Sepuluh

3.8K 454 17
                                    

So when your tears roll down your pillow like a river
I'll be there for you
I'll be there for you
When you're screaming, but they only hear you whisper
I'll be loud for you
There for You (Feat. Troye Sivan) - Martin Garrix

*****

Henry POV

"Apa lo bilang?! Bryan nyatain perasaannya?!!"

Sherly mengangguk, "Dia sekarang lagi sama Azka, kayaknya minta restu gitu."

Apa tadi Sherly bilang?! Minta restu?!!!!

Aku menatap Sherly horor, "Mereka dimana?!"

"Dia lagi ada di koridor dekat parkiran mobil," Sherly menahanku, "hati-hati ya, Azka lagi nyeremin banget. Kalau bisa, jangan pakai kekerasan soalnya Azka mudah terpancing. Gue takut dia kenapa-kenapa, kalau lo yang luka sih nggak masalah."

Aku memutar bola mata, kata-kata Sherly benar-benar membuat kesal.
"Gue tahu batas kali Sher!"

Tanpa menunggu jawaban dari Sherly, aku langsung pergi menuju tempat yang dimaksud. Saat sampai di tempat ini, aku tidak langsung mendatangi mereka. Kalau aku langsung kesana, pasti bawaannya ingin menghabisi cowok itu!!

Jadi, aku memutuskan untuk melihat mereka dari jauh. Hanya memperhatikan sampai akhirnya Azka menarik Kayla dan mereka tidak terlihat lagi. Karena mereka berdua tidak terlihat lagi, aku langsung menghampiri Bryan.

Tanpa memperingati Bryan, aku langsung meninjunya. Menghajarnya beberapa kali sampai ujung bibir dia berdarah. Dia tidak sempat menolak karena tinjuanku datang tiba-tiba.

"Lo sekarang mau ngapain, brengsek?!" Aku mendorongnya kuat hingga dia jatuh ke lantai, "lo nembak Kayla buat apa?! Ha! Apa rencana lo kali ini?!"

Bryan tertawa, entah jenis tawa apa itu. "Lo cemburu? Lo ngerasa kalah?"

Saat aku ingin menarik Bryan untuk berdiri dan kembali menghajarnya, cewek pengacau tiba-tiba berdiri di antara kami. Menghentikan rencanaku secara tiba-tiba.

"Ini sekolah, seharusnya lo nggak pakai kekerasan!!" seru cewek ini yang aku tidak tahu namanya siapa.

Aku tersenyum miring mendengar ucapannya. Jariku mendorong keningnya, "Ngomong untuk diri lo sendiri, baru ngomong ke gue. Dan ada tambahan dari gue, ini sekolahan, nggak seharusnya lo berdua rencanain hal licik yang lo pikirin itu!!!"

Satu tamparan mendarat mulus di wajahku, "Lo nggak tahu apa-apa tentang kita!!! Lo itu yang licik, nyebarin info salah tentang kita ke semua orang!!"

Ini sangat-sangat menarik, "Oh ya? Apa kata-kata lo itu juga bisa digunain untuk foto, rekaman suara dan video yang gue dapat?!"

Bryan menarik cewek itu dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Waw!! Ini semakin menarik!

"Kalau lo mau dapatin hati Kayla ya jangan pakai kekerasan," Bryan tersenyum miring, "gue bilangin ke lo, lo nggak akan bisa dapatin hati dia!! Karena gua udah ada di hati dia!"

"Henry STOP!!"

Teriakan Krystal dan kemunculan Gilang, Arka dan Evan, membuatku mengurungkan niat untuk melayangkan tinju ke wajah menyebalkan cowok ini.

"Lo jangan pura-pura manis, gue benci ngelihat cowok manis," ucap Evan yang sudah berdiri disampingku.

"Lo mendingan pergi deh, Yan," Krystal menatap kami dengan tatapan memperingati, lalu dia kembali menatap Bryan, "jumlah lo kalah. Dan gue nggak bisa mihak lo, walau lo teman sekelas gue."

Be My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang