Part 1

4.8K 157 2
                                    

Yang aku inginkan menjadi satu-satunya cinta bukan menjadi sebuah benalu dalam kisah cinta orang lain

Author PoV

Biru telah membaur dengan jingga pertanda sang malam akan datang. Seorang gadis berhijab syar’i merenungkan nasib dirinya. Dia adalah Afsheenia Prillya Adeeva. Biasa dipanggil Prilly oleh keluarga dan orang terdekatnya. Gadis berumur 20 tahun yang memiliki hidung mancung, mata hazel yang indah menambah pesona kecantikannya. Apalagi, dengan hijab panjang dan lebar yang  terjulur sempurna menutupi auratnya. Siapapun ikhwan yang melihatnya pasti ingin meminang perhiasan dunia itu. Namun, Prilly saat ini dalam kegundahan yang membebani pikirannya. Dia akan dinikahkan oleh anak teman ayahnya, yang statusnya telah menjadi suami. Itu pertanda, bahwa ia akan dijadikan istri yang kedua.

“Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melakukan pernikahan poligami itu? itu bukanlah pernikahan yang selama ini aku impikan” ucap Prilly dengan airmata yang mengalir dipipinya

Tokk.. Tokk

“Nak, boleh bunda masuk?” tanya wanita paruh baya dari luar kamar Prilly yang tak lain adalah bundanya sendiri

“Iya bunda, masuk saja. Pintunya gak Prilly kunci kok”

Bunda Prilly pun masuk dan melihat buah hatinya yang terlihat sembab karena menangis.

“Nak, bunda tahu ini keputusan yang sangat berat untukmu. Apalagi usiamu yang masih terbilang muda. Tapi ketahuilah nak, kehidupan kita adalah rahasia Allah. Siapa tahu dia adalah ikhwan yang memang ditakdirkan Allah untukmu”

“Tapi bun, Prilly belum siap. Apalagi status Prilly nanti adalah isteri kedua. Bagaimana jika suami Prilly nanti tidak bisa adil terhadap Prilly dan isteri pertamanya?”

Ssttt.. jangan berpikiran terlalu jauh. Bagaimana mungkin dia berniat menikahimu jika dia tidak bisa adil denganmu?”

“Pernikahan ini kan terjadi karena janji ayah ke almarhum temannya itu bun. Bisa saja dia sebenarnya ingin menolak namun, karena itu janji dan wasiat jadi dia menyetujuinya”

“Astaghfirullah, mengapa kamu su’udzon seperti itu nak? Sekarang sholatlah dan meminta petunjuk kepada Allah. Ingat nak, ini juga demi menyelamatkan ayahmu dari hutang dunianya. Kamu tak ingin bukan melihat ayahmu meninggal nanti dengan membawa janji yang belum dilunasinya?”

“Iya bun, Prilly mengerti, ya sudah Prilly mau sholat dulu”

***

Di sisi lain, seorang pria bersama istrinya sedang menikmati makan malamnya.

“Mas, apa kamu sudah menemui calon isterimu?” tanya nya

“Qila, kita sedang makan tak seharusnya kamu bertanya seperti itu dimeja makan!” hardik suaminya

Ya mereka adalah sepasang suami isteri, Rayyan Ali Al Ghifari yang biasa dipanggil Ali dan Aqila Queensha Ramadhain. Pernikahan selama lima tahun dan sampai sekarang belum dikaruniai momongan. Selain wasiat ayahnya yang menginginkan Ali menikahi anak sahabatnya, juga karna mamanya yang ingin segera menimang cucu mengingat umurnya yang tak muda lagi.

“Maaf mas”

Setelah makan malam mereka duduk di gazebo dan membicarakan masalah pernikahan tersebut. Qila bersender di dada bidang sang suami.

“Aku belum menemui dia” Ali menjawab pertanyaan yang dilontarkan istrinya tadi

“Mengapa?”

“Belum waktunya”

“Aku tidak sabar, rumah ini akan kedatangan penghuni baru yang tak lain adalah madu dari suamiku”

Mendengar perkataan istrinya Ali menegakkan posisinya dan membuat Qila terduduk

“Maksudmu apa berbicara sperti itu? jika kamu tak meridhoiku menikah dengannya, bicaralah. Aku tidak mau jika nantinya kamu akan menyesal dengan keputusanmu saat ini yang akan berakibat pada pernikahan kita nantinya”

“Tidak mas, bukan seperti itu maksudku. Kalau ditanya ikhlas atau tidak, wanita mana yang bisa mengikhlaskan begitu saja jika suaminya akan menikah lagi? Namun, aku tak bisa egois, mama sangat mendambakan cucu darimu mas, dan juga itu adalah wasiat terakhir almarhum papamu. In syaa Allah hati ini akan mengikhlaskan dengan seiring berjalannya waktu”

Ali mencium kening sang istri

“Terimakasih atas pengertianmu sayang. Aku memang tidak bisa berjanji untuk bisa adil terhadapmu dan dia. Namun, aku akan berusaha semampuku agar aku bisa adil terhadapmu dan dia.”

Qila tersenyum dan memeluk suaminya.







Surga yang KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang