14 ~ I Promise You

763 37 10
                                    


" nyonya sedang tidak enak badan, Tuan. Ia ingin beristirahat, setelah memasak tadi Nyonya kembali ke kamarnya, sejak pulang tadi ia banyak diam" jelas Derila berdiri disamping Billy yang menikmati makan malamnya

"dia sudah makan ?" tanya Billy memandang Derila

"ia Tuan, sebelum meminum obat sakit kepala setelah magrib" kata Derila

" naiklah, dan tanyakan apa kepalanya masih sakit ? lihat juga suhu tubuhnya" kata Billy

"baik, Tuan" kata Derila

Billy masuk tanpa mengetuk pintu kamar tidurnya, ia tak memandang ke arah lain selain Istrinya yang tengah tertidur.

setelah mandi, Billy naik ke pembaringan dengan berkas ditangannya.

Karena merasa tempat disebelahnya bergerak, Patt terbangun.

"Bil, maaf aku ketiduran, apa kamu sudah makan ?" tanya Patt terduduk

"iya, tidurlah, kata Miss Derila kau sakit" kata Billy masih membaca beberapa lembar kertas dalam Map Hitam.

"tidak, hanya sakit kepala, mungkin terlalu lama dibawa sinar matahari" kata Patt

"sinar matahari ?" tanya Billy kini heran memandang Patt  "Marissa ?" tanya Billy

" bukan salah dia, aku rasa menuruti keinginannya yang ingin membuatku ingat masa lalu tak apa, dia mengajakku bermain layangan di lapangan pinggir danau, kami juga makan ice cream di tengah siang bolong, dia anak yang menyenangkan, tapi yabg aku pikirkan tadi hanya takut jika sesuatu terjadi pada kandungannya, dia hiperaktif, dan menyenangkan" kata Patt

"apa kepalamu masih sakit ?" tanya Billy memegang kepala Patt

"lumayan, hanya migran" kata Patt kemudian "kau sangat sibuk akhir-akhir ini" sambung Patt

"aku ingin membangun perusahaan batu bara dalam waktu dekat ini, makanya aku banyak membaca dan belajar mengelola perusahaan khusus batu bara" jawab Billy

"istirahatlah" kata Patt memeluk Billy dan menyimpan berkas di tangan Billy ke meja "aku merindukanmu, Bil. Walaupun sebentar lagi kau akan menikah, tapi aku tetap ingin setiap hari memeluk kamu seperti ini" kata Patt mengeratkan pelukannya

Billy mengelus rambut Patt dan sesekali mencium pucuk kepalanya.

" aku merasa sangat gagal menjadi istrimu karena seharian ini kau terus mengacuhkanku" kata Patt mencium rahang Billy

"aku hanya kecewa, karena kau mengizinkanku menikah lagi" kata Billy

"tapi itu adalah bayimu, Bil" kata Patt terdengar lemah "walaupun jauh di lubuk hatiku, aku lebih senang jika yang hamil itu aku, tapi aku bahagia jika kau akan segera mempunyai penerus alfadisse" sambungnya

"maaf" ucap Billy "tapi bukan kenyataan itu yang membuatku marah, kenyataan bahwa dengan mudahnya kamu mengizinkanku menikah lagi itu berarti kamu benar-benar belum mencintaiku" kata Billy menciun pucuk kepala Patt

"entahlah Bil, aku tak mengerti apa itu cinta" ucap Patt



Patt membuka matanya, matahari menyilaukan matanya yang baru saja terbuka. tangannya menghalangi matahari yang bersinar kearahnya.
"selamat pagi" ucap seorang pria disampingnya

Matanya beralih ke sumber suara. Seorang Pria tengah tersenyum ke arahnya, sinar matahari sudah terhalang oleh tubuh pria itu. Sangat tampan, dalam pikirannya.

"ini sudah jam 7, tidak biasanya istriku bangun jam begini" ucap Billy

"morning kiss, please" kata Patt menurup matanya

Billy mendekat dan mencium bibir Patt.

"kau mau ke kantor ?" tanya Patt

"ia, seperti yang ku katakan semalam, aku ingin belajar bisnis batu bara pada temanku pagi ini" kAta Billy

"aku ingin satu permintaan" kata Patt berjalan dan memeluk Billy, kakinya berada pada kaki Billy, maka ia tak menginjak karpet melainkan menginjak kaki Billy.

"apa ?" tanya Billy menatap Patt sambil memegangi pinggulnya agar tidak terJatuh

"aku ingin sebelum kamu menikahi Marissa, bolehkah kita bulan madu yang ke dua, walau hanya sehari, dua hari, tak apa, asal kita bulan madu, dan kali ini benar-benar bulan madu, bukan bulan madu seperti pertama kali kita saling mengenal" kata Patt memeluk Billy dan menyandarkan Kepalanya pada dada Billy

Sekilas senyuman Billy mengembang.

"aku akan atur waktunya, besok. Bersiap-siap saja" kata Billy

"benarkah ?" patt menarik kepalanya

Billy mengangguk.

"jangan jauh-jauh, aku hanya ingin bersamamu saja, aku tidak mau perjalanan panjang" kata Patt dengan manjanya

"baiklah," kata Billy mendekatkan bibirnya

Mereka berciuman cukup lama, entah sejak kapan Patt kini sudah berada di pangkuan Billy,  Billy memeluk erat tubuh Patt sedangkan Patt mencengkram rambut Billy seakan tak ingin menghentikan ciuman mereka.

"kau akan terlambat Jika kita meneruskan ini" ucap Patt mengakhiri sambil mengecup kening Billy

Billy semakin mengeratkan pelukannya.

aku tahu kau sedang belajar mencintaiku, dan kau hampir berhasil, batin Billy

Aku akan ke Dokter hari ini, rasanya dadaku bermasalah, dua hari yang lalu begitu sering sesak, sekarang malah berdetak tidak karuan, sepertinya aku sakit parah, Billy tak boleh tahu, batin Patt melepas ciuman di kening Billy




"Kak Devina, kalian akan benar-benar berlibur ?" tanya Marissa saat memasuki rumah itu

Billy dan Patt yang baru saja menuruni tangga menatap ke arah Marissa yang cemberut.

" tidak bisakah aku ikut saja dengan kalian ?" tanya Marissa merengek memegang tangan Patt

"kami akan bulan madu, bukan berlibur, kalau kamu ikut maka bukan bulan madu namanya" kata Billy menarik tangan Patt

"baiklah, baiklah," kata Marissa

"kak Devina!" panggil Marissa

Patt berbalik, membuat langkah Billy terhenti.

Marissa berhambur ke pelukan Patt dengan cepat.
" aku merindukanmu, sangat. Bukan tentang kak Billy, tapi tentang kakak. Aku salah selama ini ke kakak, aku bahkan mau rebut suami kakak, tapi ka' Dev tetap ga marah, maaf" kata Marissa

"ia, tapi maaf, aku tidak bisa mengizinkan kamu ikut, aku berjanji, ini hanya bulan madu sebelum kamu dan Billy menikah, I promise you that never honeymoon again" kata Patt

Marissa terkejut, bukan itu maksudnya. Ia bukan akan merengek ikut, ia cuma mencurahkan perasaannya.

" tidak, tidak. Marissa hanya mau bilang kalau Marissa itu sebenarnya.."

"marissa sebenarnya tidak ingin ikut" kata Billy memotong perkataan Marissa

Billy menatap  Marissa yang melotot ke arahnya,

"marissa, sebaiknya, jaga saja KANDUNGANMU!!" perintah Billy

"baiklah" kata Marissa terdiam

"mau oleh-oleh ?" tanya Marissa

marissa menggeleng,"pulang cepat saja, aku akan merindukan kak Dev. Bukan kak BILLY !!" kata Marissa kesal

"kakak pergi dulu ya" kata Patt memeluk Marissa









Roman Picisan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang