Part 9 ; Blushing

11 2 0
                                    

Franky's Pov

Ini hari pertama Clara mengikuti MOS di kampus ku.

Dia sangat cantik dengan rambutnya yang di kuncir dua, sangat cocok dengan wajahnya yang lugu itu. Aku sengaja mengatur agar aku menjadi tutornya.

Saat Dia sedang berbaris, Aku menghampirinya untuk mengajaknya pulang bersamaku. Tapi Dia malah menolak ajakanku, Dia benar-benar sangat aneh, ketika semua wanita bermimpi pulang bersama ku, Dia malah menolaknya.

Aku pun terpaksa memaksanya. Akhirnya dia setuju dan kami pun pulang bersama. Di dalam mobil dia berkata sebuah kalimat yang sangat aneh "Kak, kayaknya besok gausah anter atau jemput aku deh.." katanya kepadaku.
Apa ini? Mengapa aku tidak boleh mengantar atau menjemputnya? Entah mengapa mengantarnya menjadi sebuah kewajiban untukku, karena entah kenapa aku selalu ingin menjaganya agar Dia tetap aman. Dan jawaban Dia sungguh aneh, hanya karena status kami tutor dan Dia adalah mahasiswa baru.

Memangnya kenapa? Aku tidak pernah tau ada aturan yang melarang kakak kelas berpacaran dengan adik kelas. Ya berpacaran, aku rasa sebentar lagi aku akan menyatakan perasaan ku padanya, tapi aku masih belum tau kapan saat yang tepat.

Yang jelas aku masih nyaman dalam kondisi seperti ini. Dalam perjalanan aku menyuruh nya untuk tidak memanggilku dengan sebutan 'kak' karena aku ingin kami lebih akrab dari sekedar kakak kelas dan adik kelas. Ya, dia selalu membantah apapun yang aku katakan.

Demi Tuhan, wanita ini sangat menjengkelkan. Tapi entah mengapa, aku malah semakin jatuh cinta dengannya. Bertengkar dengannya tidak membuat ku menjauh darinya, tapi justru semakin rindu dan ingin sekali kucium dan kupeluk Dia dalam dekapan ku. Sayangnya, Dia terlalu bodoh untuk mengetahui perasaan ku padanya.

Seperti biasanya aku mengulur waktu, sehingga aku mengajaknya makan bersama di sebuah restaurant western. Lagi-lagi Dia menolak. Astaga! Terbuat dari apa kepalanya, Dia merupakan wanita yang paling keras kepala yang pernah kutemui.

Setelah terlibat dalam serangkaian pertengkaran akhirnya Dia pun mengalah. Setelah kami selesai makan, Dia kembali memancing amarahku dengan mengatakan bahwa Dia tidak suka apabila aku membayar semua tagihannya.

Omong kosong apa lagi ini? Bagi kalian para lelaki di dunia, apa aku salah membayar tagihan wanita ku? Oh, Aku koreksi, calon wanita ku.. Itu merupakan hal yang sangat wajar bukan?

Jika laki-laki dan perempuan pergi bersama pasti laki-laki lah yang membayar. Itu seperti sebuah keharusan dan sudah menjadi kebiasaanku, karena Aku akan merasa bersalah bila tidak melakukannya. Dan Dia kembali memprotes ku..

Ya, aku akui aku sedikit jengkel padanya, tapi rasa jengkel ku terkalahkan dengan rasa kagum ku. Dia sangat berbeda dengan mantan-mantan ku, mantanku tidak pernah mendebatku masalah sepele seperti ini dan mantanku merupakan tipe wanita ribet yang saat ke mall menggunakan riasan atau high heels. Sangat berbeda dengannya yang cenderung cuek, sepatu kets, dan celana pendek. Ya aku mulai menyukai kepribadian nya yang ceria dan 'suka mendebatku'.

Ini adalah hari kedua MOS di Harvart University, Aku bersiap-siap untuk menjemput Clara di rumahnya.

Tok.. tok.. tok..

Aku mulai mengetuk pintu rumahnya.

"Iyaa.." ada suara dari dalam kurasa itu suara mama nya.

"Eh, nak Franky, ada apa dateng pagi-pagi buta begini.. Ini masih jam 5 loh" kata mamanya dengan ramah.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang