11 || Kesalahan

2.1K 114 0
                                    

"Kemarin gue ke rumah lo"

Deg..

Eliana dengan kelewat cepat menoleh ke arah Reza yang kini tatapannya masih tertuju ke lantai taman itu. Keringat dingin mulai bercucuran dari kening Eliana menuju pelipisnya.

"Te.. terus?" Tanya Eliana gugup.

Reza menengadahkan kepalanya menatap Eliana yang kini tengah berdiri dengan gugup, "Kata pembantu di rumah lo, lo udah pergi dari rumah sejak.." gantung Reza.

Eliana yang sedari tadi menunduk kini berani menatap Reza dengan tatapan tajam, "i.. itu.. itu aku memang gaada di rumah sejak mom sama dad pergi pergian terus. Aku pindah ke rumah bunda sama ayah" dusta Eliana yang entah mengapa bisa mempunyai cerita bodoh yang sama sekali tak terjadi padanya sama sekali.

"Bunda? Ayah?" Tanya Reza bingung.

"Nenek sama kakek aku"

"Oh.. rumah lo sekarang disana ya. Boleh dong gue ke rumah lo dong"

"Gaboleh!" Refleks Eliana yang langsung menutup mulutnya. Bodoh. Mengapa ia bisa refleks seperti itu, sial, bagaimana ini?

"Hah?" Tanya Reza bingung.

Eliana gelagapan, "ah.. i.. itu.. maksud aku.. maksud aku.. sebenarnya bunda sama ayah gasuka dikunjungin orang asing, jadi.."

"Ah, ya, gue ngerti. Gapapa. tapi gue sedikit curiga sama lo" sahut Reza sambil menyipitkan matanya.

Eliana terbelalak, "a.. apa?"

Reza terkekeh kecil, "bercanda. Tadinya sih gue memang mikir yang enggak enggak, tapi pas denger penjelasan lo gue udah agak yakin"

"Agak?" Ulang Eliana.

"Hm, udahlah. Oya, pulang nanti bisakan gue anterin lo ke rumah mama sama ayah lo?"

Mati. Eliana bisa mati sekarang, apa yang harus ia jawab? kenapa juga Reza harus meminta agar Eliana pulang bareng dengannya. Uhh, menyebalkan.

"Pulang nanti.. aku harus ke rumah temen aku dulu kak" ujar Eliana tak sadar.

Reza terbelalak tak percaya, "lo punya temen? Astaga.. eh? Maksud gue.. temen?"

Eliana menggaruk kelopak matanya yang tak gatal, bingung harus menjawab apa, "eng.. itu.. aku punya temen jauh banget.. kenalan cuman beberapa hari, dan sekarang, maksud aku pulang nanti aku harus ketemu dia"

"Yaudah gue anter" ucap Reza enteng.

"E.. eh? Ga.. gausah kak, aku bisa cari sendiri, aku harus nyari keberadaan nya dia, ja-"

"Yaudah kita bisa nyari bareng bareng kan" sahut Reza bersikeras sambil memegang bahu Eliana yang menunduk lesu.

Ia kan harus mencari Faisal bersama Vino pulang sekolah nanti, apa jadinya jika Reza bersikeras akan mengajak Eliana pulang, hah.. Eliana merutuki kebodohannya kemarin. Untuk apa coba ia berpura pura marah, jadinya kan seperti ini.

"Ah, yaudah, aku balik kelas dulu ya, kak" pamit Eliana lalu berjalan meninggalkan Reza dengan wajah ditekuk.

Reza hanya bisa memperlihatkan senyuman yang sulit diartikan kepada Eliana saat itu, tatapan matanya yang bersinar terang terpancar melalui matanya kini.

*¤*

From : ElianaQ
Kak, pulangnya kita ga akan bareng. Aku bareng kak Reza. Aku bakal nyari kak Faisal bareng kak Reza.

Vino mengernyit begitu pesan dari Eliana dibuka melalui ponselnya. Ada perasaan sedikit kecewa yang terpancar melalui matanya kala mendapati kabar bahwa Eliana akan mencari Faisal bersama Reza dan bukan bersama dirinya.

Why Did Everyone Avoiding Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang