- Nanti -

102 7 0
                                    



Waktu,

Waktu bagaikan air yang terus mengalir, menghanyutkan apapun yang dilewatinya,


Dan kini, seorang Fauzi telah terbawa aliran waktu,

Semakin hari, aku semakin menikmati hubunganku dengan Nilam,

Semakin hari, aku semakin dekat dengan Nilam,

Dan semakin hari, aku semakin percaya bahwa perasaan kita sama,

Namun, seiring rasa itu tumbuh, entah kenapa, rasa ingin memiliki Nilam semakin redup, semakin hilang kurasa,

Padahal aku tetap menyukai Nilam,

Dia cantik, lucu, menggemaskan, hehe,


Ahh, persetan, mungkin mood ku yang lagi jelek,


Tak ingin berlama- lama aku sembunyikan perasaan suka ku pada Nilam, di suatu malam, aku bermaksud untuk menyatakan perasaanku padanya, secara langsung,.................lewat sms, hehe

Aku awali dengan obrolan- obrolan yang ringan, untuk mencairkan suasana,

" Nilam !! ", aku sms dulu,

" Dalem ", Nilam membalas, hmm, respons yang bagus,

".............


Ah sial !! aku lupa kejadian waktu itu, aku lupa, serius

Aku lupa bagaimana aku mengatakan pada Nilam,

Maaf ya, tapi aku hanya ga mau membohongi kalian,

Tapi akan ku ceritakan intinya,


Intinya, ketika aku memiliki celah untuk mengatakan sejujurnya pada Nilam, aku berfikir sejenak,

Ku urungkan niatku saat itu, untuk berfikir sejenak,

Tiba- tiba aku kepikiran,

"... terus?? Kalau udah nembak, terus jadi pacar, mau apa lagi?? Terus kalau akhirnya putus, terus jadi mantan, musuhan, gimana??? Emang kalau pacaran, yakin bisa sampai nikah?? Emang kalau pacaran bisa deket sama Nilam kayak kemarin??? ", sepertinya itu yang kkupikirkan saat itu,

Mendadak aku bimbang, padahal kesempatan untuk menjadi pacar Nilam ada di depan mata, besar peluangku saat itu, tapi aku memutuskan untuk memikirkannya lagi,

Lalu aku ceritakan ke bimbanganku pada sahabatku, si Maman,

Aku cerita padanya, lewat SMS,

" lah, malah gitu, hmm, lha kamu pengennya gimana Zi? ", kata Maman,

" Ga tau Man,", jawabku,

" hmm, coba dipikir dulu, enak jadi pacar, atau jadi kakaknya?? ", tanya dia,

Lalu aku berpikir lagi,

" Hmm...... Hmmmm...."

Lalu aku memutuskan..

" jadi kakaknya aja lah Man :D ", kataku pasti,

"Yakin?? Kesempatan di depan mata lho ini?? ", kata Maman,

" Iya yakin, ", jawabku,

" Alesannya?? ", Maman bertanya,

" R A H A S I A, wkwkwkwk ", jawabku,

"anjay....",

Dan percakapan kami selesai, begitu juga rasa bimbangku, sudah selesai, sudah tak bimbang lagi sekarang. Aku telah menemukan jawabanku sendiri, hehe

Jadi, ku urungkan niatku untuk mengatakan yang sejujurnya pada Nilam, hehe. Ga apa- apa, lain kali mungkin,



Nilam,

Sekarang, menjadi pacarmu sudah tak penting bagiku,

Setelah kuhitung- hitung, aku tak mau mencintaimu hanya untuk 4-5 tahun saja,

Aku ingin mencintaimu sebosanku,

Dan kau harus tau, bahwa aku tak akan bosan,


Setelah kupikir- pikir,

Aku tak mungkin sanggup bila kehilanganmu,

Kau boleh kehilangan Fauzi, tapi jangan dengan Nilam,

Aku lebih memilih bersabar 4-5 tahun, daripada memilikimu selama 4-5 tahun saja,


Menjadi kakak dari Nilam, mungkin akan terdengar hebat,

Dekat namun bukan pacar, sayang namun tak memiliki, itu akan hebat kurasa, hehe

Akan kujalankan peran itu sebaik- baiknya,

Sebagaigantinya, Nilam juga harus begitu, 

Found You --  Nilam, hanya NilamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang