14 || Kecemasan

2K 102 1
                                    

Faisal luntang lantung kebingungan mencari keberadaan Eliana yang sudah menghilang selama 3 hari. Terakhir kali adiknya itu pergi mencari makanan untuknya, tapi sekarang malah makanan nya saja yang datang, dan Eliana entah pergi kemana.

"Lo sahabat nya! Lo mungkin tau kan dimana dia?!" Tanya Faisal frustasi.

Lelaki yang disebut sahabat oleh Faisal itu mendongak, menatap Faisal dengan tatapan tajam dan datar. Entah sudah berapa kali Faisal melontarkan kalimat itu kepadanya dalam 1 hari ini.

"Lo juga kakaknya, harusnya tau dong dimana adiknya sekarang" ucapnya malas.

Faisal menatap Vino geram, ia mengacak rambutnya frustasi, "terus gimana? Ini salah gue, kalo aja gue ga lemah, dan gue ga izin waktu itu dia ga akan tau, dan ga akan ngilang ditelan bumi kaya gini"

Vino beranjak dari duduknya lalu menepuk nepuk pundak Faisal pelan, namun langsung ditepis oleh Faisal.

Vino menghela nafas, "yaudah, kita cari sekarang? Okey?"

Faisal menatap Vino lega, ia pun segera pergi ke kamar untuk berganti pakaian. Sedangkan Vino menatap Faisal dengan senyuman tipisnya.

'Ga adek ga kakak sama sama tukang ngilang. Gue lagi yang kena. Ck ck' batin Vino.

*¤*

"Pak, bapak yakin dia pergi ke rumah temennya? Kan bapak yang kasih makanan itu ke saya, pasti bapak tau sesuatu kan?" Tanya Faisal penuh harap.

"Saya kurang tau, mas. Soalnya, waktu itu mbak Eliana periksa hpnya. Kayaknya sms dari temannya. Udah gitu dia pamit, ga bilang apa apa lagi. Tadinya mau saya antar, tapi dia sudah duluan pergi" jawab pak satpam.

Vino berfikir sebentar, "tapikan Eliana gapunya temen lain selain Reza, gue sama Naufal. Ga mungkin kalo 3 hari ini dia disana kan" gumamnya.

"Apa lo bilang?" Tanya Faisal yang mendengar gumaman Vino tadi.

Vino menoleh kepada Faisal lalu kembali menoleh ke pak satpam tadi, "keadaan nya kaya gimana pak, waktu itu?" Tanya Vino tanpa memperdulikan Faisal yang mendumel tak jelas.

"Keadaannya pucat mas, kayaknya dia sakit. Jalannya juga ga bener, apalagi cuacanya dingin mau ujan, mbak Eliana nya juga pake baju pendek lagi. Saya kasihan. Tapi dia gamau denger apa apa, malah pergi" jawab satpam yang bernama pak Fajar itu.

"Oh.. bentar ya pak. kak, gue mau telfon temen gue dulu" pamit Vino lalu segera menjauh dari kedua pria itu.

Vino segera mendial nomor yang sudah ia ingat di luar kepalanya lalu menempelkannya ke telinga.

"Halo, Fal?" Tanya Vino begitu nada sambungnya berhenti.

Naufal yang disebut namanya lantas menjawab, "iya? Kenapa Vin?"

"Lo ada liat Eliana gak 3 hari lalu?" Tanya Vino to the point.

Di sebrang sana Naufal nampak berfikir, "terakhir gue ketemu pas belajar bareng aja. Emang kenapa? Waktu itu gue turunin dia di depan komplek perumahannya"

Vino nampak berfikir, "oh oke oke. Makasih ya Fal"

"Emang El-"

Tut..

Vino menutup telfonnya lalu kembali mendial nomor telfon lain, nada sambung berlangsung lama, hingga akhirnya pada saat Vino hendak menutupnya saat itulah sebuah suara menginsterupsinya.

"Kenapa Vin?"

"Lama lo Za, lo ada liat Eliana terakhir dimana?" Tanya Vino to the point.

Why Did Everyone Avoiding Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang