7 || Rasa

2.6K 133 0
                                    

Eliana berjalan cepat menuju lorong rumah sakit, setelah diberitahu Vino dimana ruangan Naufal, gadis itu langsung pergi menuju rumah sakit dengan raut wajah panik yang tak bisa disembunyikan.

Setelah berada tak jauh dari tempat yang dituju yaitu ruang UGD, Eliana bisa melihat Vino yang tengah duduk sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya yang disimpan di atas lututnya.

Melihat Vino, dengan gerakan cepat, Eliana langsung menghampiri pria tersebut dengan nafas terengah engah.

"Kak, gi.. gimana kak.. kak Naufal?" Tanya Eliana mencoba menormalkan degup jantungnya yang berpacu cepat karena berlari tadi.

"Di-"

"Permisi" potong seorang pria paruh baya yang baru keluar dari ruang UGD dengan pakaian serba putih dan stetoskop yang bertengger di lehernya.

"Ah? Iya?" Tanya Eliana lekas menoleh ke arah sang pria paruh baya yang diyakini dokter tersebut lalu menghampirinya.

"Apa diantara kalian keluarga pasien?"

Eliana menggaruk tengkuknya lalu menatap Vino yang hanya menggeleng sambil mengangkat bahunya.

Eliana pun menghela nafasnya, "saya adiknya"

Vino melotot begitu mendengar penuturan Eliana, dengan gerak cepat, ia menoleh ke arah Eliana dan menatapnya tajam sedangkan Eliana hanya mengangkat bahunya.

"Baiklah, anda bisa maaul ke ruangan saya, saya akan menjelaskannya disana" dokter tersebut berlalu begitu selesai mengatakan kalimat itu, Eliana pun segera berjalan mengikuti  dokter tersebut. Namun cepat cepat Vino menahan Eliana.

"Apa?" Eliana mengernyit melihat Vino menahan tangannya saat hendak mengikuti dokter tersebut.

"Gue ikut" jawab Vino datar.

Eliana melotot, "Kak, aku bisa atasin sendiri. Kakak disini aja, nanti aku kasih tau kok. Oke?"

"Nggak! Gue mau ikut!"

Eliana memijit pelipisnya "Terserah deh" tanpa menunggu apapun lagi, Eliana langsung berlari menuju ruangan dokter tersebut. Vino pun mengikuti Eliana dari belakang dengan raut wajah nya yang datar.

Tok.. tok.. tok..

"Permisi, dok, saya Eliana, adik dari Naufal Ramadina Jonathan" seru Eliana dari luar pintu.

Seorang dokter yang berada di dalam ruangan tersebut refleks menginsterupsi seseorang yang ada di luar itu untuk masuk.

"Ya dok, bagaimana keadaan kakak saya?" Tanya Eliana to the point.

"Be-"

Tok.. tok.. tok..

Sebuah suara ketukan pintu itu membuat dokter menghela nafasnya, "masuk!"

Lekas seseorang yang berada di luar tersebut masuk ke dalam ruangan, Dokter itu mengangkat sebelah alisnya begitu melihat Vino berada diambang pintu.

"Ya? Ada perlu apa?" Tanya sang dokter.

Eliana menggaruk tengkuknya bingung, "em.. itu.. dia sebenarnya saudara dari kak Naufal, saya udah minta buat ga usah ikut tapi dia maksa jadi.. ya.." ucapan Eliana menggantung, namun sang dokter mengangguk paham.

"Bagaimana keadaan Naufal, dok?" Tanya Vino.

Sang dokter berdehem, "luka luka nya cukup dalam, mungkin saat kecelakaan terjadi, korban tergores oleh aspal dengan cukup keras membuat lukanya dalam"

Eliana merasakan perasaan yang tidak enak dalam hatinya, seakan ada yang mengganjal di dalamnya, perasaan takut pun menyelimuti dirinya seketika. "Jadi.."

Why Did Everyone Avoiding Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang