Tiga belas

3.1K 412 14
                                    

 I don't want your money
Forget about that honey
I just wanna be with you

I dont need your flowers
Just your hours
Baby you have bloomed in my heart
Isyana Saravasti - Keep Being You

*****


"Jatuh cinta denganmu itu, sama saja seperti aku jatuh cinta dengan kaktus. Aku memilikimu, tapi aku tak bisa memelukmu dan dekat denganmu. Karena itu akan terasa sakit."

- Kayla Adonia Sangster

*****

"Mau ini?"

Aku menghela napas untuk kesekian kalinya, ketika lagi-lagi yang terlihat bukan seseorang yang sesang aku tunggu. Mataku terpaku ke matanya, terlihat sekali kalau dia banyak masalah. Walau begitu, dia tetap saja meluangkan waktunya untukku.

"Gue nggak lapar."

Aku menunduk hingga keningku bersentuhan dengan meja. Dapat aku rasakan, kalau Azka mengelus puncak rambutku. Sesekali dia menepuk pelan kepalaku. Dalam suasana seperti ini, kami tidak saling mengobrol melainkan saling merasakan perasaan satu sama lain. Mencoba mengerti apa yang sedang kita berdua hadapi.

"Kalau lo nggak makan, maag lo bisa kambuh." Azka masih mencoba untuk merayuku.

Dengan terpaksa aku menerima siomay yang diberikan Azka. Mau tak mau, aku harus memakan dan menghabiskan makanan ini. Mood-ku benar-benar tidak bagus untuk dua hari ini.

"Lo berdua baru aja jadian seminggu lebih, baru bentar dan hubungan kalian udah buat lo galau gini," ucap Azka.

Aku memukul sendok yang ku pegang ke piringnya. Sehingga menimbulkan bunyi yang menarik perhatian beberapa orang disini, "Makanya itu, sahabat lo itu kemana dua hari ini?! Kenapa nggak ngasih kabar atau ngeaktifin HPnya gitu?!"

Azka mengangkat kedua bahunya, membuatku tambah kesal. "Dia juga ngilang tanpa ngomong ke kita dulu."

"Nyebelin tuh orang!" sungutku.

"Kay."

Panggilan serius Azka membuat aku merasakan ada sesuatu yang buruk. Aku hanya menatapnya tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Entah kenapa tiba-tibas aku jadi malas berbicara.

"Kalau misalnya," Azka menjeda ucapannya, "Henry tiba-tiba muncul sama cewek lain gimana?"

Oh my god! Azka sama sekali tidak memperbaiki suasana. Kalau saja Azka tidak bermasalah jika aku pukul kepalanya, mungkin sekarang aku sudah memukulnya berulang kali.

"Lo kok nyebelin?!"

"MISALNYA Kay, Misalnya!" Azka berdecak.

Kedua bola mataku memutar dan melihat ke arah lain. Mataku melebar melihat apa yang sedang aku lihat. Beberapa kali aku mengerjapkan mata karena aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

Baru 10 hari, tapi sudah seperti ini?!

"Kay?" Azka mengguncang tubuhku, membuat aku tertawa. "Gimana kalau kita ke ruangan gue?"

Aku mengambil minuman yang ada di dekatku dan langsung menghabiskannya tanpa tersisa. Aku bisa kehilangan kendali kalau seperti ini! Ini menyebalkan!

Be My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang