Sembilan

4K 464 20
                                    

I’ve fallen for you, even when I saw you for the first time
Though I shout out a thousand times, you’re not the right one
I can’t do what I want, I can’t do as I please

Again today, my heart is confused
AOA- Confused

****

Jariku mengetuk meja cukup kuat, hingga menimbulkan bunyi yang hanya bisa di dengar olehku. Ya karena kantin sangat-sangat ramai.

"Lo kenapa natap dia gitu banget?" heran Jessica.

"Udah dua orang yang lo tatap gitu," Krystal mengikuti arah pandanganku, "anak baru yang katanya adik Bryan dan lo bilang, seharusnya dia adik kelas kita."

"Artinya dia masih SMP dan kantinya bukan disini." Alecia ikut mengingatkan ucapanku.

"Dan anak baru di kelas kita alias Oliv. Lo juga natap dia gitu, natap dia sinis dan kayak lo lagi cari sesuatu dari mereka," tambah Krystal.

"Dia lagi cemburu tuh," ucap Jessica santai.

Mataku melotot menatapnya, "Apa lo bilang?! Gue cemburu?! Sama siapa?! Dan karena apa?!"

"Lo cemburu sama Oliv yang yah nanyain tentang Henry mulu ke lo," Jessica menggantung kata-katanya, matanya menatap ke arah Billa, "lo cemburu ke Billa karena sekarang Bryan sibuk dengan dia mulu."

"Kay, gue saranin. Lo harus milih salah satu dari mereka, yang lagi jalan ke arah kita atau lagi natap kita dari meja diujung kantin," bisik Alecia.

Keningku mengerut saat mendengar ucapan Cia. Siapa yang lagi kesini dan siapa yang lagi natap kesini?

"Gue bilangin, lebih baik lo milih yang natap kesini, soalnya Azka udah setuju. Kalau Bryan mah Azka belum tentu setuju," Jessica mengarahkan kepalaku ke orang yang mereka maksud, yang ternyata orang itu adalah Henry, "kita bertiga pergi dulu ya, soalnya ada yang mau PDKT nih!! Bye!!"

Aku memejamkan mataku sesaat saat melihat ketiga temanku langsung berkari pergi saja. Memang teman-teman kurang ajar!!!! Kenapa juga mereka ninggalin aku, hanya karena Bryan dan Billa kesini?!!!

"Hai Kak," sapa Billa akrab.

Aku membuka mata dan mencoba tersenyum ramah ke dia, "Jangan panggil gue Kakak deh, soalnya kita seangkatan."

"Tapi kan umur Billa lebih muda." Billa menolak.

Muda setahun juga!! "Apa mau lo aja deh."

"Kay, nanti mau belajar sama-sama nggak? Besok kita ada ulangan fisika," ajak Bryan.

Nah, senyum asliku langsung terukir begitu saja di wajah. "Wah!! Boleh banget tuh, pulang sekolah ya?"

"Billa boleh ikut?" tanya Billa.

Dia menatap kami penuh harap dan aku yakin, tanpa harus dia menatap seperti itu, Bryan pasti membolehkannya. Karena, lihat tuh!!! Bryan langsung mengangguk begitu saja sedetik kemudian setelah Billa bertanyaa!!!

"Mau ngantarin Billa ke kelas nggak, Kak? Soalnya Billa agak risih dilihatin Kakak kelas," pinta Billa lagi-lagi dengan memakai tatapan itu.

Kalau risih kenapa? Memangnya aku harus peduli?! Memangnya itu urusan aku?!!

"Boleh, yuk!"

Kenapa hati dan pikiran susah sekali sejalan?!! Kenapa juga aku menjawab seperti itu?! Menyebalkan!!!

Karena jawaban yang tidak sesuai dengan isi hatiku itu, aku harus mengantarkan Billa ke kelasnya. Beruntung Bryan juga ikut, kalau enggak, mungkin aku udah kesal aja dan terus-terusan tersenyum palsu.

Be My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang