Sekarang Fauzan berada di belakang sekolah, tempatnya sepi. Dia melamun di sana, meratapi nasibnya yang sudah ditolak oleh gadis yang ia cintai.
Kemudian Fauzan menendang rumput-rumput yang tidak bersalah itu, mendumel tidak jelas dan rasa deg-degan masih ada juga.
Baru kali ini Fauzan ditolak seorang cewek. Baru kali ini juga ia merasa sakit hati.
Nasib, nasib. gumam Fauzan.
Pluk!
Seseorang menepuk pundak Fauzan agak kasar, hingga ia sedikit tersungkur. Fauzan menoleh dan mengernyitkan dahinya heran, ia tak mengenal pria yang menepuknya tadi.
"Siapa lo?" tanyanya.
"Nggak perlu tau gue siapa, yang harus lo tau cewek lo ada di gue," ucap pria itu sarkas.
Fauzan melongo. Ia malah bingung. Mana punya dia cewek. Tapi dengan spontan Fauzan menjawab.
"Ada hubungan apa lo sama Isna?" Fauzan langsung menutup mulutnya.
"Gue cuma mau ajakin lo balap liar aja. Lo kalah, Isna milik gue."
BUUGGHH!!!
Satu pukulan mulus tepat di pipi pria tersebut, darah langsung keluar dari sudut bibirnya. Pria itu tersungkur ke tanah, merintih kesakitan.
"MAKSUD LO APA! BAWA-BAWA ISNA LAGI!" Fauzan menarik kerah baju pria tersebut.
Pria itu tidak tinggal diam. Ia menendang 'anu' Fauzan dengan sekuat tenaga yang membuat Fauzan kesakitan.
"WADOOHH! SAKIT WOY!" teriak Fauzan.
Pria itu segera berdiri dan berlari. Dengan lantang ia berkata. "Gue tunggu lo di Jalan Teratai malam ini!"
***
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, sudah hampir seperapat malam. Fauzan duduk di tepi kasur dan melamun soal pria yang tadi siang mencari ribut dengannya.
Fauzan mengacak rambutnya asal dan berdiri dengan gusar. "ARGHH!!! Ngapain sih gue mikirin tuh orang."
Buru-buru Fauzan mengambil ponselnya dan men-chatting seseorang.
To: Novalll
From: FauzanText:
Sekarang lo ke Jalan Teratai, gue tunggu lo😘
20.02Send!
Fauzan kembali melihat isi pesan tersebut. Matanya mendelik jijik lalu ia kembali mengetik pesan.
Yeeu bangke salah emot👽👽👽
20.03Send!
"Gue yakin, tuh anak udah tidur." Fauzan melirik ke arah jam dinding. "Yaelah, masih pagi ini mah!"
Padahal sekarang jam sembilan malam.
Fauzan mengambil jaket dan kunci motornya. Ia segera berangkat menuju alamat yang pria itu kasih. Ada perasaan tidak enak di hatinya.
Mungkin pria itu tidak bohong soal Isna. Bahwa ia akan mencelakakan Isna. Dengan perasaan geram, Fauzan melajukan motornya dan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.
***
Saat sudah sampai tujuan, tempat ini ramai. Ramai dengan orang-orang seperti ingin menonton balap motor!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven Princess
Teen FictionGANTI JUDUL JUDUL AWAL: The Power Of Muslim Girl Fauzan tidak menyangka bahwa ada bidadari di sekolahnya. Dia mendekati Isna, seorang murid baru yang ada di sekolah Fauzan, dulu Isna mantan anak pesantren, tetapi karena akhlak agamanya sudah bagus...