Chapter 7 - Balik

453 33 1
                                    

Di lorong tempat Hava, Stella, Gibran, dan Theo berada terjadi sedikit percakapan.

Hava menghentikan langkahnya, hal itu menyebabkan Stella, Theo, dan Gibran ikut menghentikan langkahnya, "La, dari tadi kita nyelidikin nih lorong kok nggak nemuin sesuatu yang menarik ya? Gue capek nih." ujarnya Hava

"Iya, nih. Lorongnya gini gini aja, gue jadi bosen. Mending kita balik aja, ini udah jam 4 sore." Gibran menjawab sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Karena lelah, Hava menyandarkan tubuhnya di dinding lorong, "Gimana nih? Kita balik aja yuk? Kita lanjutin lain waktu aja." saran Hava

Theo yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara, "Oke, kita balik aja. Gibran, lo hubungin Briyan sama Ramon biar kita ketemuan di perempatan yang tadi," perintah Theo pada Gibran.

Gibran langsung menuruti perintah Theo dan mengeluarkan ponselnya. Ia mengetikkan pesan di group chat yang Gibran CS buat.

Gibran Galia : Guys, kita sekarang kita kumpul di perempatan tadi

Briyan Reviano : Mau ngapain? Mau balik?

Ramon Achilles : Kita belum nemuin apa apa, ya kalik udah mau balik?

Gibran Galia : Ngga usah banyak ngomong, lo berdua mau ampe kapan disini? Ini udah jam 4 sore. Kita lanjutin kapan kapan.

Briyan Reviano : Ok. Otw

Ramon Achilles : Ok. Otw (2)

Gibran memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lagi

"Aahh kampret! HP gue lowbatt! Kalo gini kan gue jadi susah ngehubungin Eliza sama Agnetta." Stella mendengus kesal.

"Bener banget, La. Gue nyesel banget. Perasaan gue nggak enak, nih, gimana kalau mereka kenapa napa?" Kata Hava sambil menggigit bibir bawahnya cemas.

"Lo berdua tenang aja, kan ada Briyan sama Ramon yang ngejagain mereka." Theo mencoba menenangkan Stella dan Hava.

💃💃💃

Di lorong tempat kelompok Eliza berada. Eliza, Briyan, Agnetta, Ramon berpapasan di pertigaan—saat mereka berpencar dua-dua.

"Kenapa sih si Gibran nyuruh kita balik? Kita kan belum nemuin apa apa, masa sih udah mau balik?" celetuk Ramon memulai percakapan.

"Tau tuh, gak jelas banget," Briyan menimpali perkataan Ramon.

"Eh, btw kok Eliza dari tadi diem mulu sih? Biasanya kan lo yang paling cerewet." Tanya Agnetta bingung dengan sikap Eliza yang berbeda.

"Ya ampun, Za. Kok lo keliatan abis nangis gitu sih? Lo kenapa? Lo abis nangis?" Ucap Agnetta histeris saat melihat wajah Eliza.

"Ini pasti gara gara Briyan!" Ucap Agnetta menuduh Briyan dengan tatapan horror.

"Kok gue sih?!" Briyan tidak terima dan langsung dibalas pelototan tajam oleh Eliza.

Briyan tidak mau kejadian tadi diketahui oleh teman temannya. Memalukan.

"Gue nggak papa. Udah nggak usah dibahas." Ujar Eliza mencoba tersenyum.

This Is An Adventure [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang