Aku terus berlari sambil mendribel bola di tanganku ini. Hanya tinggal satu angka dan tim basket sekolahku akan menang.Tak lama ketika langkahku sudah mendekati ring. Aku langsung memasukan bola itu ke dalam ring. Dan hasilnya ..
"Masukk .. !! Yeay kita menang .. !!" Suara riuh penonton sangat memenuhi lapangan indoor ini. Aku tersenyum bangga karna bisa mengharumkan nama sekolahku.
Satu persatu rekan timku menghampiriku dan memelukku. Aku sangat bahagia.
Kenalkan namaku Prilly Latuconsina. Aku seorang kapten tim basket inti wanita disekolahku. Anehh bukan, karna biasanya pemain basket adalah pria. Namun disekolahku sedikit berbeda. Ada tim basket pria dan wanita disini.
"Prilly .. !!" Teriak Gritte dari bangku penonton. Prilly menoleh dan membalasnya dengan senyuman.
Gritte adalah sahabat baik Prilly. Mereka sudah bersahabat sejak lama. Namun gaya berpakaian dan hobby mereka sangatlah berbeda.
Gritte adalah wanita yg berpenampilan feminin dan memiliki hobby berdandan dan tdk suka panas"an apalagi berkeringat. Sedangkan Prilly adalah wanita yg tomboy. Jauh dari kata feminin. Hobby Prilly adalah bermain basket. Sangat berbeda dengan Gritte bukan.
Namun karna perbedaan itulah kini mereka bisa bersahabat baik.
"
Gilaa Pril, lo keren banget." Puji Gritte saat menghampiri Prilly dengan membawa sebotol minum dan sebuah handuk kecil.
Prilly menerima sebotol minum dan sebuah handuk itu dari tangan Gritte. Walaupun agak bawel tapi sahabatnya ini sangatlah perhatian.
"Thanks itte, makasihh yaa udh selalu dukung gue. Dan berusaha nonton pertandingan gue. Walaupun gue tau lo ga suka bersempit-sempitan kan." Jawab Prilly sambil mengulas senyum indahnya.
"Gapapalah Pril, apa sihh yg ngga buat lo. Yaudah yukk balik. Gue udh mulai ga betah nihh." Ucap Gritte sambil memaksa Prilly utk segera pulang.
"Yaudah gue pamitan dlu yaa sama tim gue. Lo tunggu disini sebentar." Jawab Prilly pelan. Lalu segera berpamitan pada rekan satu timnya setelah mendapat anggukan dari Gritte.
Setelah selesai Prilly kembali menghampiri Gritte. Lalu segera pergi meninggalkan lapangan pertandingan itu. Utk kembali pulang ke rumah.
.................................
"Pril, lo tau ga. Lagi ada sale gede"an di mall. Kita kesana yukk ntar sore. Abis shooping kita nonton klo ngga makan. Gmana lo setuju kan ?" Ucap Gritte memecah keheningan.
Namun Prilly tdk bergeming. Ia malah terdiam dalam pikirannya yg entah bagaimana.
"Prilll ..!! Lo dengerin gue ga sihh. Kok diem aja, lo ngeliati apa sihh ?" Ucap Gritte lagi mencoba menyadarkan Prilly dari lamunannya.
"Priilll ...!!!" Panggil Gritte lagi cukup kencang sambil mengguncang tubuh Prilly.
"Adduuhhh .. apaan sihh tte." Jawab Prilly pelan.
"Lagian dari tadi gue ajak ngobrol gue panggilin. Elo nya ga denger". Mulut gue udh ampe berbusa nihh. Lo knapa sihh ?" Ucap Gritte kesal.
"Sorry tte, capek aja kali gue. Oohh iyaa tadi lo ngomong apa ?" Jawab Prilly santai.
"Auah .. capek gue." Ucap Gritte yg terlanjur kesal.
Prilly hanya menggelengkan kepalanya heran. Mengapa sahabatnya itu menjadi sensitif.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince
Hayran KurguPertemuan singkat itu sudah membuatku mengenal kata cinta Aku hanya butuh waktu tiga hari utk bisa mencintaimu Terima kasih sudah mengajariku tentang rasa yg sulit dijelaskan dengan kata-kata Tapi, maafkan aku .. Aku tak bisa membuatmu bahagia d...