3 || Yang pertama

3K 166 3
                                    

"El" panggil Reza.

Eliana menoleh dan mendapati kakak kelasnya masih berada di garasi rumahnya, Eliana mengernyit melihat mereka yang tak bergeming dari tempatnya, ia pun berjalan menghampiri ketiga kakak kelasnya itu.

"Kenapa kak?" Tanya Eliana.

"I.. ini rumah lo?" Tanya Reza ragu.

"Iya, kenapa?" Tanya Eliana heran. Mereka bertiga tak bergeming, membuat Eliana mengerutkan keningnya, ia menatap mereka bertiga dan rumahnya bergantian, beberapa detik setelahnya, ia pun akhirnya tahu mengapa kakak kelasnya tak bergeming sama sekali.

"Ini rumah orang tua aku, dan mobil yang aku bawa tadi itu dad kasih biar aku ga usah nebeng mobil dad atau mom" jelas Eliana.

"Manggil nya aja mom sama dad bro" bisik Reza kepada Naufal, yang dibalas anggukan olehnya.

"Udah yok" ajak Eliana lalu pergi terlebih dahulu ke rumahnya yang sudah dibuka sebelumnya oleh mbok Mira.

Reza, Vino, dan Naufal pun ikut masuk mengikuti Eliana yang sudah menghilang di tikungan yang menuju dapur. Tak lama setelahnya, Eliana datang dengan membawa nampan yang berisi makanan ringan dan 3 gelas minuman soda yang masih dingin ke ruang tengah rumahnya.

"Ini, silahkan diminum" sahut Eliana sopan sambil menyimpan nampan itu di meja.

Naufal yang sedang membaca sebuah buku pelajaran dan Reza yang tadinya sedang menulis sesuatu di sebuah karton pun melihat ke arah Eliana yang membawakan nampan berisi makanan dengan perasaan bahagia. Berbeda dengan Vino yang hanya melirik sebentar lalu kembali fokus kepada ponselnya.

"Kayaknya kak Vino suka main hp ya" ucap Eliana polos membuat teman temannya menahan tawanya. "Ga baik loh kak, kalo kakak terus main hp, nanti matanya bisa rusak" lanjutnya.

teman temannya pun sontak meledakkan tawanya yang tadi sudah ditahan.

Vino yang merasa di tertawakan oleh kedua sahabatnya langsung mendelik tajam ke arah sahabatnya yang langsung mengatupkan mulutnya, setelah tak mendengar tawaan dari sahabatnya, Vino langsung kembali fokus kepada ponselnya, sama sekali tidak membalas nasehat dari Eliana. Eliana menghendikkan bahunya lalu berjalan menghampiri Naufal sambil memperhatikkan buku yang sedang dipelajari oleh Naufal dengan serius.

"Kak, itu kenapa hasilnya bisa gitu?" Tanya Eliana saat melihat catatan buku matematika milik Naufal, Naufal yang mendengarnya terkekeh pelan lalu menutup buku catatannya dan memasukkan nya ke dalam tas, menggantinya dengan buku paket yang cukup tebal, lalu memberikannya kepada Eliana. Eliana pun menerimanya dengan kening tertaut dalam, saat melihat Naufal memberikannya sebuah buku.

"Ini.." Tanya Eliana.

"Itu buku khusus kelas 11, gue beli di toko buku. Lo bisa pake buat mahamin materi. Materi disana lengkap. Lo bisa baca sama kaya lo baca buku novel. Usahain kurang kurangin rasa malas lo" pesan Naufal membuat Eliana menundukkan kepalanya menahan malu akan ucapan kakak kelasnya yang baru ia kenal selama 2 hari.

Reza yang sudah selesai menulis pun memberikan karton yang sudah ia tulis sebelumnya itu kepada Eliana yang juga langsung menerimanya.

"Itu jadwal nya, jangan sampe telat dateng. Saran gue sama kaya Naufal, kurang kurangin rasa males lo, biar lo bisa jadi orang hebat ke kedepannya" ucap Reza, Eliana kembali mengangguk. "Oiya, si Vino tuh hobinya memang cuman main game, tapi gitu gitu dia hebat. Dia jago bela diri"

Eliana berseru, "Wah.. bagus dong! bisa ngelawan orang yang selalu caci maki kak Vino, ah, andai aja aku pinter, dan ga bodo kaya sekarang, andai aja aku ga lemah, dan andai aja aku bisa diandalkan. Itu pasti bakal jadi baik kedepannya buat aku. Setidaknya itu akan baik buat ak-"

Why Did Everyone Avoiding Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang