Part 4

3.2K 125 4
                                    

Berbagi itu tidaklah mudah, berkorban hati dan juga perasaan

Qilla PoV

Sekarang aku berada di rumah ummiku. Aku sengaja pulang ke rumah ummi agar aku tak mengganggu waktu mas Ali dengan Prilly. Ternyata Prilly wanita yang cantik meskipun dia mengenakan cadar namun dari tatapan mata hazel miliknya aku yakin jika dia wanita yang cantik. Jujur saja aku takut jika mas Ali berpaling dariku.

DOORR!!

Astaghfirullah..” aku menoleh ke belakang dan ternyata Lila lah yang mengagetkanku. Lila adalah adikku yang tengah menyelesaikan skripsinya.

“Kamu tuh ya bukannya salam malah ngangetin teteh” omelku

“Lila udah salam berulang kali teh tapi teteh sibuk melamun, jadi gak denger, yauda Lila kagetin aja. Lagi ngelamunin apa sih teh?”

“Teteh nggak ngelamun kok”

“Teteh jangan bohong, kalau teteh nggak melamun teteh pasti denger waktu Lila ngucap salam”

Hmm, sudahlah kamu makan sana. Teteh masakin kesukaan kamu”

“Lila tahu pasti teteh mikirin kak Ali kan? Tenang saja teh, meskipun kak Ali mempunyai istri lagi tapi Lila yakin kalau kak Ali akan tetap mencintai teteh. Teteh ingatkan perjuangannya dulu untuk mendapatkan teteh? Jadi teteh tidak perlu khawatir”

Lila benar, harusnya aku tidak boleh meragukan mas Ali, karena aku yakin dia mencintaiku dan seterusnya akan begitu.

“Ya kamu benar Lila, teteh harusnya tidak boleh meragukan mas Ali, terimakasih sayang, kamu memang adik teteh yang mengerti teteh” ucapku dengan memeluk Lila

“Ya sudah Lila mau mandi, setelah itu kita makan bersama ya teh”

Author PoV

Setelah sarapan pagi semua keluarga Prilly berkumpul di ruang tamu. Ali dan Prilly pun ikut bergabung di tengah-tengah mereka.

“Ini Pril, hadiah dari bunda dan ayah, anggap saja sebagai hadiah pernikahanmu” bunda Prilly memberikan amplop berwarna putih

“Apa ini bunda? Seharusnya bunda tidak perlu repot-repot seperti ini”

“Terimalah nak, dan bukalah” sahut ayah Prilly

Setelah Prilly buka amplop tersebut, Prilly mengernyitkan keningnya

“Tiket bulan madu ke Turki bunda?” tanya Prilly. Prilly memberikannya ke Ali

“Iya nak, ayah dan bunda ingin segera menimang cucu, jadi kalian harus lebih banyak waktu berdua. Maka dari itu pergilah berbulan madu” jelas bunda Prilly

Ehm.. maaf bunda, anak kan titipan Allah, Ali dan Prilly sudah berusaha dan berdoa. Nanti hasilnya biar Allah yang menentukan. Seharusnya, ayah dan bunda tidak perlu memberikan kami tiket seperti ini” kata Ali

“Jadi kalian menolak?” tanya bunda dengan raut wajah yang sedih

“Tidak bunda. Ali dan Prilly akan menerima hadiah yang ayah dan bunda berikan” jawab Ali. Seketika Prilly menatap Ali dan diangguki oleh Ali

“Benarkah?” tanya ayah Prilly

“Iya ayah, kalau begitu Ali dan Prilly permisi ingin mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu” pamit Ali

“Terimakasih hadiahnya bun, yah” ucap Prilly. Dan mereka berdua segera bergegas ke kamar dan mempersiapkan semuanya

Prilly PoV

“Apa kakak yakin kita pergi berbulan madu? Bagaimana dengan kak Qilla? Prilly merasa tak enak hati dengannya” ucap Prilly

Insyaallah Qilla akan mengerti Pril. Nanti aku akan menelfon dia”

Surga yang KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang