Chapter 20 - Misunderstand

128 13 7
                                    

Sesampainya di apartment Gibran, Briyan langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk tanpa melepas sepatu.

"Heh! Kutu, lepas tuh sepatu lo, jangan sampai barang barang gue tercemar." Kesal Gibran saat melihat temannya tersebut.

"Iya iya elahh, repot amat lo kayak cewek" Briyan melepas sepatunya diikuti Ramon dan Theo. Keduanya sibuk dengan gadget, sudah pasti.

"Nyalain PS dong, Bran. Katanya lo ganteng, hehe" ujar Briyan sambil basa basi.

"Nyalain sendiri tuh, stick ps nya ada di lemari bawah tv" jawab Gibran.

"Siyap bos" Briyan dengan semangat langsung menyalakan televisi untuk bermain ps.

"Gerah banget ya hari ini, nyalain ac ya, Bran" ucap Ramon, tangannya sibuk mengibaskan kerah seragamnya karena kegerahan.

"Hooh nih," Briyan langsung membuka baju seragamnya. Dirinya tak memakai kaos dalam, maka langsung nampak bentuk atletis tubuh Briyan.

Tentu saja Briyan masih memakai celananya :v hal itu sudah biasa ia lakukan, tidak memakai kaos dalam dan bertelanjang dada. Kalau boleh jujur nih seumpama ada cewek liat Briyan pasti langsung jerit, bayangin aja tuh badan bikin ngiler, eksotis, six pack pastinya. Uh ah, engas hm.

"The, Mon, main sini temenin gue" ujar Briyan merasa kesepian. Nasib jomblo :')

"Mau gue mau!" Ramon langsung menyambar stick ps yang menganggur dan bertanding dengan Briyan entah game apa itu.

"Eh iya, Bri, btw tadi para cewek ngomong apa aja?" Tanya Theo me

Flashback on.

"Eh, si Ruth bareng siapa deh?" Tanya Ramon.

"Ya terserah" jawab Eliza tanpa menoleh. Sedangkan Agnetta dan Hava fokus dengan ponsel.

"Kalian kenapa deh? Gak suka sama Ruth?" Tanya Briyan to the point.

"Ya siapa yang gak sukaiat cewek suka deket deket sama cowok gitu" jawab Agnetta cepat.

Bener juga, mereka gak suka ternyata, batin Ramon dan Briyan.

"Kenapa kalian berprasangka buruk gitu? Gak baik loh, mungkin aja karena lo pada sombong gitu jadinya Ruth lebih pilih deket cowok. Cowok kan gak munafik, ya gak?" Jawab Briyan panjang lebar dan diangguki oleh Ramon.

"Y" singkat padat jawaban Eliza.

"Yaudah, kalau emang lo pada gak suka sama Ruth ya jangan sampai ketus gitu sama dia." Ramon the wise man, wkwk :v

"Lo kenapa deh malah menggurui gitu, kalau emang lo suka sama dia ya udah lah" jawab Agnetta dengan nada sinis.

"Gue tau lo cemburu kan, haha, baper amat sih" gurau Briyan.

"Siapa juga yang cemburu, pede" ketus Eliza. Hava tak ingin menanggapi apabila sudah membahas tentang Ruth, ya gitu deh.

" Ya kalau lo gak cemburu gitu ngapain lo jadi ketus sama Ruth? Pas awal ketemu juga lo pada biasa aja, eh sekarang jadi ketus gitu, apa dong namanya kalau bukan cemburu?" Ujar Briyan panjang lebar.

"Ya emang kita biasanya gitu kan?"

"Enggak, dulu kalian lebih pecicilan, tapi sekarang jadi lebih pendiam"

This Is An Adventure [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang