Part 1 ; MOS DAY 1

46 4 0
                                    

Clara's Pov
Hari ini adalah hari pertama kakak ku, Cindy, memasuki universitas barunya dan, ya, seperti universitas pada umumnya Kak Cindy juga harus melewati serangkaian Masa Orientasi Siswa (MOS).

"Clara.. Cindy..." teriak mamaku dengan halus.

"Iya maa.." jawab kami berdua serentak. "Ayo dong cepetan turun, nanti kalian telat" teriak mama lagi dari meja makan di lantai bawah.

Aku dan Kak Cindy pun bergegas turun kebawah. Aku mengenakan seragam putih abu-abu, kaos kaki panjang dan sepatu kets. Sedangkan Kak Cindy mengunakan kemeja putih berlengan panjang dan rok span bewarna hitam ditambah menggunakan sepatu selop berwarna senada dengan rambut yang dikuncir kuda.

Saat kami tiba di bawah, ibuku menyuruh kami berdua untuk sarapan terlebih dahulu. "Nih, dimakan dulu.." kata mama dengan cepat.

"Aduh ma, aku bisa telat nih, aku berangkat duluan deh yaa.. Bye maa!" jawab Kak Cindy cepat sambil meninggalkan meja makan menuju mobilnya yang terparkir di garasi rumah. Beruntungnya kakak ku bisa nengendarai mobil sendiri, berbeda dengan ku yang setiap harinya harus diantar Pak Aji, supirku. Setelah aku menyelesaikan sarapanku aku pun bergegas meninggalkan meja makan dan berangkat ke sekolah bersama Pak Aji.

Cindy's Pov~
Hari ini merupakan hari pertama aku memasuki universitas baruku, semoga Masa Orientasi Siswa yang akan aku lalui hari ini tidak seberat apa yang sering aku dengar di TV.

Saat aku sampai, sudah ada yang mengarahkan aku untuk segera berbaris di sebuah lapangan. Lapangan itu sangat luas mungkin sekitar setengah lapangan bola. Tidak heran mengapa Harvart University termasuk dalan 10 universitas terbaik di Indonesia, selain lulusan nya yang berkualitas, Harvart University menyediakan sarana-prasarana bagi kami untuk mengembangkan bakat kami. Seperti yang suka olahraga, disediakan lapangan basket, futsal, floorball, football, bulu tangkis, tenis, dan masih banyak lagi. Atau bagi yang suka membaca disediakan perpustakaan yang sangat lengkap.

"Ayo semuanya, berbaris menurut kelompok masing-masing" ujar salah satu kakak kelas yang akan membimbing kita pada MOS.

Aku berbaris di kelompok 11. Tahun ini Harvart University menerima 800 murid secara keseluruhan mulai dari fakultas kedokteran, ekonomi, hukum,perhotelan, design, dan lain-lain. Aku memilih jurusan design, karena aku sangat ingin menjadi seorang designer terkenal, bahkan aku selalu bermimpi membuat baju pengantinku sendiri.

Sistem MOS kami memang agak berbeda dengan universitas lain yang mengadakan MOS per fakultas, Harvart University mengadakan MOS secara keseluruhan alias semua jurusan digabungkan dengan alasan supaya kita tetap bisa saling mengenal satu sama lain walaupun berbeda jurusan.

Dari 800 mahasiswa baru, kami dibagi kedalam 20 kelompok dimana 1 kelompok beranggotakan 40 orang yang terdiri dari berbagai fakultas serta jurusan.

Mataku tertuju kepada laki-laki yang berbaris di sebelah ku. Penampilannya sangat sempurna, ia memiliki kulit yang putih, tidak terlalu putih namun cukup putih untuk ukuran laki-laki, hidung yang mancung, dan badan yang sangat proporsional atau bisa disebut sangat ideal. Saat kedua mata kami secara tidak sengaja bertemu aku rasa dunia serasa berhenti sehingga aku hanya bisa melihat wajahnya. Aku sangat ingin menyapanya, tapi apa boleh buat rasa malu ku mengalahkan keinginanku berkenalan dengannya.

Setelah menjalani serangkaian kegiatan MOS, kami diberi waktu 30 menit untuk beristirahat, menikmati santapan yang telah disediakan oleh kakak-kakak pembina MOS kami. Aku pun duduk dibawah salah satu pohon, karena jujur, aku belum mendapatkan satupun teman.

Bukan! Aku bukan tipikal ansos atau anti sosial atau tidak mudah bergaul alias kuper, aku belum mendapatkan teman karena kesibukan kami masing-masing menjalani kegiatan-kegiatan MOS, selain itu kebanyakan mahasiswa disini berasal dari sekolah yang sama sehingga mereka tidak perlu bersosialisasi kembali, sedangkan aku? Aku hanya satu-satunya murid yang kuliah di Harvart University. Bukan karena aku adalah murid terpintar disekolahku, menurutku karena keberuntungan lah aku bisa diterima disini dan kebanyakan temanku tidak ingin masuk ke Harvart University dengan alasan Harvart adalah universitas swasta yang terkenal dengan harganya yang mahal. Untungnya keluargaku merupakan keluarga yang berkecukupan sehingga, orangtua ku sangat mendukung secara moral maupun materiil untuk aku melanjutkan studi ku di Harvart University. Saat aku ingin menyantap makan siang ku, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiriku, awalnya aku hanya melihat sepatu nya, dan saat aku melihat wajahnya...

"Ya Tuhan" batinku dalam hati. "Hai.. boleh ikutan duduk disini ga? Soalnya tempat neduh udah pada penuh" kata dia.

"Bo..leh.." kataku dengan memasang ekspresi terkejut. Diapun duduk disebelahku dan mulai membuka nasi kotak yang disediakan panitia MOS, kami pun makan dalam hening.

Tiba-tiba Dia pun kembali membuka pembicaraan "Eh iya sampe lupa.. Nama gue Franky.." katanya sambil mengulurkan tangan kanan nya. "Cindy" kataku cepat sambil membalas uluran tangannya.

"Fakultas apa?" tanya Dia lagi.

"Design.. Lo?" jawabku sambil mulai menatap wajahnya.

"Business" jawabnya sambil tersenyum. Demi Tuhan senyumnya! Aku rasa aku telah jatuh cinta terhadap lelaki ini Alexander Franky, itulah yang tertulis di nametag yang dikalungkan di lehernya.

Semenjak perkenalan singkat kami, Aku dan Franky menjadi dekat satu sama lain, kami selalu melakukan kegiatan MOS secara bersama-sama. Aku pun sudah mulai mendapatkan teman yang ternyata sama-sama jurusan design, Tania namanya. Waktu pun menunjukan pukul 5 sore dan ini saatnya untuk kami pulang ke rumah masing-masing dan kembali melanjutkan MOS pada besok pagi.

Sesampainya aku di rumah, aku langsung menceritakan tentang Franky kepada Clara, adikku. Ya! Kita memang sangat dekat satu sama lain bahkan banyak orang mengira kami ini kembar tidak identik hal ini karena wajah kami yang agak mirip dan kedekatan kami yang sangat amat dekat layaknya anak kembar. Maklum saja hal ini dikarenakan umur kami yang hanya berbeda 1 tahun. Berbeda dengan kakak adik lainnya yang sering bertengkar, kami bisa disebut sangat akur satu sama lain, sangat jarang kami bertengkar karena apapun itu.

"Dek, tau gak sih?! Tadi pas kakak MOS, kakak ketemu cowok yang super duper ganteng!!" kataku dengan sedikit berteriak.

"Aduh kak, kalo ngomong suaranya gausah over gitu dong.. Seganteng apasih emang sampe lo tergila-gila gitu?" jawab Clara dengan santai.

"Ihh Clar! Ganteng parah! Sumpah tipe gue banget! Trus tadi diajakin ngobrol bareng pula!! jawabku antusias.

"Oh ya?? Ciee..! Yaudah gue mah doain aja lo sama siapapun. Asal baik dan lo nyaman sama dia.." jawab Clara lagi. Setelah bercerita banyak hal yang Aku alami saat MOS sepanjang hari ini kami berdua pun beristirahat di kamar kami masing-masing. Walaupun kami sangat dekat, kami tetap memiliki privasi masing-masing sehingga kami memilih untuk memiliki kamar tidur masing-masing.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang