Bab 22 - END

113 9 0
                                    

Noval yang kebangun dari tidur lelapnya, terbangun karena ada rasa yang tidak enak dari hatinya. Pikiran Noval langsung tertuju pada Fauzan.

Kenapa sama si Fauzan? Kok gue ngerasa ada hal aneh. Ia membatin.

Buru-buru Noval mengambil ponselnya di atas nakas, ia melihat pesan masuk dari Fauzan.

From: Fauzan

Text:
Sekarang lo ke Jalan Teratai, gue tunggu lo😘
20.02

Yeeu bangke salah emot👽👽👽
20.03

Noval tertawa kecil karena pesan terakhir Fauzan. Ia segera bergegas karena Fauzan menyuruhnya ke Jalan Teratai.

Noval menaikki motor gedenya dan meninggalkan perkarangan perumahannya dengan cepat. Tak lupa, ia pergi ke rumah Bang Fred terlebih dahulu.

Lima belas menit kemudian, ia telah sampai, Noval mengetok pintu dengan tergesa dan merasa panik.

Bang Fred membuka pintu, ia juga kaget kenapa Noval malam-malam tumben ke sini dengan wajah yang panik juga.

Belum sempat bicara, Noval berkata. "Buruan! Kita harus ke Jalan Teratai! Gue... gue punya perasaan nggak enak soal Fauzan."

Mendengar nama Fauzan, Bang Fred segera mengambil jaket dan helm. "Ayo buruan! Gue nebeng aja sama lo. Motor gue udah masuk kandang."

Noval mengangguk. Mereka segera melaju menuju Jalan Teratai. Di tengah perjalanan, mereka melihat ambulan lewat dengan kecepatan yang tinggi, bunyi sirine dari mobil tersebut membuat perasaan Noval jadi tambah khawatir.

"Bang?"

"Hah?"

"Lo ngerasa aneh nggak sih sama Ambulan itu?" tanya Noval.

"Nggak. Kenapa?" Bang Fred nanya balik.

"Semoga perasaan gue nggak bener." gumam Noval.

Dilihat dari kejauhan, di Jalan Teratai terlihat banyak orang yang berkerumunan. Juga ambulan yang tadi dilihat Noval.

"Eh itu ada apaan rame-rame di Jalan Teratai," ucap Bang Fred.

Segera Noval memacu kendaraan lebih cepat. Mereka berdua turun dan melihat Isna di sana. Diikat di pohon.

"Isna, lo kenapa bisa di sini?" tanya Fauzan sambil melepaskan ikatannya.

Noval membuka lakban hitam yang menutup mulut Isna. "Maaf ya, Na."

Setelah terlepas, Isna berkata dengan sangat lirih. "Fau... Fauzan." Isna tak bisa menahan tangisnya.

"Maksud lo? Fauzan? Fauzan di sana?" Noval menunjuk orang yang berkerumunan itu.

Isna mengangguk dan langsung berlari ke sana. Diikuti Noval dan Bang Fred.

Isna, Fauzan dan Bang Fred menerobos police line. Fauzan baru saja mau dimasukkan ke dalam mobil ambulan.

Noval menangis karena perasaan tidak enak yang ia rasakan benar-benar terjadi. Bang Fred mengelus pundak Noval lembut.

Isna menatap Fauzan lekat dan dalam. Wajah Fauzan yang sudah terbalur oleh darah segar dan darahnya terus mengalir dari kepalanya.

"Maafin Isna ya, Zan..." lalu Fauzan langsung dimasukkan ke dalam mobil ambulan.

***

Dokter dan Suster berusaha sekuat tenaga untuk operasi Fauzan. Darahnya mengalir terus, meski sudah ditambal. Jantungnya sangat lemah, persentase kehidupannya sangat tipis juga.

Hingga, alat itu menunjukkan garis lurus dan berbunyi 'Tuuuutttt.....'

"Innalillahi wa innailahi ro'jiun." Dokter menutup kain hingga kepala Fauzan.

Di luar ruang operasi, Mama Fauzan, Noval, Bang Fred dan Isna menunggu di luar ruang operasi dengan perasaan cemas.

Dokter keluar dengan raut wajah sedih.

"Gimana keadaan anak saya?"

"Maaf kami tidak bisa menyelamatkannya. Benturan di kepalanya sangat keras, hingga darah keluar sangat banyak."

Mama Fauzan langsung pingsan. Dan yang berada di sana juga langsung terduduk lemas dan tidak percaya.

***

Hari ini, hari di mana Fauzan beristirahat selamanya. Tanah basah dengan taburan bunga yang menghiasi 'tempat' itu.

Fauzan telah pergi jauh. Meninggalkan kenangan tersendiri. Tiara yang berada di samping Isna mengusap-usap punggung Isna.

Tidak ada lagi yang rusuh di kelas, tidak ada lagi tawanya, candanya, godaannya–eh? Sekarang, Isna hanya bisa mendoakan Fauzan.

Kini Fauzan sudah tenang di alam sana. Fauzan juga pasti merasa senang karena selama ini cintanya terbalas oleh Isna, tetapi hanya karena trauma Isna di masa lalu, Isna jadi tidak berani berpacaran lagi.

Fauzan juga banyak belajar hal dari Isna. Mulai dari mengaji, solat, dan rasa cinta.

***

Tamat.

Akhirnya cerita ini tamat juga yaaa!

Maaf kalo jauh dari ekspetasi kalian, cerita ini masih banyak kekurangan dan lagi tahap belajar juga.

Fyi, cerita ini aku amati dari kisah nyata. yaaa, dari kisah kids zaman now, tentang pergaulan bebas gitu.

Ambil positifnya. Buang negatifnya.

Rencana aku mau bikin cerita baru lagi tentang islam juga.

Sama bikin cerita horor baru! Jangan lupa baca cerita sebelah ya. Grandma's House.

-Lv, me.

My Heaven PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang