"Iya, si Isna. Dia cantik banget kan, solehah lagi." puji Fauzan yang sekarang sedang memikirkan wajah teduh milik Isna, "gue ajakin pacaran, bakal mau nggak, ya?"
"Eleh, tadi dibilang biasa aja. Sekarang kok malah ngajakin pacaran." celoteh Noval, "mana mau cewek alim kaya dia pacaran,"
"Yaudah, gue jadiin badgirl aja." ceplos Fauzan.
Bang Fred menjitak kepala Fauzan, "Si bego, ada juga lo ngerubah dia biar jadi lebih baik lagi."
Noval mengangguk setuju, "Iya, bukan dijadiin boneka untuk dimainin."
"Harus, ya? Berarti gue wajib bisa ngaji dan sholat?" tanya Fauzan mengeluh.
"Itu wajib bagi umat Islam kalo ngaji sama sholat." jawab Bang Fred.
Noval terkekeh mendengar jawaban Bang Fred, "Emang lo bisa sholat sama ngaji, Bang?"
"Enggak." jawab Bang Fred tertawa.
"Heran gue, orang-orang kok pada muji Tuhannya, belum tentu Tuhan bakal ngabulin doa kita." cicit Fauzan yang langsung dipelototi oleh Bang Fred dan Noval.
"Bahasa lo serem banget kalo udah ngomongin agama." balas Noval berdecak.
"Jangan gitu, Zan. Kita sebagai umat manapun harus inget Tuhan." tambah Bang Fred.
Fauzan tertawa getir, "Haha, Bang. Lo aja jarang solat gimana mau inget Tuhan."
Allahu Akbar
Allahu AkbarAzan Ashar telah berkumandang, ketiga orang tersebut diam dan hanyut dalam pikiran masing-masing.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka serempak menyahut, "Mau nyobain sholat?"
***
Mereka bertiga telah berada di depan masjid yang tak jauh dari stasiun kereta alias tempat tongkrongan mereka. Tetapi, mereka kebingungan dengan gerakan solatnya, apalagi bacaan doanya.
"Gimana? Lo tau cara sholat?" tanya Bang Fred yang membenarkan bentuk sarungnya.
"Anjir, dapet sarung darimana?" tanya Fauzan yang menyisir rambutnya yang basah dengan jarinya.
"Ngambil digantungan rumah orang, yaudah gue pinjem bentar." jawab Bang Fred.
Noval tertawa terbahak, "Ebusett, gue kira lo kemana ngilang tiba-tiba. Ternyata nyolong sarung."
"Minjem bukan nyolong." Bang Fred mengoreksi.
"Tadi gue wudhu cuma basuh muka, kepala, tangan, kaki doang masa. Sah gak, si?" cicit Fauzan yang terlalu jujur.
"Selow, gue juga gitu." ucap Bang Fred.
"Gue lumayan pinter dikit lah dari kalian tentang cara wudhu." Noval berujar bangga.
"Eleh, yaudah, ayok masuk." Fauzan berjalan duluan masuk ke halaman masjid. Fauzan melihat masih banyak orang dari jendela masjid, "Eh, masih banyak orang lagi sholat. Ntaran aja lah,"
Bang Fred dan Noval pun mengganguk, lalu mereka pun duduk di samping pintu masjid.
Beberapa menit kemudian, semua orang yang ada di dalam masjid keluar dengan tertib. Fauzan, Noval dan Bang Fred langsung berdiri.
Mereka pun masuk ke dalam masjid saat semua orang telah pergi, mereka juga tidak mengucapkan salam. Mereka melihat satu orang pria yang duduk bersila dan menggoyangkan tubuhnya kecil sambil berkomat-kamit, mungkin sedang berzikir.
"Assalamu'alaikum. Pak Ustad." Bang Fred menyapa dengan nada tak enak karena beliau sedang berzikir. Bang Fred pun menyalimi tangan Pak Ustad, diikuti oleh Fauzan dan Noval.
"Wa'alaikumsalam." balas Pak Ustad, "Udah selesai sholatnya?"
Bang Fred dan Noval terlihat bingung ingin menjawabnya, tapi Fauzan pun menyahut, "Belum, Pak. Kita gak bisa sholat." kali ini, Noval dan Bang Fred merutuki betapa bodohnya Fauzan.
Pak Ustad hanya tersenyum simpul, "Mau diajari?"
Noval menggaruk tengkuknya, dia menjawab dengan ragu, "Bol—"
"Sebenarnya males, Ustad. Tapi gapapa dah belajar sholat sekali-kali." sahut Fauzan cepat, Noval dan Bang Fred menunduk malu lalu bersumpah serapah karena kebodohan Fauzan.
***
Cukup banyak yang mau cerita ini dilanjut. Yaudah diriku lanjut deh wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven Princess
Teen FictionGANTI JUDUL JUDUL AWAL: The Power Of Muslim Girl Fauzan tidak menyangka bahwa ada bidadari di sekolahnya. Dia mendekati Isna, seorang murid baru yang ada di sekolah Fauzan, dulu Isna mantan anak pesantren, tetapi karena akhlak agamanya sudah bagus...