Part 5 ; Confident

15 4 0
                                    

Clara's Pov

Hari ini aku cukup lelah, karena sehabis mengembalikan formulir aku masih harus belajar untuk ujian besok. Ya, aku termasuk golongan anak rajin di sekolah ku, aku tidak pernah menyebut diriku pintar, karena aku rasa semua orang pasti pintar yang membedakan kami hanyalah malas dan rajin.

Saat aku sedang menunggu Pak Aji di parkiran, tanpa kusadari Kak Franky dan Kak Cindy menghampiri ku. Dan.. Apa? Aku tidak salah dengar? Aku akan di MOS oleh teman kakak ku? Betapa senangnya aku, setidaknya aku mempunyai backup apabila aku dimaki-maki saat MOS.

Kontaknya? Sebenarnya aku mau, tapi aku ragu, pasalnya ini seperti berbuat curang, seolah-olah aku mendekati panitia MOS agar aku bisa selamat dari makian nanti. Maka itulah aku berpikir sejenak.

"Udah gausah banyak mikir, pasti nanti butuh buat nanya apa-apa" desak Kak Cindy.

Akhirnya aku dan Kak Franky pun mulai bertukar kontak.

Seminggu setelah pertukaran kontak kami, Kak Franky mulai mencoba mengobrol denganku, berawal dari basa- basi tentang business di Harvart University sampai hal-hal sepele menjadi bahan perbincangan kami.

Entah kenapa aku merasa sangat nyaman berbicara dengannya, seperti sudah mengenal Dia sejak lama. Menyukainya? Oh tidak.. Aku tidak sejauh itu.. Aku dan Kak Franky hanya sebatas adik dan kakak kelas tidak lebih.

Setelah 2 bulan lamanya kita mengobrol satu sama lain melalui media sosial, Kak Franky menawariku untuk menonton sebuah film di bioskop.

Ya bahasa kasarnya mengajakku untuk hangout bersama ke mall. Awalnya aku ragu menerima ajakannya karena kalau boleh jujur aku tidak pernah pergi dengan seorang lelaki hanya berdua kecuali dengan ayahku.

Ya aku pernah berpacaran 1 kali saat SMP. Namun yah, kalian tau pacaran anak SMP, hanya berkomunikasi melalui media sosial atau di sekolah saja. Kami tidak pernah jalan keluar bersama atau sejenisnya. Dan semenjak aku putus, aku tidak pernah berpacaran lagi sampai sekarang.

"Clar, besok nonton yuk" ajaknya di video call.

"Nonton apaan" jawabku ragu.

"Hmm.. Apa ya... Ah gimana kalo 'furious 7' " tawarnya bersemangat.

Jujur, aku memang agak berbeda dengan kebanyakan wanita diluar sana yang mungkin menyukai film romance dan membenci action.

Aku menyukai keduanya, dan apalagi 'fast furious' salah satu film kesukaan ku yang sangat aku nantikan dari dulu. Keinginan ku melawan rasa takut ku, dan akhirnya aku pun menerima ajakannya.

"Oke, lusa gue jemput ya.."

Begitulah kalimat yang mengakhiri video call kami hari ini. Kami sangat sering berkomunikasi satu sama lain selama 2 bulan ini melalui line, wa, instagram, skype, bahkan snapchat. Aku rasa aku mulai terbiasa mengobrol dengan Kak Franky.

Tiba saatnya hari dimana kami akan pergi keluar bersama. Entah kenapa Aku suka caranya mengajak ku keluar. Dia datang membawa mobil dan meminta izin kepada mamaku.

"Misi tante, saya Franky.. Ini mau ngajak Clara pergi nonton sama makan.." sapanya kepada mama ku saat sampai di depan rumah ku.

Aku yang mendengar suaranya pun bergegas turun kebawah.

Aku hanya mengenakan kaos denim berwarna hitam, dengan celana pendek berwarna putih dan sepatu kets tentunya. Rambut ku hanya digerai biasa, dan satu hal yang terpenting, aku sama sekali tidak mengenakan make-up atau semacam nya kecuali pelembab dan bedak yang kugunakan sehari-hari untuk melindungi kulit ku dari matahari.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang