Part 13 ; Decisions

12 2 0
                                    

Clara's Pov

Sore ini aku merenungkan apa yang telah di katakan Kak Franky padaku. Bagaimana ini? Kenapa semuanya jadi rumit begini..

Tiba-tiba aku mendengar suara ketukan di depan pintu ku. 'Apa itu Kak Franky lagi?' batinku.

Saat aku membuka pintu, ternyata Kak Cindy yang muncul dengan wajah sembab nya.

"Yaampun Kak!" kataku dengan kaget.

Aku pun mempersilahkannya masuk dan mengajak nya ke kamarku.

"Kenapa kak?? Kakak nangis? Ada masalah apa?" tanyaku.

Dia kembali menangis sejadi-jadinya dan memelukku. Jujur, aku ingin sekali ikut menangis bersama nya, karena ini pertama kalinya dia menangis seperti ini. Tapi aku menahan air mataku, karena jika aku menangis, siapa yang akan menenangkan nya?

Setelah Dia mulai tenang, Kak Cindy mulai membuka suaranya walaupun masih terisak.

"Kamu udah jadian sama Franky?" tanya nya.

Aku terdiam. Pertanyaan macam apa ini.
"Engga kak.." jawabku spontan.

"Terus?" tanya nya lagi.

"Terus kakak mau aku ngomong apa?" tanya ku padanya kali ini.

"Kamu gaakan jadian sama Franky kan?" tanya Kak Cindy kali ini.

Aku terdiam, Aku melihat kedua bola matanya. Sayu dan sembab itulah 2 kata yang menggambarkan keadaannya saat ini. Baiklah.. Aku rasa aku sudah memiliki jawabannya saat ini.

Kak Cindy tertidur di kamar ku. Dia memilih untuk tidak masuk kuliah hari ini.

Keesokan harinya, Kak Franky kembali mengetuk pintu ku.

"Yaa.." jawabku dari dalam.

"Ayok berangkat!" katanya.

Aku nampak berpikir sebentar. Lalu aku memutuskan untuk menghabiskan sepanjang hari ini bersama nya.

Aku akan memanfaatkan kesempatan ku hari ini untuk terakhir kali bersamanya. Aku pun berjalan mengikutinya menuju motornya.

Hari ini aku hanya mengenakan blouse berlengan pendek, celana legging panjang dan sepatu kets tentunya.

"Jaket.." pinta ku padanya.

"Yaudah sana ambil, mumpung belom jalan" jawabnya acuh.

"Emang aku gaboleh pinjem?" tanyaku manja sambil mengulurkan kedua tanganku.

Dia nampak terkejut, lalu Dia menyentuh dahi ku menggunakan punggung tangannya.

"Lo sakit ya?" tanya nya heran.

"Enak aja.." jawabku sambil menyingkirkan tangannya dari dahi ku.

"Yaudah kalo gaboleh pinjem gausah" jawabku sambil cemberut.

"Yaelahh, gitu aja marah.. Masa gaboleh sih.. Nih" jawabnya kali ini sambil meminjamkan jaketnya.

Aku pun memakai langsung jaketnya. Saat di perjalanan aku menawarkannya untuk sarapan terlebih dahulu.

"Ehh.. Sarapan disini dulu ajaa.." kataku dengan setengah berteriak. Dia pun menepikan sepeda motornya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang