5 || Luapan kekesalan

2.8K 122 0
                                    

"Mom sama dad sudah pertimbangkan hal ini, kamu hanya tinggal milih mau tinggal sama siapa nantinya, kami disini hanya ingin mengucapkan itu" ucap dad enteng membuat rahang Eliana mengeras.

"Ka-"

"Cukup mom, cukup dad! Kalian udah cukup buat hidup aku sengsara, udah cukup kesabaran aku mom, dad! Kalian ga pernah ngelirik aku, aku terima, aku panggil kalian dan ga kalian jawab, aku terima! Mom yang ga pernah masakkin makanan lagi buat aku, aku terima mom! kalian tetap diam saat kakak pergi dari rumah dan kalian ga cegah mereka, aku berusaha terima hal itu, tapi untuk masalah kali ini aku tidak akan pernah tinggal diam begitu saja menerimanya! Aku, aku ini udah kurang kasih sayang kalian! Kalian tau apa tentang kehidupan aku yang sekarang? mengambil keputusan tanpa mendengar pendapat yang paling diutamakan? Memilukan! Kenapa?!"

"Kalian ga tau kan kenapa aku bisa banyak perban di kaki, kenapa aku jalan kaya gini, dan kalian bahkan ga mau tahu akan hal itu atau mencari tahunya lebih lanjut! Aku sedih karena kalian acuh saat aku bilang aku gapapa. Kalian ga tau dan ga pernah mau tau! Itu yang buat aku kesel! Karena kesibukan kalian, kalian ga tau aku yang 2 hari ga pulang ke rumah karena ke rumah sakit! Kalian juga ga tau saat aku kecelakaan di sekolah karena sengaja di jatuhin oleh siswi kelas sebelah! Kalian ga tau dan selalu ga akan pernah tau! Itu yang buat aku sedih, mom, dad, kalian buat aku kecewa dengan sikap kalian setiap harinya, kalian ga pernah tahu bagaimana sikap ku di sekolah, apa yang terjadi, dan apa prestasi yang aku dapatkan, bagaimana aku menjalani sekolahku, kalian ga pernah tanya hal itu juga!"

"Dan, apakah dengan bercerai kesibukan kalian akan berkurang? Hah?! Apa dengan bercerai kalian bisa menyelesaikan masalah, bagaimana nasib kedua anak kalian nanti?! Kalian nggak pernah peduli kepada aku dan kakak! Untuk apa mom melahirkan aku dan kakak? jika nantinya, mom akan mengacuhkan ku saat besar nanti? Untuk apa dad membesarkanku dan kakak jika nanti dad akan membuat hati kami terluka! Kenapa?! Kalian ga pernah mau tau tentang kami, apa hebatnya punya banyak uang, rumah banyak, kalian nanti juga akan tua, dan bagaimana dengan kekayaan kalian?! Tabungan masa depan bisa dibuat seperti keluarga lain yang hidup berkecukupan! Itu udah cukup untuk membuat hidup kita aman dan tentram! Kalian tidak bisa membiarkan anak kalian di bully begitu saja di sekolah bukan?"

"Ya! sejak aku masuk kelas 7 aku sudah dihina! Dibully, di olok olokkan, dikasihani, di khianati, dan selalu tak dianggap. Apa kalian tidak tahu? Tentu saja kalian tidak tahu, kalian hanya tahu tentang pekerjaan kalian yang tak pernah ada habisnya itu. Apa dengan bekerja terus seperti komputer, kepintaran kalian akan bertahan sampai tua nanti?!"

Kedua orang tua Eliana pun hanya bisa terdiam mendengar ucapan sengit Eliana.

"Sakit! Udah lebih dari 9 tahun aku hidup dalam keadaan ini mom, dad. Apa aku salah jika aku dilahirkan menjadi seorang gadis periang yang tak pernah lupa cara menghibur orang lain?! Aku kira dengan aku yang dilahirkan dengan seperti itu, membuat aku bisa menghibur seseorang yang kesusahan, namun hal itu urung terjadi karena aku yang malah justru perlu dihibur. Aku BODOH! aku bodoh karena kekurangan kasih sayang kalian! Kalian terlalu mementingkan pekerjaan kalian! Lalu meninggalkan aku dan kakak padahal aku kesusahan saat itu dalam mengerjakan sebuah soal. Kakak ku tidak bisa, tapi kalian pasti bisa, namun mengapa kalian malah pergi dan membiarkan aku memecahkan soal itu saja sendirian?! Kalian tidak perduli padaku dan kakak lagi saat itu"

Pikiran Eliana pun menerawang ke kejadian dimana ia meminta diajarkan sebuah soal kepada kedua orang tuanya yang ternyata malah mengusir Eliana dari kamar mereka dan itu membuat kakaknya marah kepada kedua orang tuanya karena sikap mom dan dad yang begitu keras kepada adiknya.

"Dari sana hidup aku makin hancur begitu mendapat kabar kalo kakak pergi dari rumah! Apalagi, saat itu kalian sama sekali tidak menahan kakak, kenapa kalian bisa sekejam itu?! Kakak udah pergi lebih dari 5 tahun dan kalian tetep ga peduli?! Orang tua macam apa kalian ini sebenarnya?! Sejak itu aku menjadi lupa akan pelajaran, aku menjadi kurang fokus saat guru menerangkan! Aku menjadi pemurung, hingga kebahagiaan aku kembali dan mencoba bangkit dari keterpurukan dengan memulai awal baru di masa SMP ku yang tak mempunyai awal yang baik. Aku ga tau kenapa teman teman aku banyak menghinaku hingga akhirnya setelah setahun mendiam di sekolah aku akhirnya tahu kenapa, karena aku yang bodoh. Iya, aku begitu bodoh saat itu, seperti seseorang yang buta huruf. Aku seperti orang yang tersesat saat itu. Disaat kedua orangtuaku tidak peduli, aku coba bertahan walau hanya sendirian! tapi nyatanya kalian tetap akan seperti ini! sepertinya setelah mendengar kabar kematian dari salah satu anak kalian-"

Why Did Everyone Avoiding Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang