Part 2 ; MOS DAY 2

28 2 0
                                    

Cindy's Pov
Keesokan harinya aku kembali menjalani serangkaian kegiatan MOS, bersama Franky dan Tania tentunya. Ya karena hanya mereka berdua yang merupakan teman ku saat ini.

Pada hari kedua MOS ini kami diwajibkan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang berbau fisik, seperti outbond, olahraga, dan yang terakhir adalah meminta tanda tangan kakak-kakak atau panitia MOS kami.

Huftt.. Awalnya aku berpikir MOS yang kulihat di TV akan berbeda dengan realitas dan tidak akan ada drama dalam MOS ku seperti dibully kakak kelas, atau dimaki-maki. Ya memang tidak separah yang kulihat di TV tapi pada intinya tetap sama, kami tetap dimarahi karena kesalahan kecil dan satu hal lagi, aku terancam dibully karena kedekatan ku dengan Franky.

Harus kuakui hal ini memang wajar, karena Dia yang begitu mempesona semua orang termasuk kakak kelas MOS kami. Tapi entah kenapa Franky sangat sulit bergaul dengan wanita lain selain aku. Setiap wanita berusaha mengajak nya bergaul, seperti mengobrol, dsb. Namun, Franky hanya menanggapi seperlunya, tidak seperti dengan ku yang bisa tertawa lepas dan menceritakan segala hal dengan ku.

Jujur aku sangat senang, bagaimana tidak? Seorang laki-laki yang aku sukai hanya mau dan bisa bergaul dengan ku.. Apakah ini artinya..? Aku harap apa yang aku pikirkan benar..

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, seperti hal nya kemarin, kami diberi waktu 30 menit untuk istirahat. Aku, Tania, dan Franky pun mencari tempat teduh untuk menyantap makan siang kami. Tania pun membuka pembicaraan

"Eh Franky, lo tuh kenapa sih cuman mau main sama kita? Salah, gue koreksi lebih tepatnya cuman mau main sama Cindy" tanya Tania to-the-point.

"Kata siapa?" jawab Franky santai sambil terus menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Ya iya, liat aja kalo semua cewe ngajak lo bareng-bareng pasti lo nolak, diajakin ngobrol respon nya cuman seperlunya.." jawab Tania ketus.

Aku pun yang merasa suasana sudah mulai agak canggung mulai membuka mulut "Yaudah lah Tan.." jawabku untuk menengahi mereka.

Namun, tidak disangka Franky menjawab dengan acuh "Mungkin karena gue udah tau motif mereka deket sama gue?".

Aku pun memasan ekspresi bingung "Maksud lo?".

Kali ini Dia menjawab lebih serius lagi dan menutup makanannya yang ternyata memang sudah habis "Ya, gue udah tau.. Paling mereka naksir" katanya sambil menganggkat bahunya ringan.

"Pede gila lo" kataku sambil melebarkan bola mataku.

"Trus lo pikir kita ga naksir sama lo?" tanya Tania ragu-ragu.

"Enggak" jawab Franky dengan percaya diri.

Mungkin Tania memang tidak menyukai Franky, tapi aku? Astaga aku sudah jatuh hati kepada nya sejak pertama kali aku melihatnya, apalagi sekarang aku menjadi sangat dekat dengannya bisa berbagi segalanya dengannya merupakan suatu kehormatan.

"Lagian gue nyaman sama kalian, terutama Cindy" katanya sambil terkekeh geli.

"Gue juga bingung, apa yang Cindy lakuin, tapi gue ngerasa nyaman dan bebas ngobrol sama dia, dari dulu gue emang pengen banget punya sahabat cewek. Dimana gue bisa tuker pikiran sama dia" jawabnya kali ini panjang lebar.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang