"Yaudah, mending kita berangkat sekarang." Ujar Eliza mengalihkan pembicaraan."Ayo!" Jawab semua serempak
Mereka melanjutkan perjalanan untuk menyelidiki lorong.
Pertanyaan Gibran menyebabkan mereka menahan langkah, "Eh, lo pada nyadar ngga kalo kita ada di perempatan lorong?"
"Eh, iya juga ya, kok gue baru nyadar ya?" Agnetta menjawab sambil mengamati sekitar.
Ramon mengamati Agnetta yang celingukan, "Ya iyalah, lo kan goblog, makanya lo ngga tau," celetuknya.
Agnetta pun tak terima dirinya dikata goblog, "Apa lo bilang?! Emang dari tadi lo nyadar?" Agnetta mencibir dengan suara tingginya.
"Emm enggak juga sih." Jawab Ramon dengan cengiran bodohnya.
"Dasar! Songong lo!" Agnetta mengejek Ramon.
Hava yang daritadi hanya diam pun angkat bicara, "Udah dong, dari tadi berantem mulu sih!"
Stella nampak berfikir sejenak, "Mendingan kita bagi jadi dua kelompok." Stella memberi saran.
Ekspresi Hava berubah menjadi ceria, "Iya. Gue, Stella, Theo, Gibran jadi satu kelompok ke lorong kanan, kalian sisanya jadi satu ke lorong kiri." Kata Hava membagi kelompok sambil menjentikkan jari tangannya di akhir kalimatnya, tak lupa wajah sok pintarnya yang sama sekali tidak pantas.
"Ya udah deh, sekarang kita berpencar." Balas Eliza.
Akhirnya, mereka berjalan berpencar sesuai kelompok masing masing.
***
Di lorong kanan, Stella dan Theo selalu bertengkar.
Suara Gibran menginterupsi pertengkaran antara Stella dan Theo, "Eh, lo pada bawa kompas nggak?" Tanyanya.
"Gue bawa, nih." Jawab Theo sambil menyerahkan kompasnya pada Gibran.
Gibran tidak menerima kompas itu dari tangan Theo, melainkan mendorongnya kembali kearah Theo, "Eh, lo aja yang bawa kompasnya, gue kan ngga begitu ahli, hehehe" ujarnya.
"Lo tuh, ngga berubah ya. Ok, kalo gitu gue yang didepan." Ucap Theo memutuskan.
Saat mereka di perempatan, terjadi sedikit masalah.
"Eh, kita ke... Kanan." Ujar Theo sedikit terputus karena bingung.
Stella sedikit terkejut oleh penuturan Theo, "Eh, goblog! Ya jelas jelas kita ke kiri, nih, liat kompas gue! Untung gue bawa kompas, lo tuh emang ngga bisa diandelin." Ucap Stella dengan emosi.
"Apa lo bilang? Heh, gue tuh paling pinter diantara Briyan, Ramon, dan Gibran!" Bentak Theo tak terima.
"Udahan napa sih! Dari tadi berantem mulu! Ayo lanjut!" Lerai Hava. Hava adalah orang yang cinta damai, jadi ia sangat jarang bertengkar, bahkan hampir tidak pernah bertengkar.
💃💃💃
Sementara di lorong kiri, Agnetta, Ramon, Eliza, Briyan berargumen saat mereka bertemu sebuah pertigaan.
"Gimana kalo kita pencar dua-dua aja? Biar lebih cepet." Tawar Briyan.
"Iya, gue setuju, gue sama Ramon kekanan, lo sama Eliza ke kiri. Ngga usah mikir macem macem, ini cuma biar saling ngejaga." Jawab Agnetta.
~<>~
Di lorong kanan tempat Agnetta dan Ramon berada.
"Eh, kok senter gue mulai redup ya?" Tanya Ramon mulai panik ketika senter yang berada di tangannya meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is An Adventure [HIATUS]
RandomKisah petualangan empat badgirls yang bernama Hava Kalea Calestyn, Eliza Griselda Gloria, Stella Bellvania Carissa, Agnetta Athalia Amanda. Empat badboys yang bernama Gibran Galia, Briyan Reviano, Theo Aharon, dan Ramon Achilles. Kedelapan anak man...