2 ~ Mansory Vivere Bugatti Veyron

866 33 1
                                    



PATRICIA Point Of View (PoV)

Billy  sudah sarapan sendirian, sedangkan aku masih dandan dikamar. Aku berniat akan berangkat dengannya. Sebenarnya aku ingin menyombongkan diri agar semua tahu bahwa aku ini adalah istri dari pemilik Alfadissee group tapi sepertinya aku akan gagal hari ini.

Eh eh Eh..

siapa yang bilang aku sombong?  Sebenarnya bukan sombong, cuma saja kelihatannya sangat menyenangkan bila orang menatapku memuja dan iri.

Baiklah aku sudah siap, aku melangkah menemui Billy.

"Bil, kau tidak mengajakku berangkat bersama ? Tujuan kita sama kan? " tanyaku menatap Billy yang sudah membuka pintu

Ia menghentikan langkahnya dan menatapku.

Yap. Itu  artinya ia setuju.

aku berlari ke arahnya, mengikuti langkahnya menuju garasi.

Yap, Lamborghini-ku masih terparkir di sebelah mobil Billy..

Tunggu dulu.

Apa Tadi aku bilang mobil Billy?

What?

Mansory Vivere Bugatti Veyron.

God, ini mobil...

Seharga 3,4 juta USD. Atau setara dengan 36 milyar rupiah. Ahh ternyata suamiku memang orang kaya. . Seharusnya kau bersyukur Patt.

" maaf ya, My Ghini (dibaca Jini)

" kata ku mengelus lamborghini pinkku

Billy sudah terlebih dahulu memasuki mobilnya.

" bolehkah aku sesekali juga meminjam mobilmu ini? " tanya Ku tersenyum penuh harap

Tanpa menatapku, ia menganggukkan kepalanya.

" wah senangnya punya suami kaya, seharusnya aku bersyukur bukan malah mengumpat saat Mom menyuruhku menikah dengan mesin uang seperti kamu, Bil" kataku

Ya memang. Mulutku frontal, jujur dan Apa adanya.

Sesampainya di gedung mewah yang paling terkenal di negeri ini, tentu saja Alfadissee's Tower.

Bangunan dengan 57 lantai dengan teman elegan romawi, sangat luar biasa.

semua orang menatap kedatangan kami, walaupun tangan Billy tidak merangkulku tapi ia menyamakan langkah kami agar orang melihat kami cukup bahagia Setelah pernikahan kami kemarin.

Ya, tentu saja banyak sekali suara sumbang yang menggunjing tentang kami. Tak uruslah dengan mereka. Toh aku menikmati menjadi Nyonya Davidson. Terasa mulai sedikit menyenangkan.

"Aku berhenti di lantai 25, kalau jam 1 siang nanti kau tidak ada kerjaan, kau bisa menghubungiku untuk makan siang, jam kerjaku sampai jam 4 sore karena ada 4 tema pakaian yang harus ku gunakan. Kalau memang kau ingin menungguku silahkan, tapi kalau kau lelah kau bisa pulang, aku akan suruh Mey mengantarku" kataku saat berdua didalam Lift khusus

Tin.

Sudah lantai 25. Billy tak menjawab semua kata-kataku, lagi lagi aku seperti berbicara sendiri saja. Aku keluar tanpa menengok. Aku mulai terbiasa dengan sikapnya,  catat.

Aku memang beruntung punya suami kaya, tampan, baik, pengertian, tapi ya masa' suamiku kaya' mumi. Ga mau ngomong sama istrinya sendiri.

Sesampainya di ruang studio, semua kegiatan didalam studio berhenti dan mereka hanya memandangku.

Roman Picisan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang