Part 5

2.9K 131 1
                                    

Cinta ini hadir karena ridhoNya dan atas restuNya

Author PoV

Saat ini Ali dan Prilly berada di Bandar Udara Internasional Ataturk. Kemudian mereka bergegas menuju hotel.

“Kak Ali mandi dulu saja. Biar Prilly yang membereskan barang-barang ini.” ucap Prilly

“Nanti saja kamu membereskannya, lebih baik beristirahatkah terlebih dahulu, kakak mau mandi dulu”

“Tapi, Prilly inginnya sekarang kak, agar cepat selesai. Kan tidak baik menunda-nunda pekerjaan”

“Ya sudah terserah kamu saja kalau begitu, kakak mau mandi dulu setelah itu bersiaplah dan kita akan makan malam dibawah”

“Siap komandan‼” jawab Prilly yang membuat Ali terkekeh.

Setelah mereka selesai bersih-bersih mereka turun ke bawah untuk makan malam.
Sebenarnya Ali telah memberi kejutan di kamar mereka. Ali bukanlah tipe lelaki yang romantis namun entah kenapa Ali selalu ingin membuat Prilly bahagia dan tersenyum.

“Alhamdulillah, makanannya lezat sekali ya kak” ucap Prilly

“Alhamdulillah sayang, tapi bagiku masakanmu tetaplah terenak”

Mendengar pujian Ali pipi Prilly pun bersemu merah

“Ciye pipi istriku merah” goda Ali

“Kak Ali mah hobinya godain aku mulu ih” rengek Prilly dengan mengerucutkan bibirnya

“Kamu itu lucu tau gak kalau seperti itu, jadi makin gemes kan”

“Tau ah, sudah ayo kembali ke kamar” ajak Prilly

“Buru-buru sekali sih sayang, hmm kamu pengen ya?” selidik Ali

“Pengen apaan sih kak?”

“Ibadah suami-istri” jawab Ali dengan memainkan kedua alisnya

“Kak Ali omes ih” sambil memukul pelan lengan Ali

“Lho apa salahnya, kan ke istri sendiri, kalau ke istri orang baru dosa”

“Tau ah, nyebelin banget”

“Hehe iya iya ya sudah ayo kembali ke kamar”

Akhirnya mereka kembali ke kamar. Namun, saat Prilly masuk ke kamar dan menyalakan lampu kamar dia terkejut melihat kelopak-kelopak mawar di lantai membentuk namanya dan berbentuk hati. Ditambah lilin-lilin yang menambah nuansa romantis semakin terasa.

“Ya Allah, ini kakak yang buat?” tanya Prilly dengan mata yang berkaca-kaca

“Ide kakak sih, tapi yang mendekor teman kakak. Gimana? Kamu suka?”

“Suka banget kak, gak nyangka kalau kakak ternyata bisa romantis juga”

“Kakak ingin menjadi suami yang baik, yang bisa membuat kamu bahagia, kakak ingin mata kamu mengeluarkan air mata kebahagiaan bukan air mata kesedihan, kakak mencintaimu Prilly”

Airmata Prilly pun akhirnya lolos dari mata hazelnya. Ia tidak menyangka jika dia mendapatkan cinta Ali, meskipun cinta yang harus terbagi dengan istri pertamanya.

“Prilly benar-benar bahagia kak. Terimakasih telah mencintai Prilly, Prilly juga mencintai kakak”

“Apaa? Coba ulang, kakak tidak mendengarnya”

“Tidak ada putaran ulang ya kak” ucap Prilly sambil bersedekap dada

“Iya iya sayangku” sambil memeluk Prilly

Dan kemudian malam romantis itu diakhiri dengan ibadah yang dilakukan oleh suami-istri.

Qilla PoV

BRUUKKK‼!

“Maaf-maaf saya terburu-buru hingga tidak melihat Anda” sesalku.

“Lhoo, kamu Qilla kan? Istrinya Ali? Aku Alda, apa kamu ingat?” tanyanya dan aku terdiam sambil mengingat

Oh aku ingat, Alda adalah teman dekat mas Ali dulu. Ternyata dia semakin cantik, meskipun auratnya belum tertutup sempurna. Namun, baju yang ia kenakan sekarang lebih baik daripada waktu pertama kali aku bertemu dia.

“Oh iya, kamu teman mas Ali kan?” tanyaku

“Ya benar, bagaimana kabar Ali? Mm, lebih baik kita mengobrol dulu bagaimana?” ajaknya

“Boleh, mari mengobrol di cafe itu” tunjukku pada salah satu cafe

Setelah berada di cafe aku menjawab pertanyaan Alda tadi

“Kabar mas Ali alhamdulillah baik-baik saja, Al”

“Syukurlah, aku sangat merindukan dia. Dimana dia sekarang?”
Apa maksudnya wanita ini, secara terang-terangan mengatakan jika dia merindukan suamiku? Batinku berkata

“Eh maaf, maksudku aku merindukan kebersamaan kita dulu. Wajarlah, aku dengan dia kan seperti kakak-adik. Tolong,jangan salah paham dulu”

“Mas Ali saat ini berada di Turki” jawabku

“Turki? Apa yang dia lakukan disana?”

“Ada sedikit urusan” jawabku sekenanya, karena aku tidak mungkin memberitahukan yang sebenarnya ke Alda karena ini masalah pribadi rumah tanggaku

“Oh begitu, lalu kalian telah memiliki berapa momongan?”

“Kami belum dikaruniai momongan” jawabku lesu

“Maaf Qilla, aku tidak bermaksud”

“Tidak apa-apa,wajar bila kamu bertanya kan kamu dan mas Ali sudah lama tidak bertemu. Bagaimana karirmu?

“Alhamdulillah berjalan lancar, minggu depan datang ya keperagaan busana yang aku rancang”

“Wah kamu seorang perancang busana? Kebetulan ummiku memiliki butik baju kita mungkin dapat bekerja sama”

Akhirnya kita bercerita panjang lebar dan aku akan mengajak mas Ali untuk datang ke acara Alda.

Kok pendek?? Iya part ini pendek bgt, alasannya karena udah buntu bgt mau diterusin gimana. Next partnya aku usahain agak panjang kok. Aku usahain seminggu aku next 2x itupun kalau aku ga sibuk ya. Jangan lupa vommentnya biar makin semangat nulisnya😘

Surga yang KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang