I shout, I swear, I get angry, I get scared
I fall, I break, I mess up, I make mistakes
But if you can't take me at my worst
You don't deserve me at my best
Machine Gun Kelly feat Hailee Steinfeld - At My Best□□□□
Aura di ruangan itu benar-benar berbeda dari biasanya. Biasanya aura di sekitar mereka ceria tapi kali ini berbeda sangat berbeda dari biasanya. Aura di sekitar benar-benar membuatku terpojokan.
"Lo bilang ke Henry kalau dia apa?" tanya Cia yang mencoba memastikan kalau pendengarannya tidak salah.
"Pengacau," jawabku pelan, sepelan mungkin.
"LO GILA?!" teriak Jessica.
Aku memejamkan mataku saat melihat ekspresi mereka yang seakan ingin memakanku hidul-hidup. Tanpa membuka mataku, aku menggeleng pelan dan pastinya mereka akan semakin marah. Mungkin saja mereka benar-benar akan memakanku hidup-hidup.
"Kita tahu kalau lo gak suka sama Henry atau kesal sama dia, tapi gak seharusnya lo ngebilang ke Henry kalau dia itu pengacau," ucap Krystal, ya sepertinya itu suara Krystal.
"Kita tahu, lo itu pasti dalam keadaan marah waktu bilang itu. Kata Krystal itu benar, walau dalam keadaan marah gak seharusnya lo bilang gitu. Itu nyakitin perasaannya," kali ini mungkin Cia.
"Gue gak terima lo bilang Henry gitu! Kurang apa Henry?! Dia selalu aja baik sama lo, walau lo udah berapa kali nolak dia. Coba deh lo pikir, gimana perasaan lo kalau di posisi Herny? Sakit, 'kan?! Seharusnya, lo gak bilang gitu! Itu benar-benar kelewatan! Gue yang sahabat lo aja sakit dengarnya, apalagi dia!"
Nah, kalau yang tadi pasti Jessica. Karena Jessica lah orang yang pasti akan sangat marah mengenai hal ini. Dia kalau soal cowok, hmm ratunya. Sayang sekali dia masih jomblo.
Aku mengintip mereka sebelum aku membuka mataku sepenuhnya. Mencoba untuk tersenyum walau di situasi yang salah, "Gue itu.... juga gak tahu kenapa bilang gitu. Itu cuman spontan aja ke ucap."
"Tetap aja seharusnya lo itu pikir dulu!" kesal Jessica.
Aku melirik ke arah lain, yang pasti bukan ke arahnya."Iya iya, lain kali gitu."
"Lo punya hati gak?" tanya Jessica yang membuatku langsung menoleh ke arahnya.
Aku mengerutkan keningku, "Memangnya kenapa?"
Jessica masih saja menatapku tajam, "Kalau lo punya hati, seharusnya lo tahu gimana sakitnya di bilang pengacau dalam hidup seseorang. Dan kalau lo tahu rasanya, seharusnya lo udah mikir dari tadi buat minta maaf ke dia."
Aku melongo mendengar ucapan Jessica barusan. Dia bilang apa? Minta maaf? Maaf dan maaf, gak akan ada acara minta maaf.
"Gue setuju," sahut Cia.
Krystal mengubah posisinya menjadi duduk di sampingku, "Lo mendingan minta maaf, ya walau lo waktu itu kesal dan mungkin aja Henry ngertiin lo. Tetap aja lo harus minta maaf, perkataan lo itu benar-benar nyakitin."
Aku menelan salivaku dengan susah payah. Minta maaf ya? Ah, bagaimana caranya minta maaf ke dia? Kalau nanti dia gak mau maafin, gimana? Terus, kalau dia ngasih syarat aneh-aneh kalau mau dimaafin dia, gimana? Gak ah, gak mau!
"Jangan gengsi untuk minta maaf," ucap Jessica yang seakan tahu tentang hati dan pikiranku.
"Mau dia maafin atau gak, itu urusan nanti. Yang terpenting, lo udah minta maaf ke dia," tambah Krystal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Baby
Teen Fiction"Gue akui lo tampan, tapi bukan berarti gue bisa suka sama lo! Ingat itu! Dan jangan macam-macam sama gue kalau lo nggak mau gue bunuh!" -Kayla Adonia Sangster "Lo cantik dan pastinya gue suka lo. Satu hal lagi, gue bakalan buat lo suka sama gue kal...