Empat

7.7K 736 46
                                    

Hatiku berharap, mungkin engkau akan berubah.
Bisa mencintai aku, seperti hatiku padamu.
Hujan badaikan ku tempuh.
Bintang di langit akan ku raih.
Tompi- Sedari Dulu

□□□

Aku memandangi setiap bunga di taman ini. Rasanya ada yang aneh. Bukan bunganya, tapi perasaanku belakangan ini. Ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini?

"Kay," panggil Azka. Dia menatapku heran, "Lo belakangan ini aneh, gak kayak biasanya."

Aku menaikkan satu alisku, "Gue aneh?"

Azka mengangguk, "Lo gak hobi teriak lagi, gak cerewet lagi dan malah lo pendiam banget. Lo di apain sama Henry?"

Henry? Kenapa nama dia yang muncul dari mulut Azka? Memangnya perubahan di diriku itu di sebabkan oleh Henry? Tapi, bisa saja. Soalnya, perasaan aneh ini ada semenjak pulang dari tokoh bunga itu.

Aku berdiri dan mendekat ke bunga Chocolate Cosmos, bunga yang di berikan Henry waktu itu. "Gue gak di apa-apain sama Henry. Gue diam karena lagi bingung aja."

"Bingung soal perasaan? Soal Henry?" tebak Azka.

Aku mengernyitkan dahiku saat mendengar nama Henry lagi, "Kenapa Henry mulu?! Emangnya gak ada hal lain selain Henry?!"

Azka tertawa pelan lalu ia menaikkan kedua bahunya. Mengambil HPnya dan mengotak-atik HPnya. Dia sama sekali tidak peduli denganku yang sudah kesal dengannya.

Aneh, tadi ketawa tapi sekarang udah cuek gitu. Sifatnya bisa berubah dalam hitungan detik.

"Gue ada mau nanya sama lo."

Aku menoleh saat Azka mengucapkan kata-kata itu. Awalnya ku kira itu untukku, nyatanya tidak. Itu untuk seseorang yang sedang dia telepon.

"Tumben banget lo nanya pakai permisi dulu, biasanya langsung aja."

Mataku melebar saat mengenali suara itu. Untuk apa Azka menghubungi Henry? Dan apa maksud Azka membesarkan suara telepon mereka?

Azka melirik ke arahku, "Lo ada ngapain Kayla? Belakangan ini dia suka diam sama melamun."

"Ha? Kayla sakit ya? Kenapa dia gitu?"

"Kenapa lo balik nanya? Dia gitu semenjak lo antar pulang waktu itu."

"Gue gak apa-apain dia, beneran."

Azka menaikkan satu alisnya, "Oh ya?"

Aku menatap Azka dengan tatapan paling tajam yang ku punya. Untuk apa dia bertanya hal seperti itu ke Henry? Memangnya Henry itu tahu semua tentangku? Memangnya Henry itu penyebab semuanya?!

"Tutup teleponnya!" ucapku pelan, sepelan mungkin.

"Gue cuman ajak dia ke toko bunga habis itu gue antar dia pulang. Udah itu aja. Gak percayaan banget lo sama gue."

"Lo ada bilang sesuatu ke Kayla?"

Aku mempertajam mataku, untuk apa dia bertanya hal seperti itu? Berguna sekali kah bagi dia?

Hening beberapa saat sebelum Henry berdeham, "Gue cuman bilang, biarin gue cintai lo."

Azka tersenyum lebar saat mendengar ucapan Henry, "Oke, gue percaya sama lo. Jangan lupa nanti malam."

Aku mengerutkan keningku, sifatnya aneh. Benar-benar sangat aneh, "Lo kenapa sih?!"

Azka menunjuk dirinya, "Gue gak apa-apa. Gue cuman pengen tahu aja, apa yang udah ngebuat kembaran gue jadi lebih pendiam dari sebelumnya."

Be My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang