6 ~ Weekend and togetherness

713 30 1
                                    

Hari ini tepat 4 bulan pernikahan mereka, tak ada perubahan sejak 2 bulan yang lalu, Patt sibuk dengan pekerjaannya dan Billy juga lebih sering lembur di kantor. mereka seperti 2 orang yang tak saling kenal.

Namun, weekend ini, Billy menyiapkan perjalanan bulan madu ke luar negeri berdua dengan Patt.

Ia menyimpan Tiket pesawat mereka di atas bantal Patt.

"Besok aku tak bisa pergi, kau menjadwalkan perjalanan ini tanpa melihat jadwal ku. " kata Patt menyerahkan Tiket itu kembali ke tangan Billy

" tolong batalkan kontraknya Dua Hari ini,  saya akan membayar uang dendanya" kata Billy

"Billy aku tak ingin bertengkar sekarang, aku punya pekerjaan Besok" kata Patt jengah

" mamamu meminta aku mengajakmu bulan madu, aku tak mungkin menolaknya " kata Billy

"Aku akan bicara sama Mom kalau kita berdua sibuk" kata Patt

"Aku yang ingin bulan madu ku ni terlaksana, aku ingin memperbaiki hubungan kita, ini sudah bulan ke Dua rasanya aku tak memiliki istri. Aku ingin  minimal kita seperti dulu," kata Billy akhirnya jujur "tapi itu ide mamamu dan aku mengiyakannya" sambung Billy

"Baiklah" kata Patt "begini," sambungnya terduduk diatas pembaringan menatap Billy

Billy terlihat kaget dengan reaksi Patt.

" aku juga sudah muak bersikap seperti ini, aku serasa ingin pergi dari rumah ini, tapi kata mama Istri harus bersabar" katanya panjang lebar, Billy hanya menatapnya saja

" aku akan jujur padamu mulai sekarang, tapi setelah aku jujur nanti kamu juga harus jujur mengenai semua kehidupanmu" kata Patt

Billy terdiam.

"Ayo kamu juga duduk, kita harus serius membahas ini" kata Patt

Billy menurut, ia terduduk berhadpan dengan Patt. Lutut mereka bersentuhan, tangan Patt memegang tangan Billy dengan erat. Mata mereka saling memandang.

" Bill, sebenarnya aku betah tinggal dirumah ini karena aku menjadikanmu tameng dalam karirku, aku tahu kamu risih ketika aku memamerkanmu pada temanku, tapi aku sungguh suka kehidupanku sekarang. Apalagi jika kau tidak bersikap dingin lagi padaku" kata Patt "bagaimana tanggapanmu? " tanyanya

"Kerjakanlah apapun yang kau suka" kata Billy memandang Patt dengan intens

"Baiklah, terima kasih" kata Patt langsung mencium pipi Billy "sekarang giliranmu, ceritakan semuanya, tentang Marissa, tentang ketidaksukaanmu kepadaku, tentang sifatku, apapun itu, cerita, aku tidak akan marah" sambungnya

Patt tersenyum menatap Billy, rambutnya yang berwarna Grey membuat nya semakin manis.

" maaf, aku tak berniat mendiamimu, tapi berada seatap dengan orang yang baru ku kenal rasanya sulit untuk aku cepat beradabtasi, selama ini kau tidak mengangguku, sungguh" kata Billy terdiam

Ia melepas pegangan Patt ditangannya
" kalau kau bahagia menjadikan aku tameng di karirmu, atau senang jika kau memamerkan kekayaanmu keteman-temanmu..." kata Billy

"Kekayaanmu Billy, itu hartamu" ralat Patt De northerngan cepat

"Terserah kamu saja, yang jelas itu hak kamu karna kamu istriku, mungkin terlambat bagiku untuk minta maaf kepada kamu masalah ucapanku dua bulan yang lalu" kata Billy menatap ke arah lain "tapi aku sungguh minta maaf" sambungnya

Patt tersenyum,

"Kau.." Patt memegang rahang Billy dengan tangannya, mengelusnya lembut hingga Billy kembali menatapnya "sudah melalukan hal yang benar, aku memang salah karna terlalu banyak tak menggunakan tanganku sendiri, tapi lain kali jika kamu tidak suka dengan kelakuanku, kamu bilang sama aku baik-baik ya, jangan di depan pelayan, harga diriku mahal" kata Patt tertawa kecil di akhir ucapannya

Roman Picisan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang