I'm Fine
21.
Theo benar-benar lelah, ia sudah beberapa kali berusaha menahan Draco agar tidak melompat dan memecahkan kepala Ronald Weasley selama mereka mendengarkan pembicaraannya dengan perempuan yang mereka sewa.
Theo tidak menyangka ada orang yang dilahirkan dengan tingkat kebrengsekkan luar biasa seperti Ron dan Ginny Weasley.
Mereka berdua berencana menculik Maura, tapi belum benar-benar tahu apa yang akan mereka lakukan begitu berhasil menculik Maura, mereka baru berencana menyekapnya di suatu tempat. Setelah menyekap Maura, Ron berencana meminta uang dalam jumlah besar dari Draco, sementara Ginny ingin agar keselamatan Maura diganti dengan jaminan bahwa Hermione pergi dari Inggris dan tidak pernah kembali lagi.
Ron dan Ginny masih berdebat apa yang harus mereka berdua lakukan, karena itu mereka belum mencoba lagi setelah gagal kemarin.
Karena Ginny kemarin gagal, kemungkinan besar dalam waktu dekat Ron yang kali ini akan mencoba menculik Maura.
Saat Theo dan Draco mendengar hal ini, Draco hampir menghampiri Ron dan memecahkan kepalanya disana, tapi Theo berhasil menahannya dan mereka mendapatkan informasi lainnya.
Di luar dugaan mereka, perempuan yang mereka sewa cukup pintar dalam memancing Ron, entah perempuan itu yang cukup pintar atau memang Ron yang terlanjur bodoh ia dengan mudahnya membongkar sendiri rencana mereka pada orang asing. Mereka mendapat informasi lagi apa yang sebenarnya menyebabkan Ron dan Ginny tidak menyukai Hermione.
Ron? Sederhana, selama ini Ron selalu mengira bahwa ia dan Hermione akan berakhir bersama, tapi kemudian Hermione hamil dengan anak dari pria lain, kemudian setelah ia tahu kalau ayah dari anak Hermione adalah Draco, ia semakin kesal, bagaimana mungkin Hermione punya anak dengan pelahap maut? Bukan hanya sekedar pelahap maut, tapi pelahap maut yang membuat kehidupannya di Hogwarts dan masa kecilnya menderita.
Jadi Ron tidak ingin melihat Hermione dan Draco bahagia, tidak saat dirinya menderita.
Saat Meghan bertanya apa motif Ginny ikut serta dalam rencana jahat mereka, Ron hanya menjawab ala kadarnya. Ron memberitahu kalau dari kecil Ginny memang tidak pernah begitu menyukai Hermione, pertama karena ia seorang kelahiran muggle, seluruh anggota keluarganya mungkin bisa berdiri membela hak-hak mereka yang merupakan Muggleborn, tapi Ginny sendiri sebenarnya tidak begitu menyukai pada kelahiran Muggle, terutama mereka yang punya keahlian dan kemampuan hebat.
Kedua, karena Ginny merasa yang seharusnya mendapat sebutan Gryffindor Princess adalah dirinya, bukan Hermione. Ketiga, karena Harry. Harry Potter selalu merasa kalau Hermione lebih penting dari Ginny, bagi Harry sahabatnya lebih penting dan hal itu membuatnya kesal.
Belum lagi sekarang Hermione tiba-tiba muncul lagi dengan Draco Malfoy disampingnya, membuat Ginny semakin iri setengah mati.
Jadi alasan mereka berdua begitu sederhana, iri hati. Dan hal itu yang membuat Draco dan Theo benar-benar tidak habis pikir.
"Uncle Theo, ayo makan." Maura tiba-tiba berseru, membuat Theo yang tadinya kelelahan tersenyum.
Theo mengangguk, ia bangkit dari sofa di ruang bermain Maura dan berjalan ke arah ruang makan dengan Maura disampingnya.
"Maura, dimana ayahmu?" Theo bertanya.
"Daddy dan Mommy ada di kamar, aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, pintunya dikunci." Maura memberitahu dengan polosnya.
Theo tertawa terbahak-bahak dan mereka sampai di ruang makan, Lucius dan Narcissa sudah duduk di meja makan menunggu mereka.
"Theo.." Lucius berseru. "Apa saja yang kalian dapatkan hari ini?" Lucius bertanya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
FanfictionCOMPLETED - Draco Malfoy hanya ingin menjauh, menjauh dari hiruk pikuk kehidupannya yang mulai memuakkan, itu sampai ia bertemu dengan seorang gadis kecil dengan rambut pirang dan mata silver yang tidak bisa tidak dihiraukannya.