TPOMG; Bab 4

696 50 12
                                    

KRINGGG!!! KRINGGG!!!

Bel sekolah berbunyi 2x, itu artinya waktu istirahat ke-2 bagi seluruh warga sekolah.

"YEESSS!!! PULANG!" Fauzan menggebrak meja dengan riuhnya. "MARI KITA PULANGG!!"

"Heh, kata siapa pulang?!" sahut Bu Ida diambang pintu.

"Kata saya, baru aja, Bu." balas Fauzan dengan nada senangnya, tapi terdengar menjengkelkan bagi Bu Ida.

"Kamu pulang, saya gorok." ucap Bu Ida dengan lengan ditaruh di leher lalu digerakkan seperti 'menggorok' orang.

Fauzan hormat, "Siap, Bu!" Bu Ida pun berlalu.

Fauzan segera merapihkan barang-barangnya yang ada di atas meja, "Balik, balik."

Isna menatap Fauzan heran, "Kok pulang?"

Fauzan yang merasa ditanyain oleh Isna pun tersenyum, "Iya, soalnya laper."

"Klasik." sahut Tiara datar tanpa menoleh dan tetap fokus ke hpnya.

"Gak sholat Dzuhur dulu?" tanya Isna lagi, Fauzan makin kesemsem dengan Isna yang menurutnya imut.

Fauzan menggeleng sedih, "Iqro aja belum tamat. Gimana mau sholat pasti masih ecek-ecek."

"Astagfirullah, jadi kamu gak tau cara sholat?!" Isna jadi geram sendiri.

"Tau si, cuma gerakannya doang." balas Fauzan yang terlalu jujur.

Isna tak percaya, masih ada saja manusia yang tidak tahu tata cara sholat. Anak jaman sekarang, lebih mementingkan duniawi daripada akhirat.

"Gimana kamu mau bisa jadi Imam buat keluarga, kalo kanu nggak bisa sholat." celutuk Isna dengan gelengan masih tak menyangka.

Fauzan yang mendengar itu sangat senang dan memekik, "Jadiii, ini semacam kode???" goda Fauzan dengan senyum sumringahnya.

"Asik, Isna. Masa mau sih sama si Fauzan? Gak salah milih cowo?" Tiara juga ikut antusias karena ucapan Isna tadi.

Isna langsung menggeleng cepat, maksudnya bukan seperti yang Fauzan dan Tiara tangkap. Isna pun menjelaskan, "Bukan gitu, jadi maksud aku kalo kamu udah nikah terus kamu belum bisa sholat, gimana caranya kamu jadi Imam buat keluargamu? Sedangkan kamu aja belum bisa sholat."

Penyataan Isna sangat menohok di hati Fauzan, dia baru pertama kali dibaperin seorang cewek lalu dijatuhkan juga oleh seorang cewek. "Sakit sebenernya, yaudah gue pulang, bye." Fauzan pun berlalu keluar kelas dengan menenteng tasnya lesu.

Noval berlari ingin mengejar Fauzan, tapi dia berhenti di meja Isna sebentar, "Mantab, Isna. Siapa tau dia tobat gara-gara ucapan lo." Noval pun berlari lagi meninggalkan kelas dengan membawa tas sambil berteriak, "ZAANN, TUNGGU!"

"Aminin aja." ucap Tiara setelah mendengar kalimat dari Noval.

Isna melihat kepergian Noval sampai depan pintu, dia pun menoleh ke Tiara, "Mereka bandel banget ya?"

Tiara tersenyum, betapa polosnya teman barunya ini, "Butuh diceritain?"

Isna langsung menggerakkan telapak tangannya dan menggelengkan kepala, "Gak boleh ngomongin orang, takut jatohnya fitnah kalo salah."

Tiara pun yakin, dia akan mendapat ceramahan setiap harinya jika salah berbicara kepada Isna.

***

"Zan?" Noval memanggil Fauzan, sekarang mereka berada di tempat tongkrongan—tepatnya di stasiun kereta yang sudah tak digunakan lagi.

"Fauzan?" Noval mengulangi, tetapi Fauzan menghiraukannya.

"Gue yakin, dia kesetanan gara-gara tuh cewek," ujar Noval kepada teman tongkrongannya yang lain.

"Fauzan ngedeketin cewek? Seriusan?" sahut pria sambil menyalakan korek api lalu mengarahkan ke mulutnya yang sudah ada rokok sebatang.

"Iye, Bang. Ceweknya alim lagi, mana pantes sama dia yang berandal gini." balas Noval yang mulai mengepukkan asap rokoknya dengan santai. "Bang Fred, jadi gak tar malem?"

"Alim?" cowok yang dibilang Bang Fred sama Noval itu sempat termenung, "Woyyy! Jagoan. Lagi suka sama cewek alim?" Bang Fred pun menepuk bahu Fauzan lumayan keras membuat yang ditepuk terdorong ke depan.

Bang Fred, lelaki yang umurnya 5 tahun di atas Fauzan dan Noval. Mereka berteman sejak Fauzan dan Noval masih SMP kelas satu. Lelaki itu tidak melanjutkan kuliahnya dan hanya bisa menikmati hidup semata dalam dunia. Bang Fred juga orang yang mandiri dan tajir, tidak salah kalau dia sering mentraktir Fauzan dan Noval kalau sedang mengumpul.

Fauzan mengaduh sambil mengusap bahunya, "Sakit, Bang." Fauzan kembali membetulkan posisinya yang tadinya jatuh terus duduk, "Nggak, biasa aja."

Noval menimpuk kerikil ke arah Fauzan, "Alah, tadi sok modus aja."

"Gue kira, lo demennya juga sama yang semok, bohai, caem." ujar Bang Fred seraya melempar putung rokoknya ke bawah kaki lalu dia pun menginjaknya.

Fauzan terkekeh, "Demen aja si gue mah, wajar aja kalo gue demen kaya gitu, berarti gue normal."

Noval dan Bang Fred tertawa dan bertepuk tangan heboh, "Udah gede ternyata!"

"Acara ntar minggu depan, mau clubing dimana?" tanya Fauzan yang mengganti topik.

"Mana aja, yang bisa nyegerin mata." jawab Bang Fred.

"Kalo dia tau gue ke club, dia bakal marah nggak, ya?" tanya Fauzan entah kesiapa, sekarang dia senyum-senyum sendiri.

Noval tersenyum jahil, dia tahu siapa yang dimaksud oleh Fauzan, "Cieee, sama si Isna."

Bang Fred tiba-tiba tercenung mendengar nama seorang perempuan yang dilontarkan oleh Noval, dia seperti mengenal nama tersebut tetapi otaknya tidak bisa berkerja untuk memikir sekarang.

***

VOMMENT

My Heaven PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang