"Aku marah!!!" Teriak Yaya mengelegar keluar suaranya dari Uks, wajahnya merah padam karena malu dan marah. Ahmad seperti melihat isi hatinya yang sangat terdalam dan bisa menebaknya dengan enteng. Ahmad malah tertawa bahagia melihat tingkah Yaya yang begitu.
Imut, batinnya. Semenjak berpacaran Ahmad sudah mengeluarkan sifat mengodanya entah karena senang melihat expresi yaya atau dia menikmati melihat Yaya yang marah dan kelimpungan.
Ahmad mengakhiri marah Yaya dengan memeluk Yaya yang sedang melempar bantal dan apapun yang di sekitarnya. Dalam 4 menit lebih sedikit Yaya tenang di pelukan Ahmad.
"Udah tenang? Gak marah lagi, kan?"
Pernyataan Ahmad malah mendapatkan tinjuan dari tangan mungil Yaya dan Ahmad tambah tertawa memeluk erat perempuan di depannya.
"Hah~ sudah lama gak meluk sesuatu."
"Peluk guling sana!" Potong Yaya ketus.
Ahmad tertawa dan mengeluk kepala Yaya "hm, guling rasanya gak begini deh." Ahmad lalu menengelamkan kepalanya di antara pundak Yaya, lalu Yaya mengeliat geli, tempat tergelinya di leher jadi ia sedikit menahan tawa mengusir Ahmad.
"Puh, Mad, Mad, geli, hahaha" Yaya terlepas tertawa dan orang yang di pundak tidak merespon dan melancarkan ciuman di leher, merasa mulai ada perasaan aneh dengan terpaksa Yaya memukul kepala Ahmad.
"Sa, sakit," rintih Ahmad memngelus kepalanya "nanti aku gak bisa nglanjutin S3 ku gara-gara hilang ingatan."
"Sekaligus aja lupain segalanya!" Cemberut Yaya mengelus lehernya yang di kerjai oleh Ahmad. Yaya secepatnya mengambil handphone nya dan melihat ke lehernya. Sialnya, si Ahmad terang-terangan sekali melakukan kiss mark di leher Yaya.
"Tidak akan hilang walaupun kamu hapus pakai tangan gitu, nanti tambah perih." Ahmad memeganggi tangan Yaya yang sedari tadi frustasi menghapus dan mengesekan tangannya ke leher.
"SALAH SIAPA HAH!!!" tekan Yaya di suaranya yang penuh dengan amarah.
Ahmad tambah senang, hari ini moodnya naik derastis menjadi bahagia tingkat dewa. "Kalau begitu mau ku lanjutkan Bu Ahmad?"
"Hentai!!!" Tegas Yaya menolak Ahmad dengan tatapan membunuh.
"Hee, semenjak di jepang jadi nonton filem adult dan mature gitu yah, mau di peraktek kan?" Tanya Ahmad senyum menyeringai, Yaya bergedik merinding.
"Me, memangnya kamu tahu artinya!" Ucap Yaya memberanikan diri.
"Kau pikir aku Pria apaan? Aku dah dewasa juga," Ucap Ahmad terkekeh menghilangkan tatapan yang tadi mempermainkan Yaya dan ia lalu menghela nafas "yah, setidaknya penonton yang di luar jadi sedikit terhibur."
"Eh!?."
Ahamad tersenyum saja, Yaya lalu berdiri dari tempat tidur Uks dan melihat ke luar. Ya, di sana, Yusni, Lusi, Al, Ivan, Andre, Joko, dan Rizki menguping.
Kemarahan Yaya mengelegar, membara, memanas, dan meledak. Semuanya lari ketakutan dan Ahmad dengan tertawa lepas melihat beberapa temannya di tempeleng oleh Yaya. Ya, mereka tidak akan berani membalas Yaya atau mereka akan berhadapan dengan si Ahmad dan lagi para sahabat Ahmad tidak akan memukul perempuan.
Yaya berhenti, rasanya badannya begitu capek dan ia mulai sesak nafas. Ahmad yang melihat itu langsung berlari ke samping Yaya dan bahkan mengendongnya secara refleks.
"Oi, gak apa kan si Yaya!" Ivan langsung berlari yang sedari tadi meringis kesakitan minta ampun di bogem Yaya.
Lusi, Al dan Yusni langsung berbalik arah menghawatirkan Yaya yang memang sedari dulu badannya lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTAKU LOVE (COMPLETEd)
Teen FictionAnime, J-pop, J- Rock, dan kulturnya... banyak sekali informasi yang ada dikepalaku tentang jepang jepang jepang sebut saja OTAKU. Yaya cewek OTAKU yang selalu menyukai jepang, berbicara seperlunya, to the point dan tak suka membuang waktu. di kepal...