas melingkarkan lengannya di bahu Dinda dan membiarkannya bersandar pada tubuhnya.

Setelah kehilangan Ayahnya, Dinda mulai dekat dengan Samantha. Perasaan aman saat di samping Samantha mungkin membuat Dinda menganggap Samantha adalah penggati Ayahnya. Dan karena itu Dinda selalu merasa Samantha adalah miliknya dan mulai bersikap berlebihan saat dia dekat orang lain.

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang