Namikaze Hinata, berteriak memanggil sang dokter untuk masuk kedalam ruangan putri kecil dari pasangan Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura.
Dokter Toneri dan Hinata kini memasuki ruangan Sarada yang masih kejang kejang diatas ranjang. Monitor disamping tempat tidur itu mulai menunjukkan garis lurus, hal itu membuat Hinata semakin cemas. ‘Kami Sama, lindungi dia’
Dokter Toneri, kini menyuntikkan obat itu kepada tangan Sarada sehingga membuat gadis kecil itu berhenti kejang kejang. Dokter itu kini berbalik untuk menatap sosok Hinata. “Tolong sampaikan hal ini pada keluarga Uchiha. Jika Uchiha Sarada tidak mendapatkan pendonoran darah secepatnya, kondisi Sarada akan semakin memburuk”
Hinata mematung ditempat, helaian indigo miliknya bergerak mengikuti kepala yang menunduk. “Ha-haik, aku akan menyampaikannya” ujarnya sembari menatap high heels yang baru dibelikan Naruto.
“Saya permisi” setelah kepergian dokter Toneri, Hinata kini mendudukkan pantatnya pada kursi yang terletak disamping ranjang rumah sakit yang ditempati gadis kecil Uchiha.
Tangan mungil milik Hinata mengusap lembut pipi putih Sarada, ia tersenyum memandang wajah cantik dari sosok yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. “Sarada~ kami semua disini menunggumu untuk membuka mata” Hinata tersenyum lembut memandang Sarada, tangannya beralih mengusap helaian hitam Sarada. “Cepatlah sembuh nak~”
DRRRT DRTT
Namikaze Hinata, merogoh smartphone yang bergetar didalam saku rok miliknya. Setelah membuka lock screen pada ponselnya, Manik berwarna Amethyst itu bergerak membaca nama sang pemanggil yang tertera dilayar ponsel miliknya.
“Moshi moshi”
“................”
“Ahh ya Ayame san, arigatou.”
“.................”
“Baiklah, aku akan menyusul Naruto kun terlebih dulu”
“...........”
TUUUT TUUT TUUT
Hinata menghela nafas setelah menerima telefon dari asisten rumah tangganya. Dirinya kini bangkit dari posisi duduknya dengan hati hati, mengingat kini ia tengah hamil tua. Kaki jenjang wanita Namikaze itu hendak melangkah, namun sebuah tangan kecil yang mencengkeram lengannya berhasil membuatnya terhenti dan menoleh. “Kaa san~”
Manik lavender itu membulat mendengar suara lirih dari Putri kesayangan Uchiha itu, manik mutiara keunguan itu menangkap pergerakkan kecil dari kedua kelopak mata Sarada yang mulai terbuka. “Sarada?!”
-oOo-
Uchiha Sakura mulai memasuki ruangan suaminya dirawat, langkah kakinya terhenti saat manik sehijau daun itu menangkap sosok suaminya yang tengah berpelukkan dengan sahabat baiknya. Dan lagi lagi air matanya keluar saat Sasuke membuka suaranya.
“Terimakasih Naruto” Sasuke kini melepaskan pelukkan dirinya dan Naruto “Aku sudah berjanji untuk bersama Sakura dialtar pernikahan” Sasuke menunduk menatap selimut yang menutupi bagian kaki kekarnya. “Meskipun aku pernah mengkhianati janji itu” tangannya meremas pelan selimut putih guna melampiaskan rasa kekesalan pada dirinya saat mengkhianati sang istri. Sasuke kini mendongkak sebelum membuka suara “Tapi, janji tetaplah janji bukan? Dan aku masih punya kesempatan untuk bisa membatalkan sidang perceraian itu” Senyuman tulus terpati diwajah Sasuke, hal itu membuat Naruto yang tengah menatapnya ikut tersenyum. “Kali ini aku akan membahagiakannya, karena aku mencintainya” Naruto maupun Sakura terkejut ditempat yang berbeda saat mendengar pernyataan dari sosok irit bicara diranjang rumah sakit. “Aku tak ingin mengecewakan orang yang telah tulus mencintaiku”
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family
Fanfiction• SasuSaku Fanfiction • [Completed WAF] Berselingkuh dengan Uzumaki Karin sukses membuat keluarga kecil Sasuke menjadi taruhannya. Keluarga kecil yang terbina kasih sayang dan cinta, hancur begitu saja karena Sasuke telah masuk kembali ke dalam pe...